Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2022

Sabar dan Syukur.

Artikel ini mulai ditulis pada hari Selasa tanggal 30 Syawal 1443 H yang bertepatan dengan tanggal 31 Mei 2022 Masehi, pukul 10.32 WIB. Bissmillah walhamdulillah wa shallatu was sallam ala rasulillah. Dari Shuhaib, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), “Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruh urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999) Imam Al-Munawi berkata dalam Faidhul Qadir , “Keadaan seorang mukmin semuanya itu baik. Hanya didapati hal ini pada seorang mukmin. Seperti itu tidak ditemukan pada orang kafir maupun munafik. Keajaibannya adalah ketika ia diberi kesenangan berupa sehat, keselamatan, harta dan kedudukan, maka ia bersyukur pada Allah atas karunia tersebut. Ia akan dicatat termasuk orang yang bersyukur. Ketika ia ditimpa musiba

Jiwa Kepemimpinan yang Baik (bagian ketiga)

Artikel ini mulai ditulis pada hari Kamis tanggal 11 Syawal 1443 H yang bertepatan dengan tanggal 12 Mei 2022 Masehi, pukul 10.45 WIB. Bissmillah walhamdulillah wa shallatu was sallam ala rasulillah.   4)   Tidak Terlalu Membutuhkan pada Bawahan. Idealnya seorang pemimpin tidak boleh terlalu akrab dengan bawahan sehingga bawahan tidak bisa menjaga sopan santun dan bersikap terlalu santai kepadanya ataupun bersikap terlalu kaku sehingga ada jarak dengan bawahan. Pemimpin harus mempunyai wibawa sehingga semua perintahnya bisa dilaksanakan dan dihormati, serta di sisi lain pemimpin juga harus tetap ramah sehingga bawahan merasa nyaman berada di dekatnya. Penjabaran lebih jauh tentang hal itu adalah pemimpin harus bisa bersikap tidak terlalu membutuhkan bawahan. Sikap tidak butuh bawahan bukan berarti pemimpin harus bersikap egois. Tapi sikap tidak butuh bawahan harus ditunjukan oleh pimpinan dalam rangka menjaga wibawanya. Secara umum, hubungan atasan-bawahan harus terjalin