Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

Jiwa Kepemimpinan yang Baik (bagian kedua)

Artikel ini mulai ditulis pada hari Rabu tanggal 1 Safar 1443 H yang bertepatan dengan tanggal 8 September 2021 Masehi, pukul 10.35 WIB.   Bissmillah wa shallatu was sallam ala rasulillah. Walhamdulillah , Allah mudahkan kami untuk bisa melanjutkan tulisan dengan judul Jiwa Kepemimpinan yang Baik . Secara sederhana, tulisan tersebut kami buat untuk merangkum beberapa sifat dan/atau karakter seorang pemimpin yang idealnya ada serta melekat pada seseorang yang Allah takdirkan untuk mengemban amanah jabatan, di level apapun, khususnya dalam konteks organisasi publik di Indonesia. Tulisan ini tentu masih sangat jauh dari kata ilmiah, ini hanya sekadar curahan berdasarkan pengalaman pendek kami sebagai seorang staf pelaksana selama kurang lebih tujuh tahun di dunia birokrasi Indonesia. Oleh karena itu, faktor subjektivitas akan sangat terasa. Tapi, kami tak ingin putus harapan, berharap yang sedikit ini bisa memberi pencerahan. *** 3) Pengambilan Keputusan (Decision-making) Be

Supervisor dan Verifikator

Artikel ini mulai ditulis pada hari Selasa tanggal 3 Zulhijah 1442 H yang bertepatan dengan tanggal 13 Juli 2021 Masehi, pukul 11.12 WIB. Bissmilllah was shalatu was salam ala rasulillah ,   Berdasarkan Buku Petunjuk Verifikator Sistem Seleksi Calon ASN Tahun 2021 yang diterbitkan oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN), proses seleksi administrasi bagi seluruh peserta yang ingin menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dilakukan secara daring. Sehingga peserta tidak lagi harus mengirimkan berkas secara fisik tapi peserta cukup mengunggah seluruh dokumen yang dipersyaratkan dalam bentuk salinan elektronik (softcopy).   Proses verfikasi yang dilakukan oleh verifikator dan supervisor masing-masing instansi dilakukan secara daring, sehingga proses seleksi administrasi bagi Calon PNS di seluruh instansi di Indonesia telah dilaksanakan dengan konsep paperless. Memudahkan peserta dan juga memudahkan panitia, insyaallah.   Merujuk kepada beberapa penjelasan di dalam Buku Petunjuk Verifika

Jiwa Kepemimpinan yang Baik

  Artikel ini mulai ditulis pada hari Selasa tanggal 26 Dzulqadah 1442 H yang bertepatan dengan tanggal 7 Juli 2021 Masehi, pukul 11.44 WIB.   Bissmilllah was shalatu was salam ala rasulillah ,   Kami pribadi memandang bahwa sepesat apapun perkembangan teknologi, urusan kepegawaian atau manajemen sumber daya manusia (MSDM) akan terus dibutuhkan karena manusia adalah sumber utama dalam menjalankan sebuah organisasi.   Setidaknya sampai dengan detik ini, kita semua harus mengakui bahwa kehadiran manusia, entah itu dalam jumlah yang banyak atau sedikit, tetap diperlukan dan tetap memegang peranan krusial dalam setiap organisasi.   Kalimat di atas akan semakin relevan apabila organisasi yang kita bicarakan adalah organisasi publik atau yang biasa disebut dengan birokrasi, khususnya di pemerintahan Indonesia.   Bahkan di level internasional, Korea Selatan dan Singapura adalah dua negara yang mampu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat ketika pemerintahannya diisi o

Surat Menteri Dalam Negeri tentang Penyederhanaan Birokrasi (Sebuah Opini)

  Artikel ini mulai ditulis pada hari Selasa tanggal 23 Syaban 1442 H yang bertepatan dengan tanggal 6 April 2021 Masehi, pukul 13.29 WIB.   “Bola panas” kebijakan penyederhanaan birokrasi kini mulai bergulir ke pemerintah daerah (Provinsi, Kabupaten, dan Kota). Hal itu mulai “resmi” digulirkan seiring dengan dibuatnya Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 130/1970/OTDA tanggal 26 Maret 2021 hal Penyederhanaan Birokrasi pada Jabatan Administrasi di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota . Surat tersebut ditujukan kepada seluruh Gubernur dan Bupati/Walikota di seluruh Indonesia.   Melalui surat tersebut maka hasil akhir atau bukti dilaksanakannya penyederhanaan birokrasi di pemerintah daerah adalah dengan dilakukannya proses penyetaraan jabatan administrasi ke dalam jabatan fungsional. Hal itu harus dilakukan paling lambat pada minggu keempat bulan Juni 2021.   Sebagaimana disebutkan di awal Surat, perintah untuk melakukan penyederhanaan birokrasi bagi pemerinta

Kementerian Triumvirat

  Artikel ini mulai ditulis pada hari Senin tanggal 16 Syaban 1442 H yang bertepatan dengan tanggal 29 Maret 2021 Masehi, pukul 13.22 WIB.   Berdasarkan Pasal 8 ayat (3) Undang-undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945, disebutkan bahwa Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Pertahanan bisa untuk menjadi pelaksana tugas kepresidenan secara bersamaan apabila Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, dan/atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan.   Kementerian Luar Negeri, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Pertahanan menjadi tiga Kementerian yang secara khusus nomenklatur kementeriannya disebutkan dengan tegas dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.   Merujuk pada salah satu artikel di Wikipedia ( https://id.wikipedia.org/wiki/Triumvirat ), tiga orang/lembaga yang pada satu waktu menjadi penguasa disebut dengan istilah triumvirat. Triumvirat sendiri berasal dari bahasa latin

Takdir dan Qanaa'ah

Artikel ini mulai ditulis pada hari Senin tanggal 8 Syaban 1442 H yang bertepatan dengan tanggal 22 Maret 2021 Masehi, pukul 11.02 WIB.   Tulisan ini banyak mengambil faidah dari kajian Ustaz Firanda Andirja, hafizahullah , yang berjudul TAKDIR ( https://www.youtube.com/watch?v=aSg7or4BCRs ). Bahkan, atas izin Allah ta’ala , kami pribadi banyak mengambil mutiara ilmu dan nasihat dari beliau, hafizahullah . Semoga Allah ta’ala panjangkan umur beliau dan kita semua dalam ketaatan. *** “Qanaa’ah adalah harta terbesar untuk bisa menjalani kehidupan ini dengan tenang dan nyaman. Cermin dari bersihnya hati dan pikiran. Wallahu’alam , bahkan menurut kami pribadi, sifat qanaa’ah adalah buah dari aqidah yang benar. Karena tanpa keyakinan yang benar terhadap takdir, maka rasa-rasanya kita akan sulit untuk bersikap qanaa’ah . ”   Beriman kepada takdir adalah salah satu Rukun Iman, sehingga takdir bukan hal remeh. Kita harus meluangkan waktu khusus untuk belajar memahami takdir seh