Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2021

Kementerian Triumvirat

  Artikel ini mulai ditulis pada hari Senin tanggal 16 Syaban 1442 H yang bertepatan dengan tanggal 29 Maret 2021 Masehi, pukul 13.22 WIB.   Berdasarkan Pasal 8 ayat (3) Undang-undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945, disebutkan bahwa Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Pertahanan bisa untuk menjadi pelaksana tugas kepresidenan secara bersamaan apabila Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, dan/atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan.   Kementerian Luar Negeri, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Pertahanan menjadi tiga Kementerian yang secara khusus nomenklatur kementeriannya disebutkan dengan tegas dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.   Merujuk pada salah satu artikel di Wikipedia ( https://id.wikipedia.org/wiki/Triumvirat ), tiga orang/lembaga yang pada satu waktu menjadi penguasa disebut dengan istilah triumvirat. Triumvirat sendiri berasal dari bahasa latin

Takdir dan Qanaa'ah

Artikel ini mulai ditulis pada hari Senin tanggal 8 Syaban 1442 H yang bertepatan dengan tanggal 22 Maret 2021 Masehi, pukul 11.02 WIB.   Tulisan ini banyak mengambil faidah dari kajian Ustaz Firanda Andirja, hafizahullah , yang berjudul TAKDIR ( https://www.youtube.com/watch?v=aSg7or4BCRs ). Bahkan, atas izin Allah ta’ala , kami pribadi banyak mengambil mutiara ilmu dan nasihat dari beliau, hafizahullah . Semoga Allah ta’ala panjangkan umur beliau dan kita semua dalam ketaatan. *** “Qanaa’ah adalah harta terbesar untuk bisa menjalani kehidupan ini dengan tenang dan nyaman. Cermin dari bersihnya hati dan pikiran. Wallahu’alam , bahkan menurut kami pribadi, sifat qanaa’ah adalah buah dari aqidah yang benar. Karena tanpa keyakinan yang benar terhadap takdir, maka rasa-rasanya kita akan sulit untuk bersikap qanaa’ah . ”   Beriman kepada takdir adalah salah satu Rukun Iman, sehingga takdir bukan hal remeh. Kita harus meluangkan waktu khusus untuk belajar memahami takdir seh

Kita dan Raja Dunia itu Sama

Tulisan ini mulai ditulis pada hari Jumat tanggal 5 Syaban 1442 H yang bertepatan dengan tanggal 19 Maret 2021 Masehi, pukul 14.36 WIB.   Dari Abū Hurairah, ia berkata, Rasūlullāh, shallallahu alaihi wa sallam, bersabda (yang artinya), “Lihatlah kepada yang di bawah kalian dan janganlah kalian melihat yang di atas kalian, sesungguhnya hal ini akan menjadikan kalian tidak merendahkan nikmat Allāh yang Allāh berikan kepada kalian.” (HR Muslim No. 2963)   Ustaz Firanda Andirja, hafizahullah , di dalam tulisannya ( https://firanda.com/1760-penjelasan-hadits-adab-akhlaq-bulughul-maram-4-pandanglah-orang-yang-di-bawahmu-dalam-masalah-dunia.html ), menjelaskan makna hadits di atas dengan sebuah paragraf yang indah, hadits ini mengajarkan kepada kita agar dalam masalah dunia hendaknya kita melihat ke bawah. Bagaimanapun kekurangan yang ada pada diri kita dalam masalah dunia, pasti masih ada orang lain yang lebih parah daripada kita. Lihatlah kita sekarang dalam keadaan sehat, al

Manajemen Talenta dalam Ringkasan

Ringkasan ini mulai ditulis pada hari Sabtu tanggal 16 Jumadil Akhir 1442 H yang bertepatan dengan tanggal 30 Januari 2021 Masehi, pukul 06.30 WIB.   Apa itu sistem merit? Sistem merit dapat dipahami secara sederhana sebagai sebuah kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja masing-masing Pegawai ASN. ( Pasal 1 angka 7 Permenpan 40/2018 )   Sebagai sebuah kebijakan maka sistem merit harus diterapkan dalam seluruh aspek manajemen SDM, dari mulai (1) perencanaan kebutuhan, (2) pengadaan, (3) pengembangan karier, (4) promosi dan mutasi, (5) manajemen kinerja, (6) penggajian, penghargaan, dan disiplin, (7) perlindungan dan pelayanan, serta (8) sistem informasi. ( Pasal 6 ayat 2 Permenpan 40/2018 )   Di dalam tulisan ini, kami akan mencoba untuk langsung fokus membahas tentang aspek pengembangan karier. Di dalam aspek pengembangan karier terdapat sub-aspek manajemen talenta dan rencana suksesi. ( Pasal 11 ayat (1) Permenpan 440/2018 )

Tentang Aku, Kau dan Dia

Ketika kau datang menyapa, sesaat kemudian sesak langsung terasa di dada.   Tapi sisi lain ruang hati, justru menyambut kau dengan bahagia.   Kau hadir, seakan menjadi alasan bagi jiwa untuk sejenak melepas dahaga. Meneguk segelas dosa.   Lalu tak lama, dia hadir melengkapi. Seperti sebuah ilmu pasti. Diawali hadirnya kamu disini, dia juga segera menghampiri.   Ah , padahal dia datang karena aku kurang berilmu agama bukan karena kamu yang terlebih dahulu menyapa. tapi kadang, hadirnya kamu, menjadi sebuah alasan logika. untuk selanjutnya, aku terus bersama dia,  walau itu tercela. Karena kau dan dia hadir, untuk aku lawan. Karena kau dan dia hadir, untuk sebuah ujian. Karena inilah hakikat kehidupan, iya 'kan ?   Ketika kau datang menyapa, dunia terlihat semakin menggoda.   Dekapannya hangat terasa ingin rasanya terus bersama tenggelam dalam pelukan, aduhai nikmatnya.   Hati mulai banyak berkata "seandainya" membuat jiwa terbuai lamunan karenanya, terus terlena, dan seta