Ketika kau datang menyapa,
sesaat kemudian sesak langsung terasa di dada.
Tapi sisi lain ruang hati, justru menyambut kau dengan bahagia.
Kau hadir, seakan menjadi alasan bagi jiwa
untuk sejenak melepas dahaga.
Meneguk segelas dosa.
Lalu tak lama, dia hadir melengkapi.
Seperti sebuah ilmu pasti.
Diawali hadirnya kamu disini,
dia juga segera menghampiri.
Ah, padahal dia datang karena aku kurang berilmu agama
bukan karena kamu yang terlebih dahulu menyapa.
tapi kadang, hadirnya kamu, menjadi sebuah alasan logika.
untuk selanjutnya, aku terus bersama dia,
walau itu tercela.
Karena kau dan dia hadir, untuk aku lawan.
Karena kau dan dia hadir, untuk sebuah ujian.
Karena inilah hakikat kehidupan, iya 'kan?
Ketika kau datang menyapa,
dunia terlihat semakin menggoda.
Dekapannya hangat terasa
ingin rasanya terus bersama
tenggelam dalam pelukan, aduhai nikmatnya.
Hati mulai banyak berkata "seandainya"
membuat jiwa terbuai lamunan karenanya,
terus terlena,
dan setan pun tertawa.
Padahal 'kan ini jelas ujian
yang harusnya aku lawan
karena inilah kehidupan,
Menjauhlah kau wahai futur yang menyerang jiwa!
Jangan pula kau coba ajak dia sang dosa mendekat
Semoga Allah ta'ala,
selalu beri kita taufik dan hidayah-Nya,
hingga kita bisa terus istiqomah di Jalan-Nya.
Komentar
Posting Komentar