Langsung ke konten utama

Younger Dreams

SABTU, 1 AGUSTUS 2015
16.16 WIB


Pada akhirnya arti sebuah lirik dalam lagu hasil karya musisi tak akan pernah bisa ketahui secara pasti. 

Kenapa? Karena lagu termasuk lirik yang ada menyertainya adalah sebuah seni. Adapun seni berkenaan dengan estetika. Dan estetika itu sangat erat serta terikat kedalam perasaan. 

Tak ada nilai absolut di dalamnya. Bisa menjadi benar dan bisa juga menjadi salah. Terlebih manusia memiliki ilmu, pengalaman, dan suasana hati yang sangat berbeda. Sungguh beragam.

Tidak, jangan anda kemudian bayangkan lirik lagu cinta yang terdapat di mayoritas lagu pop yang ada di Indonesia. Saya katakan mayoritas karena faktanya masih ada sebagian kecil musisi Indonesia yang mampu untuk melahirkan lagu beserta lirik yang sangat mendalam.

Jadi, apabila si pencipta lagu tidak memberikan definisi spesifik terhadap lagu yang diciptakannya. Saya berpendapat wajar dan sangat bisa bagi siapapun yang mendengarkan hasil karyanya itu untuk kemudian memberikan definisi sesuai suasana hati, ilmu dan pengalaman yang kita miliki.

Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini saya akan mencoba memberikan interpretasi pribadi mengenai lagu dari Our Last Night dan Twenty One Pilots.


Saya merasa tertarik untuk membahas salah satu lagu dari Our Last Night dan juga Twenty One Pilots karena sejauh yang saya dapat artikan, berdasarkan suasana hati, ilmu, dan pengalaman yang saya miliki saat ini, lagu Our Last Night yang berjudul Younger Dreams dan Stressed Out dari Twenty One Pilots memiliki arti yang kurang lebih sama.

Menariknya lagi kedua lagu tersebut merupakan lagu dari album terbaru mereka yang rilis di tahun 2015 ini.

Secara keseluruhan kedua lagu tersebut saya artikan sebagai sebuah "keluhan". Bukan keluhan yang mengharuskan kita untuk meratapi apa yang telah terjadi tapi sebuah keluhan tentang perbandingan hidup saat ini dengan apa yang mereka alami ketika kecil atau setidak-tidaknya ketika "semangat" dan "idealisme" masih mereka pegang.

Mereka seolah ingin mengatakan bahwa zaman sekarang ini seperti sengaja untuk "membunuh" jiwa-jiwa muda penuh semangat dan idealisme. Zaman ini telah menjadi "gila" bila dibandingkan dengan zaman dulu.

Mari kita cermati potongan lirik yang ada dalam lagu Younger Dreams : "...Times ticking and I can't escape The pin pulled on a hand grenade White flags start to raise / I wonder how it got this way I swear it felt just like yesterday We were fearless and unafraid / Take me back to younger dreams When times were easy and we believed Take me back to revive my memory I'm digging deep but I am scared that I have los My younger dreams."

Dan potongan lirik dari lagu Stressed Out milik Twenty One Pilots : "...Wish we could turn back time, to the good ol' days, When our momma sang us to sleep but now we're stressed out. Wish we could turn back time, to the good ol' days, When our momma sang us to sleep but now we're stressed out. / We used to play pretend, give each other different names, We would build a rocket ship and then we'd fly it far away, Used to dream of outer space but now they're laughing at our face, Saying, "Wake up, you need to make money."

Pada lagu Younger Dreams penekanan itu berada pada semangat yang di zaman sekarang mulai tertekan keadaan dan cenderung menghilang dan di lagu Stressed Out digarisbawahi bahwa zaman sekarang cenderung mendorong orang untuk mengutamakan materi di atas segalanya.

Saya pribadi setuju dengan pesan yang terdapat dalam kedua lagu tersebut (setidaknya pesan sesuai dengan apa yang saya artikan). Saya sangat setuju bila kemudian zaman dulu jauh lebih baik daripada zaman sekarang ini.

Indikator yang saya miliki dari semangat dan kebersamaan yang mampu ditawarkan dan diberikan oleh lingkungan di zaman dulu. Tidak, bukan artinya saya skeptis dengan zaman sekarang karena saya adalah produk tahun 90-an atau karena saya anti perubahan. Tidak sama sekali.

Tapi sejauh memori saya mampu mengingat, di zaman dahulu atau sebut saja (dan jadikan ini sebagai batasan) tahun 90-an, lingkungan masih sangat ramah bagi anak-anak dalam masa perkembangan. Kita masih diberikan kesempatan untuk lebih banyak waktu bermain secara "nyata" di alam bebas.

Merasakan keringat dan belajar kebersamaan. Tertawa dan bahkan menangis bersama alam. Kita belajar untuk peka dan bersosialisasi dengan banyak orang. Sehingga kita memiliki semangat dan impian tinggi di masa depan.

Lalu apa yang ditawarkan oleh masa kini, saya pikir tak cukup nyaman dan kondusif untuk perkembangan anak-anak.

Gadget dengan segala bentuknya telah "merampas" kesempatan bagi mereka untuk bermain secara nyata di lingkungan. Teralihkan sehingga kepekaan itu memudar dan lambat laun menurukan kemampuan mereka untuk berempati dengan sesama.

Gadget tak mampu untuk didapatkan secara murah atau gratisan selayaknya bermain petak umpet atau galah asin. Perlu biaya untuk bisa memilikinya sehingga secara tak langsung mereka pun dididik untuk senantiasa mengejar materi untuk bisa mendapatkan "kebahagian".

Ya, pikiran seperti itu saya dapatkan ketika saya mendengarkan lagu Younger Dreams dan Stressed Out. Maaf apabila kemudian ternyata apa yang saya asrtikan jauh dari arti sebenarnya yang coba diberikan oleh Our Last Night dan Twenty One Pilots. 

Semoga mimpi-mimpi kita di saat kita muda tak bisa dengan mudah hilang hanya karena stres akibat dari kehidupan yang ditawarkan zaman sekarang ini. 

Ingat, kita adalah subjek dari segala perubahan yang ada, jadi mari kita atur segala perubahan itu untuk tetap memberikan efek positif dan seimbang.

#PMA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadalana uliy ba’sin syadid

Selasa, 22 Juli 2014 22.00 WIB Saya akan menampilkan atau mem- posting tulisan dari Bapak Usep Romli , Pengasuh Pesantren Budaya "Raksa Sarakan" Garut. Tulisan ini merupakan tulisan di kolom Opini , harian Republika yang diterbitkan pada hari Selasa, 22 Juli 2014. Beliau menulis tentang (satu-satunya) cara untuk bisa mengalahkan zionis Israel. sehingga tulisannya pun diberi judul, Mengalahkan Zionis Israel . Berikut ini tulisannya saya tampilkan penuh tanpa ada sedikit pun saya kurangi atau tambahkan. "Mengalahkan Zionis Israel" Hari-hari ini, bangsa Palestina di Jalur Gaza sedang dibombardir pasukan Zionis-Israel. Nyaris tak ada perlawanan sama sekali, karena Palestina tak punya tentara. Hanya ada beberapa kelompok sipil bersenjata yang berusaha bertahan seadanya. Negara-negara Arab yang tergabung dalam Liga Arab tak berdaya. Begitu pula negara-negara berpenduduk mayoritas Islam yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI), tak da

Hercules dan Moral

The Legend of Hercules Minggu, 9 Februari 2014 10.10 WIB Cukup lama saya tidak menonton sebuah film di bisokop. Untuk sebagian orang, hal ini merupakan sebuah pemborosan karena kondisi yang ada di Indonesia memungkinkan kita untuk bisa menonton sebuah film dengan harga yang jauh lebih murah.  Di Indonesia kita masih bisa untuk mendapatkan sebuah DVD dengan harga yang sangat murah, sekitar 6 (enam) ribu rupiah ( bajakan tentunya tapi dengan kualitas gambar yang cukup baik ), bandingkan dengan harga yang harus dikeluarkan apabila kita menonton sebuah film di bioskop, sekitar 25 ribu – 50 ribu rupiah tergantung bioskop yang kita pilih. Saya pun menyadari hal itu tapi saya tentu juga memiliki alasan. Terlepas dari alasan idealis yang sebenarnya juga masih saya miliki, alasan utama yang ingin saya kemukakan disini adalah bahwa menonton sebuah film di bioskop bagi saya adalah sebuah penyegaran, sebuah hobi untuk melepas penat dan mendapatkan lagi beberapa semangat. Ya, hobi. Mung

Wahana Wyata Praja IPDN

Sejarah Singkat Wahana Wyata Praja Wahana Wyata Praja adalah organisasi internal Praja IPDN yang pada dasarnya mempunyai tugas dan fungsi sama dari tahun ke tahun, namun namanya berubah sesuai situasi dan kondisi pada masa angkatan tersebut. Nama organisasi praja yang terbentuk sejak awal berdirinya STPDN hingga IPDN adalah sebagai berikut: Manggala Corps Praja Angkatan I STPDN sampai dengan angkatan IV STPDN Organisasi ini bernama MANGGALA CORPS PRAJA, yang pimpinannya adalah Manggala Pati dengan tanda jabatan talikur berwarna merah, nama Manggala Corps ini hanya sampai pada angkatan IV saja, karena pada angkatan V organisasi internal Praja ini berubah nama menjadi WAHANA BINA PRAJA. Wahana Bina Praja Angkatan IV STPDN sampai dengan angkatan XVI STPDN Wahana Bina Praja ini pimpinannya bernama Gubernur Praja dengan tanda jabatan talikur berwarna biru lis kuning nestel dua, dari Wahana Bina Praja inilah mulai di bentuk berbagai instansi dan UKP yang di ang