Sejarah Singkat Wahana Wyata Praja
Arti Lambang Wahana Wyata Praja
Definisi Wahana Wyata Praja
Institut Pemerintahan Dalam Negeri merupakan sebuah lembaga pendidikan kedinasan kepamongprajaan pencetak kader-kader aparatur pemerintahan. ( baca : Selayang Pandang IPDN ) Secara sangat sederhananya, apabila AKPOL adalah pencetak kader-kader polisi yang bertugas untuk menjaga keamanan dan ketertiban Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta AKMIL adalah pencetak kader-kader tentara yang bertugas untuk menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka IPDN adalah pencetak kader-kader pemerintahan, PNS, para birokrat, yang bertugas untuk menciptakan kesejahteraan di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ya, AKPOL, AKMIL dan IPDN merupakan pilar pendidikan kader di Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang mempunyai beban dan tugas yang sangat penting dalam eksistensi suatu Negara, karena ketiga lembaga pendidikan kedinasan itu harus menjaga tiga pilar utama dalam suatu Negara, pilar dasar, fondasi utama, dari adanya suatu Negara yaitu : Keamanan, Kedaulatan dan Kesejahteraan. Percayalah tanpa adanya ketiga dasar itu sebuah Negara tak akan mampu untuk bertahan lama atau bahkan untuk sekedar berjalan tegak!
Walaupun dewasa ini disiplin ilmu pemerintahan tidak lagi dimonopoli oleh IPDN, akan tetapi kelebihan yang tetap akan menjadi nilai lebih dari IPDN adalah sampai dengan saat ini IPDN masih merupakan perguruan tinggi kedinasan, yang itu berarti segala biaya pendidikan ditanggung oleh Negara dan peserta didiknya apabila nanti lulus sudah hampir dipastikan akan diangkat menjadi pegawai negeri sipil di lingkungan Kementerian Dalam Negeri maupun di lingkungan Pemerintahan Daerah di seluruh Indonesia, dengan golongan kepangkatan III/a. Selain itu, dari segi kurikulum, IPDN menganut kurikulum JarLatSuh ( Pengajaran, Pelatihan dan Pengasuhan ) ini-lah nilai lebih yang sampai kapanpun tidak akan pernah bisa kita temui di perguruan tinggi lainnya yang menyediakan displin ilmu pemerintahan ( kecuali di Provinsi Kalimantan Barat ). Dengan kurikulum JarLatSuh, maka apa yang dididik di IPDN tidak hanya terfokus pada sisi kognitif semata atau hanya terbatas pada penguasaan teoritis belaka akan tetapi menyeluruh atau komprehensif pada kognitif, apektif dan psikomotorik. Karena menjadi seorang pegawai negeri sipil yang baik tentu tidak hanya harus menguasai displin ilmunya saja, akan tetapi juga harus ditunjang dengan penguasaan aturan-aturannya, keterampilan dalam pemerintahan serta sikap dan akhlak yang baik. Itu-lah yang coba untuk dilakukan di IPDN, semua unsur dididik secara intensif dan tepat sehingga nantinya benar-benar bisa bermanfaat dan menjadi seorang birokrat yang handal. Sederhannya, ilmu pemerintahan yang ditawarkan di IPDN adalah ilmu pemerintahan terapan dan pelatihan serta penanaman sikap yang baik sebagai seorang birokrat, karena seorang birokrat harus mampu mempunyai sikap sebagai seorang birokrat seutuhnya, harus mampu memahami apa yang disebut dengan “hierarki”, tanpa adanya pemahaman akan hal itu, maka semua ilmu pemerintahan yang kita miliki akan menjadi tak berguna nantinya dalam kerja kita sehari-harinya. ( baca : Keluarga Besar IPDN )
Dan atas dasar pemikiran itulah, organisasi kemahasiswaan di lingkungan IPDN agak berbeda dengan organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi lainnya. Di IPDN organisasi kemahasiswaannya atau organisasi senatnya disebut dengan Wahana Wyata Praja, disingkat WWP. WWP merupakan organisasi mahasiswa/praja di IPDN sebagai sarana praktikum pemerintahan daerah. WWP adalah BEM akan tetapi tidak murni independen seperti BEM di universitas lainnya, karena WWP masih terikat dengan prosedur, kultur dan struktur yang ada di IPDN. WWP dibentuk semirip mungkin dengan pemerintahan daerah, karena tujuan utama dibentuknya WWP tidak hanya sebagai sarana berorganisasi bagi praja akan tetapi jauh dari itu, diharapkan praja juga mampu untuk berlatih senyatanya dengan jabatan-jabatan, tanggung jawab, tupoksi dan keadaan apabila nanti telah lulus dan bertugas sebagai pegawai negeri sipil, entah itu di pusat maupun di daerah.
Organisasi WWP dibagi menjadi dua macam yaitu Provinsi Wahana Wyata Praja yang ada di IPDN Kampus Pusat Jatinangor dan Kabupaten Wahana Wyata Praja yang ada di setiap IPDN Kampus Daerah ( Riau, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan Papua ). ( baca : Kampus Daerah dan Semangat Perubahan ) Pimpinan dalam WWP adalah Gubernur Praja yang ada di Kampus Pusat dan bertugas di Provinsi WWP, dengan demikian setiap Kampus Daerah merupakan bagian dari Provinsi WWP sehingga disebut dengan Kabupaten WWP yang dipimpin oleh seorang Bupati Praja. Sekali lagi, pengaturan, nama, dan tupoksi serta azas yang digunakan oleh WWP, entah itu di Provinsi WWP maupun di Kabupaten WWP, semuanya diatur sedemikian rupa, semirip mungkin dengan pemerintahan daerah dengan dasar hukumnya adalah Peraturan Rektor IPDN Nomor 08 Tahun 2010 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Wahana Wyata Praja IPDN, dengan ruang lingkup tugas yang dispesifikan pada lingkungan masyarakat praja di lingkungan kampus IPDN.
IPDN Kampus Kalimantan Barat merupakan Kampus Daerah baru, sehingga pembentukan organisasi praja menjadi sesuatu hal yang urgent, untuk melakukan pengaturan kedalam serta keluar, sehingga masyarakat praja yang ada di IPDN Kampus Kalbar bisa lebih terorganisir dengan baik. Melihat hal itu, Direktur IPDN Kampus Kalbar melalui Bagian Administrasi Keprajaan mendorong dan memfasilitasi para praja untuk segera membentuk organisasi praja IPDN Kampus Kalbar dalam bentuk Kabupaten Wahana Wyata Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri Kampus Kalimantan Barat sesuai dengan amanat Peraturan Rektor IPDN No. 08/2010. Diawali dengan dipilihnya terlebih dahulu DPPD ( Dewan Perwakilan Praja Daerah ) yang kemudian membentuk KPUD ( Komisi Pemilihan Umum Daerah ), maka dilakukan-lah pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Praja IPDN Kampus Kalbar secara langsung.
Dari serangkaian kegiatan diatas, maka masyarakat praja IPDN Kampus Kalbar sedikit banyaknya telah belajar untuk berdemokrasi secara benar, suatu pembelajaran yang sangat berharga untuk nantinya diterapkan di lapangan. Dan proses yang cukup menguras tenaga serta emosi itu akhirnya berbuah manis, karena pada hari Jumat, tanggal 16, bulan Desember, tahun 2011, dalam Apel Pelepasan Cuti Natal 2010 dan Tahun Baru 2012 yang dirangkaikan dengan pelantikan Fungsionaris dan DPPD Kabupaten WWP IPDN Kampus Kalbar, maka pada hari itu Kabupaten WWP IPDN Kampus Kalbar resmi ada, seiring dengan dilantiknya pejabat yang ada di Kabupaten WWP IPDN Kampus Kalbar, melalui SK Direktur IPDN Kampus Kalbar Nomor 800.224 Tahun 2011 tentang Pengangkatan Fungsionaris Wahana Wyata Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri Kampus Kalimantan Barat Tahun 2011, SK Direktur IPDN Kampus Kalbar Nomor 800.225 Tahun 2011 tentang Pengangkatan Dewan Perwakilan Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri Kampus Kalimantan Barat tahun 2011 dan SK Bupati Praja WWP Nomor 01 Tahun 2011 Tentang Pengangkatan Pejabat Organisasi Kabupaten Wahana Wyata Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri Kampus Kalimantan Barat.
SK Direktur IPDN Kampus Kalbar Nomor 800.224 Tahun 2011 tentang Pengangkatan Fungsionaris Wahana Wyata Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri Kampus Kalimantan Barat Tahun 2011
SK Direktur IPDN Kampus Kalbar Nomor 800.225 Tahun 2011 tentang Pengangkatan Dewan Perwakilan Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri Kampus Kalimantan Barat tahun 2011
SK Bupati Praja WWP Nomor 01 Tahun 2011 Tentang Pengangkatan Pejabat Organisasi Kabupaten Wahana Wyata Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri Kampus Kalimantan Barat.
Kebahagiaan dan kelegaan jelas terpancar dari setiap mata praja yang ada, harapan untuk dapat belajar berorganisasi dan mampu untuk mewujudkan suatu siklus kehidupan praja yang lebih bermanfaat dan berkualitas, tidak lagi monotan ataupun stagnan terbayang jelas di depan mata. Semnagat itu terasa ada, dan harus tetap mampu untuk dipertahankan sehingga pekerjaan yang kita emban bisa terlakana dengan baik.
Akhir kata, selamat bertugas kawan! Marilah bertindak dan bekerja sesuai dengan peran dan status yang kita emban.
Just remember one thing, GREAT POWER COMES GREAT RESPONSIBILITY.
Just remember one thing, GREAT POWER COMES GREAT RESPONSIBILITY.
Komentar
Posting Komentar