Langsung ke konten utama

Komitmen

Hati yang rapuh karena tak ada cinta yang datang berlabuh.  

Kapal itu mungkin datang silih berganti, hilir mudik, mengusik. 
tapi bukan untuk singgah dan menetap, 
mereka hanya berlalu, 
tak tak tahu malu bahkan enggan tuk sekedar menatap. 

Indah kah kata-kata? 
Entah..
karena aku bukan pujangga, 
bukan juga Raditya Dika, 
aku hanya Adima,
yang kisah cintanya selalu gagal berjalan lama apalagi selamanya. 

Biarlah beberapa kata ini menjadi korban muntahan segala rasa di hati yang tak kujung mampu menanggulangi sepi dengan hadirnya seorang kekasih serta cinta sejati,
cinta sejati ??

terkadang ku pikir cinta itu terlalu semu, 
abstrak tak berbentuk 
tak bisa untuk kita ukur secara utuh. 
cinta hanya mampu untuk kita rasa tak bisa indrawi kita untuk menyentuh. 

cinta itu datang dan pergi sesuka hati 
terkadang, sering dan selalu bertentangan dengan segala janji. 
apa yang terasa saat ini seketika berubah di kemudian hari. 
tak ada takaran dan ukuran yang pasti. 
betapa sangat relatifnya cinta dan bila begitu ada kah cinta sejati ? 

dan karna bukan hal yang pasti, 
maka cinta bukan sesuatu hal yang pantas aku sandari. 
terlebih untuk membangun sebuah hubungan sehidup semati, 
cukup-lah cinta itu hanya sebagai pembuka jalan untuk saling mengenal pribadi 
dan bumbu penyedap hari. 
sehingga hidup mampu untuk terasa berwarna-warni, 
indah menghiasi bumi. 

Tapi untuk jangka waktu yang lama, maka tak cukup hanya cinta, lalu apa? 

Ku mulai teringat tentang apa yang dikatakan oleh seorang dosen pengajar. 
ketika beliau mengajar 
sehingga kami tak menjadi kurang ajar. 

beliau berkisah tentang pernikahannya yang mampu bertahan di sela-sela waktu. 
menjelaskan bahwa cinta itu hanya akan mampu bertahan dua atau tiga tahun, itu pun tak tentu. 
sedangkan untuk mampu bertahan hingga bertahun-tahun. 
maka bukan cinta-lah yang menahan dan menjaga hubungan itu tapi, sebuah komitmen.
Komitmen, ya komitmen, komitmen tentu. 

komitmen itu kesepakatan diri dan hati.
komitmen itu janji.
komitmen itu bisa kita takar dan ukur secara pasti.
komitmen itu nyata dan terbukti.
dan komitmen itu sedang ku cari.
semoga lekas cepat kudapati.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadalana uliy ba’sin syadid

Selasa, 22 Juli 2014 22.00 WIB Saya akan menampilkan atau mem- posting tulisan dari Bapak Usep Romli , Pengasuh Pesantren Budaya "Raksa Sarakan" Garut. Tulisan ini merupakan tulisan di kolom Opini , harian Republika yang diterbitkan pada hari Selasa, 22 Juli 2014. Beliau menulis tentang (satu-satunya) cara untuk bisa mengalahkan zionis Israel. sehingga tulisannya pun diberi judul, Mengalahkan Zionis Israel . Berikut ini tulisannya saya tampilkan penuh tanpa ada sedikit pun saya kurangi atau tambahkan. "Mengalahkan Zionis Israel" Hari-hari ini, bangsa Palestina di Jalur Gaza sedang dibombardir pasukan Zionis-Israel. Nyaris tak ada perlawanan sama sekali, karena Palestina tak punya tentara. Hanya ada beberapa kelompok sipil bersenjata yang berusaha bertahan seadanya. Negara-negara Arab yang tergabung dalam Liga Arab tak berdaya. Begitu pula negara-negara berpenduduk mayoritas Islam yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI), tak da

Hercules dan Moral

The Legend of Hercules Minggu, 9 Februari 2014 10.10 WIB Cukup lama saya tidak menonton sebuah film di bisokop. Untuk sebagian orang, hal ini merupakan sebuah pemborosan karena kondisi yang ada di Indonesia memungkinkan kita untuk bisa menonton sebuah film dengan harga yang jauh lebih murah.  Di Indonesia kita masih bisa untuk mendapatkan sebuah DVD dengan harga yang sangat murah, sekitar 6 (enam) ribu rupiah ( bajakan tentunya tapi dengan kualitas gambar yang cukup baik ), bandingkan dengan harga yang harus dikeluarkan apabila kita menonton sebuah film di bioskop, sekitar 25 ribu – 50 ribu rupiah tergantung bioskop yang kita pilih. Saya pun menyadari hal itu tapi saya tentu juga memiliki alasan. Terlepas dari alasan idealis yang sebenarnya juga masih saya miliki, alasan utama yang ingin saya kemukakan disini adalah bahwa menonton sebuah film di bioskop bagi saya adalah sebuah penyegaran, sebuah hobi untuk melepas penat dan mendapatkan lagi beberapa semangat. Ya, hobi. Mung

Wahana Wyata Praja IPDN

Sejarah Singkat Wahana Wyata Praja Wahana Wyata Praja adalah organisasi internal Praja IPDN yang pada dasarnya mempunyai tugas dan fungsi sama dari tahun ke tahun, namun namanya berubah sesuai situasi dan kondisi pada masa angkatan tersebut. Nama organisasi praja yang terbentuk sejak awal berdirinya STPDN hingga IPDN adalah sebagai berikut: Manggala Corps Praja Angkatan I STPDN sampai dengan angkatan IV STPDN Organisasi ini bernama MANGGALA CORPS PRAJA, yang pimpinannya adalah Manggala Pati dengan tanda jabatan talikur berwarna merah, nama Manggala Corps ini hanya sampai pada angkatan IV saja, karena pada angkatan V organisasi internal Praja ini berubah nama menjadi WAHANA BINA PRAJA. Wahana Bina Praja Angkatan IV STPDN sampai dengan angkatan XVI STPDN Wahana Bina Praja ini pimpinannya bernama Gubernur Praja dengan tanda jabatan talikur berwarna biru lis kuning nestel dua, dari Wahana Bina Praja inilah mulai di bentuk berbagai instansi dan UKP yang di ang