SENIN, 15 JUNI 2015
16.17 WIB
Sebut saja ini sebuah lanjutan dari tulisan saya sebelumnya yang berjudul Pomade : Identitas atau Trend? .
Saya merasa perlu untuk kembali menulis tentang pomade karena ternyata kini pomade telah menjadi sebuah fenomena, menjadi sebuah hal yang sangat umum (mainstream) di kalangan remaja Indonesia dewasa ini, terutama lelaki.
Sehingga saya tertarik untuk bercerita lebih banyak lagi mengenai pomade. Terlebih banyak fakta baru yang saya temukan.
Akan tetapi jauh lebih baik apabila anda meluangkan waktu terlebih dahulu untuk membaca sejarah pomade, yang dari sekian banyak sumber (menurut saya), tulisan di bawah ini lebih bisa untuk dipertanggungjawabkan.
SEJARAH POMADE:
Seperti apa yang telah saya sebutkan di atas, fenomena pomade di Indonesia kini telah menjadi "ramai". Tak hanya menjadi sebuah ciri khas bagi kaum tertentu (kustom kulture), akan tetapi pomade telah menjadi sebuah gaya bagi semua kalangan lelaki. Salah satu yang menjadi indikatornya adalah mulai terbentuknya sebuah komunitas pecinta pomade, Indonesia Pomade Enthusiast, yang saat ini telah memiliki banyak pengikut.
INDONESIA POMADE ENTHUSIAST:
Lalu apa tujuan saya menulis tulisan ini?
Lebih jauh dari apa yang saya katakan di awal, tulisan ini bertujuan lebih dari sekedar "lanjutan" atau "tambahan" dari tulisan saya sebelumnya.
Tapi saya ingin kembali menegaskan sikap saya dalam berpenampilan sehari-hari, terlebih karena saya juga termasuk salah satu dari pengguna pomade.
Pomade saat ini telah menjadi barang yang lumrah digunakan sehingga tulisan ini saya harapkan bisa menjadi penegas apakah saya hanya seseorang yang menggunakan pomade karena pomade sedang naik daun atau saya menyukai pomade karena memiliki alasan yang jauh lebih dalam daripada sekedar "ikut-ikutan". Terlebih bahwa saya bukanlah orang dengan gaya berpenampilan kustom kulture, sehingga sebuah alasan kuat harus mampu saya berikan.
Pomade saat ini telah menjadi barang yang lumrah digunakan sehingga tulisan ini saya harapkan bisa menjadi penegas apakah saya hanya seseorang yang menggunakan pomade karena pomade sedang naik daun atau saya menyukai pomade karena memiliki alasan yang jauh lebih dalam daripada sekedar "ikut-ikutan". Terlebih bahwa saya bukanlah orang dengan gaya berpenampilan kustom kulture, sehingga sebuah alasan kuat harus mampu saya berikan.
Saya pribadi tak ingin untuk disebut sebagai seseorang yang hanya jadi "pengikut" tanpa mempunyai "sikap" atau "prinsip". Ya, ini hanya permasalahan minyak rambut, tapi perkembangan selanjutnya hal ini tidak terhenti hanya tentang minyak rambut.
Di tulisan sebelumnya , saya lebih banyak bercerita tentang "sejarah" dan "alasan" ketertarikan saya untuk menggunakan pomade. Sembari sedikit berceloteh (mencuri tulisan Jrx SID) tentang apa sebenarnya pomade. Di dalam tulisan itu pun saya menegaskan bahwa saya memakai pomade lebih dari sekedar alasan "ikut trend" semata.
Waktu itu saya hanya sekedar pengguna, tak lebih dari itu. Tapi kini, setelah banyak membaca dan juga melihat video mengenai pomade-review, saya pun secara berangsur-angsur mulai menyukai untuk mengoleksi pomade.
Bagi saya, pomade menjadi sesuatu hal yang layak untuk dikoleksi, karena pomade bisa dikatakan adalah generasi pertama minyak rambut bagi kaum pria. Pomade juga menjadi satu-satunya minyak rambut yang cocok bagi kaum pria karena pomade tidak membuat rambut mengering dan bisa untuk ditata sepanjang hari.
Akan tetapi pomade pun bukan sebuah komoditi yang bisa digunakan secara masif dan diterima oleh semua kalangan karena pomade cenderung untuk memberikan ketidaknyamanan bagi para pemakainya.
Ketidaknyamanan yang saya maksud disini adalah karena pomade tidak bisa dihilangkan hanya dengan satu kali keramas. Butuh sebuah perjuangan ketika pengguna pomade ingin menghilangkan pomade. Beberapa kali keramas dan menggunakan konditioner adalah beberapa langkah yang harus ditempuh untuk bisa 100% menghilangkan pomade dari rambut.
Sehingga menggunakan pomade bukan sesuatu hal yang praktis. Oleh karena itu, saya berpendapat, bahwa mereka yang memilih untuk menggunakan pomade dengan segala hal ketidaknyamanannya adalah mereka yang memiliki dedikasi.
Mereka rela untuk mengorbankan kenyamanannya untuk mendapatkan penampilan yang optimal. Dalam konteks itu, saya setuju apabila kemudian pengguna pomade memiliki sebuah komunitas.
Bisa ditata sepanjang hari adalah alasan kuat saya memilih untuk menggunakan pomade dan juga mengoleksinya. Dan alasan lain yang semakin menguatkan saya untuk menjadi seseorang yang konsisten menggunakan pomade yakni karena pomade tidak mudah untuk dicuci menggunakan air. Hal yang sebenarnya memberikan ketidaknyamanan bagi kebanyakan orang justru menjadi kelebihan bagi saya.
Kenapa? Karena sebagai seorang Muslim yang mempunyai kewajiban untuk melaksanakan Sholat di 5 (lima) waktu, saya diharuskan untuk terlebih dahulu mengambil wudhu. Wudhu harus menggunakan air dan salah satu anggota tubuh yang harus dibasuh menggunakan air adalah rambut.
Dulu ketika saya masih menggunakan gel, saya kesulitan dalam berwudhu karena secara otomatis apabila terkena air, gel yang ada di rambut saya akan menghilang dan rambut saya tidak bisa lagi ditata seperti semula.
Akan tetapi hal itu tidak lagi saya dapatkan ketika menggunakan pomade. Saya bisa tetap mengambil wudhu dengan sempurna tanpa harus khawatir pomade di rambut saya akan hilang.
Bisa ditata sepanjang hari adalah alasan kuat saya memilih untuk menggunakan pomade dan juga mengoleksinya. Dan alasan lain yang semakin menguatkan saya untuk menjadi seseorang yang konsisten menggunakan pomade yakni karena pomade tidak mudah untuk dicuci menggunakan air. Hal yang sebenarnya memberikan ketidaknyamanan bagi kebanyakan orang justru menjadi kelebihan bagi saya.
Kenapa? Karena sebagai seorang Muslim yang mempunyai kewajiban untuk melaksanakan Sholat di 5 (lima) waktu, saya diharuskan untuk terlebih dahulu mengambil wudhu. Wudhu harus menggunakan air dan salah satu anggota tubuh yang harus dibasuh menggunakan air adalah rambut.
Dulu ketika saya masih menggunakan gel, saya kesulitan dalam berwudhu karena secara otomatis apabila terkena air, gel yang ada di rambut saya akan menghilang dan rambut saya tidak bisa lagi ditata seperti semula.
Akan tetapi hal itu tidak lagi saya dapatkan ketika menggunakan pomade. Saya bisa tetap mengambil wudhu dengan sempurna tanpa harus khawatir pomade di rambut saya akan hilang.
Sekarang ini, pomade pun mengalami perkembangan, dilatarbelakangi oleh "ketidaknyamanan" seperti yang saya sebutkan dia atas. Kini ada dua jenis pomade yang dikenal di pasaran, yakni pomade oilbased (pomade yang pertama kali ada dan menjadi cikal bakal jenis minyak rambut lainnya) dan pomade waterbased.
Secara sangat sederhana perbedaan mendasar antara pomade oilbased dan pomade waterbased adalah bahan dasarnya. Oilbased berbahan dasar petroleum oil atau yang sejenisnya sedangkan waterbased tentu berbahan dasar air. Sehingga waterbased akan sangat mudah digunakan dan mudah juga untuk dicuci dari rambut. Permasalahan ketidaknyamanan mampu diatasi oleh inovasi pomade waterbased.
Akan tetapi, pomade waterbased memberikan efek rambut menjadi kering dan kaku, sehingga secara keseluruhan pomade waterbased tidak jauh berbeda dengan gel. Sehingga kelebihan pomade yang saya "elu-elu"-kan tadi menjadi hilang. Saya pribadi menjadi agak rancu ketika jenis waterbased masih masuk kedalam pomade.
Bagi saya pomade itu adalah sesuai atau senada dengan produk/varian yang pertama kali ada dan diperkenalkan ke khalayak luas, yakni sebuah produk yang membuat rambut terlihat basah sepanjang hari, tidak mengering, tidak kaku, dan bisa untuk ditata ulang. Itu pomade bagi saya.
Ketika kemudian ada produk yang memiliki nama "pomade" akan tetapi membuat rambut kering dan tak bisa untuk ditata ulang, bagi saya itu adalah gel.
Secara sangat sederhana perbedaan mendasar antara pomade oilbased dan pomade waterbased adalah bahan dasarnya. Oilbased berbahan dasar petroleum oil atau yang sejenisnya sedangkan waterbased tentu berbahan dasar air. Sehingga waterbased akan sangat mudah digunakan dan mudah juga untuk dicuci dari rambut. Permasalahan ketidaknyamanan mampu diatasi oleh inovasi pomade waterbased.
Akan tetapi, pomade waterbased memberikan efek rambut menjadi kering dan kaku, sehingga secara keseluruhan pomade waterbased tidak jauh berbeda dengan gel. Sehingga kelebihan pomade yang saya "elu-elu"-kan tadi menjadi hilang. Saya pribadi menjadi agak rancu ketika jenis waterbased masih masuk kedalam pomade.
Bagi saya pomade itu adalah sesuai atau senada dengan produk/varian yang pertama kali ada dan diperkenalkan ke khalayak luas, yakni sebuah produk yang membuat rambut terlihat basah sepanjang hari, tidak mengering, tidak kaku, dan bisa untuk ditata ulang. Itu pomade bagi saya.
Ketika kemudian ada produk yang memiliki nama "pomade" akan tetapi membuat rambut kering dan tak bisa untuk ditata ulang, bagi saya itu adalah gel.
Waterbased yang perlu untuk dikembangkan bukan waterbased yang justru menyerupai gel tapi waterbased yang mampu mengeliminir ketidaknyamanan tapi tetap mampu untuk ditata ulang sepanjang hari. Apakah itu hal yang mustahil? Nope!
Pomade waterbased yang saya maksud adalah seperti yang coba ditawarkan oleh (maaf saya harus menyebutkan merk) O'douds Waterbased. Well, silahkan anda baca dan liat sendiri review mengenai pomade tersebut dan akan menjadi sangat relevan bila kemudian anda mencoba langsung pomade tersebut.
Bila semua jenis waterbased mampu untuk seperti apa yang diberikan oleh O'douds Waterbased maka saya pribadi tak berkeberatan apabila embel-embel pomade masih melekat.
Tetapi, ini hanya opini saya belaka karena sepertinya bodoh apabila kita memperdebatkan masalah itu. Akhirnya ini semua berkenaan dengan selera setiap orang masing-masing. Jadi, bergaya-lah sesuka yang anda mau tapi tolong jangan bodoh!
Dan sepertinya tujuan tulisan ini sudah terpenuhi dan bahkan terlampau banyak melenceng kesana kemari. Jadi, saya sudahi ini semua dan terima kasih bila ternyata anda berkenan membaca tulisan ini hingga akhir.
Oh iya, kesimpulan besarnya adalah saya menggunakan pomade bukan karena saya adalah pecinta gaya kustom kulture atau bahkan sekedar mengikuti trend belaka. Saya menggunakan pomade karena pomade mampu untuk memenuhi harapan saya tentang sebuah minyak rambut. Sekian.
Dan sepertinya tujuan tulisan ini sudah terpenuhi dan bahkan terlampau banyak melenceng kesana kemari. Jadi, saya sudahi ini semua dan terima kasih bila ternyata anda berkenan membaca tulisan ini hingga akhir.
Oh iya, kesimpulan besarnya adalah saya menggunakan pomade bukan karena saya adalah pecinta gaya kustom kulture atau bahkan sekedar mengikuti trend belaka. Saya menggunakan pomade karena pomade mampu untuk memenuhi harapan saya tentang sebuah minyak rambut. Sekian.
#PMA
Komentar
Posting Komentar