Langsung ke konten utama

Sudah rapikah anda hari ini?

SELASA, 13 OKTOBER 2015
10.27 WIB


Bukan lagi sebuah hal yang memalukan ketika dewasa ini seorang lelaki memperhatikan tentang penampilan. Salah satu indikatornya adalah sekarang telah banyak produk perawatan tubuh yang khusus dibuat untuk lelaki.

Untuk sebagian orang, lelaki yang gemar merawat tubuh belum bisa diterima dan sebagian orang itu cenderung untuk merasa risih lalu menyematkan sebutan “banci” bagi setiap lelaki yang merawat tubuhnya secara konsisten selayaknya wanita.

Tapi untuk sebagian lainnya, lelaki yang melakukan perawatan terhadap tubuhnya seperti kebanyakan wanita adalah sesuatu hal yang wajar, terlebih toh kini lelaki pun menggunakan produk perawatan yang memang secara khusus dibuat untuk kaum adam.

Pro dan kontra memang akan selalu ada hadir ke permukaan. Selama sudut pandang yang digunakan dalam melihat suatu perkara berbeda maka pihak yang pro dan pihak yang kontra akan selalu tersaji indah di meja perdebatan.

Saya pribadi berpendapat bahwa perbedaan sudut pandang dan perbedaan nilai yang pada akhirnya menuntun umat manusia pada pro dan kontra bukan merupakan sesuatu hal yang perlu dibesarkan. Akan tetapi perbedaan sudut pandang itu harus berkenaan dengan selera, bukan tentang benar atau salah.

Saya akan maklum terhadap perbedaan ketika itu berkenaan dengan estetika, tapi bila itu berkenaan dengan benar atau salah, maka tak boleh ada perbedaan. Karena benar atau salah adalah mutlak.

Dan secara aturan (koreksi bila saya salah) tidak ada yang membenarkan bahwa lelaki harus berdandan atau pun sebaliknya. Dan tidak ada juga aturan yang menyatakan bahwa berdandan hanya hak kaum wanita. Jadi, ketika ada lelaki yang memilih untuk berdandan atau pun tidak, bukan sesuatu hal yang melanggar aturan. Tapi mungkin masih bertentangan untuk sebagian pola pikir manusia. Mungkin.

Saya pun termasuk orang yang menganggap wajar ketika lelaki memilih untuk menjaga dan merawat penampilannya. Selama niatnya murni untuk menjaga kebersihan dan kerapihan diri. Bahkan faktanya, baik lelaki ataupun wanita, harus meniatkan dalam merawat penampilannya bukan untuk mendapatkan pujian dari manusia tapi karena memang Islam menganjurkan seseorang untuk berperilaku bersih, rapih dan suci.

Saya tidak mengada-ngada, dasar hukumnya jelas tertera dalam Hadits Baihaqi yakni “Agama Islam itu adalah agama yang bersih atau suci, maka hendaklah kamu menjaga kebersihan. Sesungguhnya tidak akan masuk surga kecuali orang-orang yang suci”.

Sehingga sebenarnya, terlepas dari anggapan bahwa berdandan itu adalah hak wanita dan lelaki itu urakan, kebersihan, suci dan kerapihan adalah tuntutan dari agama.

Jadi pembahasan yang menurut saya lebih layak untuk diperbincangkan adalah berkenaan dengan batasan wajar dalam berdandan itu sendiri. Bukan pembahasan tentang apakah pria boleh atau tidak untuk berdandan. Karena hal itu jelas tidak dilarang oleh aturan.

Lalu apa batasan wajar bagi seorang, lelaki dan perempuan, dalam berdandan?

Batasan ini sangat relatif, karena berlebihan menurut saya bisa saja menjadi biasa bagi anda, pun sebaliknya. Oleh karena itu setiap pribadi memiliki batasannya masing-masing seberapa wajar dan normal ketika dia harus berdandan.

Bagi saya, ketika berdandan tanpa merubah (baca:melakukan operasi) terhadap bentuk tubuh semula padahal tidak ada cacat secara medis ataupun hasil dari kecelakaan, maka saya pikir belum berlebihan. Begitu juga ketika biaya yang dikeluarkan tidak melebihi penghasilan pokok yang mampu dia dapatkan. Maka berdandan yang dia lakukan masih dalam tahap wajar.

Setidaknya itu adalah definisi berlebihan yang mampu saya yakini hingga sekarang ini. Argumen saya adalah berdasarkan H.R Muslim No : 3966, yaitu "Allah melaknat wanita-wanita yang mentato dan yang meminta untuk ditatokan, yang mencukur (menipiskan) alis dan yang meminta dicukur, yang mengikir gigi supaya kelihatan cantik dan merubah ciptaan Allah."   

Penekanan ada pada kalimat “keliatan cantik” dan “merubah ciptaan Allah”. “Keliatan Cantik” adalah permasalahan niat setiap pribadi manusia. Tidak ada yang bisa menilai atau menghakimi niat seseorang karena niat adalah perkara hati. Hanya Allah dan orang yang bersangkutan yang mengetahui tentang niat. Walaupun niat itu diucapkan secara lantang di hadapan jutaan orang, tetap tak mampu untuk menjadi ukuran bahwa itu adalah niat yang sesungguhnya.

Akan tetapi permasalahan “merubah ciptaan Allah” bisa untuk terlihat dan dinilai secara nyata. Karena “merubah ciptaan Allah” berarti merubah sesuatu hal yang berupa fisik. Ketika dua kalimat ini menjadi satu rangkaian seperti yang terdapat dalam Hadits maka jelas itu menjadi sesuatu yang berlebihan dan tidak boleh untuk dilakukan. Karena berarti pada diri seseorang itu tidak terdapat suatu keadaan yang mendesak, ataupun berbahaya bagi kesehatannya.

Berdasarkan argument diatas saya termasuk ke dalam kelompok yang setuju bahwa lelaki harus merawat dan menjaga penampilannya, bahkan saya pun termasuk orang yang senantiasa untuk berpenampilan serapih mungkin setiap harinya. Ini pembahasan secara umum yang harus tertunda cukup lama, di tulisan selanjutnya saya berharap untuk bisa membahas penampilan dalam skala yang lebih kecil, yakni rambut!

#PMA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadalana uliy ba’sin syadid

Selasa, 22 Juli 2014 22.00 WIB Saya akan menampilkan atau mem- posting tulisan dari Bapak Usep Romli , Pengasuh Pesantren Budaya "Raksa Sarakan" Garut. Tulisan ini merupakan tulisan di kolom Opini , harian Republika yang diterbitkan pada hari Selasa, 22 Juli 2014. Beliau menulis tentang (satu-satunya) cara untuk bisa mengalahkan zionis Israel. sehingga tulisannya pun diberi judul, Mengalahkan Zionis Israel . Berikut ini tulisannya saya tampilkan penuh tanpa ada sedikit pun saya kurangi atau tambahkan. "Mengalahkan Zionis Israel" Hari-hari ini, bangsa Palestina di Jalur Gaza sedang dibombardir pasukan Zionis-Israel. Nyaris tak ada perlawanan sama sekali, karena Palestina tak punya tentara. Hanya ada beberapa kelompok sipil bersenjata yang berusaha bertahan seadanya. Negara-negara Arab yang tergabung dalam Liga Arab tak berdaya. Begitu pula negara-negara berpenduduk mayoritas Islam yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI), tak da

Hercules dan Moral

The Legend of Hercules Minggu, 9 Februari 2014 10.10 WIB Cukup lama saya tidak menonton sebuah film di bisokop. Untuk sebagian orang, hal ini merupakan sebuah pemborosan karena kondisi yang ada di Indonesia memungkinkan kita untuk bisa menonton sebuah film dengan harga yang jauh lebih murah.  Di Indonesia kita masih bisa untuk mendapatkan sebuah DVD dengan harga yang sangat murah, sekitar 6 (enam) ribu rupiah ( bajakan tentunya tapi dengan kualitas gambar yang cukup baik ), bandingkan dengan harga yang harus dikeluarkan apabila kita menonton sebuah film di bioskop, sekitar 25 ribu – 50 ribu rupiah tergantung bioskop yang kita pilih. Saya pun menyadari hal itu tapi saya tentu juga memiliki alasan. Terlepas dari alasan idealis yang sebenarnya juga masih saya miliki, alasan utama yang ingin saya kemukakan disini adalah bahwa menonton sebuah film di bioskop bagi saya adalah sebuah penyegaran, sebuah hobi untuk melepas penat dan mendapatkan lagi beberapa semangat. Ya, hobi. Mung

Wahana Wyata Praja IPDN

Sejarah Singkat Wahana Wyata Praja Wahana Wyata Praja adalah organisasi internal Praja IPDN yang pada dasarnya mempunyai tugas dan fungsi sama dari tahun ke tahun, namun namanya berubah sesuai situasi dan kondisi pada masa angkatan tersebut. Nama organisasi praja yang terbentuk sejak awal berdirinya STPDN hingga IPDN adalah sebagai berikut: Manggala Corps Praja Angkatan I STPDN sampai dengan angkatan IV STPDN Organisasi ini bernama MANGGALA CORPS PRAJA, yang pimpinannya adalah Manggala Pati dengan tanda jabatan talikur berwarna merah, nama Manggala Corps ini hanya sampai pada angkatan IV saja, karena pada angkatan V organisasi internal Praja ini berubah nama menjadi WAHANA BINA PRAJA. Wahana Bina Praja Angkatan IV STPDN sampai dengan angkatan XVI STPDN Wahana Bina Praja ini pimpinannya bernama Gubernur Praja dengan tanda jabatan talikur berwarna biru lis kuning nestel dua, dari Wahana Bina Praja inilah mulai di bentuk berbagai instansi dan UKP yang di ang