Langsung ke konten utama

Tulisan macam apa ini?!

KAMIS, 14 RABIUL AKHIR 1438 H / 12 JANUARI 2017
09:30:00

Karena menikah bukan sebuah balapan, tak harus cepat-cepatan.
Saling susul menyusul jadi yang terdepan.

Bukan juga perkara mudah, yang sekali ketemu langsung saja nikah.
Tanpa perkenalan, tak saling bertukar pikiran.

Menikah itu urusan besar karena menghalalkan sebuah aktivitas yang tadinya haram. Sebuah hubungan yang mulanya menghasilkan dosa dan tak berguna, sangat sia-sia, kemudian berubah menjadi pahala yang terus mengalir sepanjang waktu. Jadi sungguh keliru bila untuk sesuatu yang dapat merubah hukum Allah Ta'ala 180 derajat, dimaknai dengan sangat dangkal dan dilakukan tanpa persiapan. 

Menikah itu butuh ilmu karena prakteknya hingga nanti mati. Menikah itu tak bisa terlebih dahulu coba-coba dan bila merasa tak mampu lantas mundur! Menikah tak sebercanda itu. 

Banyak orang yang salah sangka terhadap Islam. Bahwa Islam melalui wahyu Allah Ta'ala dan sunnah Nabi-nya shallallahu 'alaihi wa sallam menasihati setiap umatnya, terkhusus pemuda untuk menyegerakan pernikahan dan setiap pemudinya untuk mempermudah maharnya, bukan berarti Islam menyuruh umatnya menikah tanpa ilmu atau menikah tanpa ada rasa terlebih dahulu.

Saya pun dulu beranggapan seperti itu, tapi subhanallah, pemikiran tersebut sangat keliru. Islam melalui sunnah Rasul shollallahu 'alaihi wa sallam juga sunnah para sahabat beliau, mengajarkan dan bahkan sangat menekankan untuk menikah dengan terlebih dahulu memiliki ilmu. Baik itu ilmu tentang siapa yang akan kita nikahi maupun ilmu berkenaan dengan hukum-hukum pernikahan itu sendiri.

Dan bila masih ada diantara kita yang berpikiran Islam itu agama yang penuh paksaan dalam urusan pernikahan, maka sepertinya orang tersebut belum banyak mendengarkan ceramah atau kajian Islam berkenaan dengan hubungan pria dan wanita yang akan menikah. 

Orang tersebut rasa-rasanya hanya menyimpulkan Islam dari fakta bahwa Islam melarang pacaran. Sehingga mereka langsung mem-vonis Islam adalah agama yang tak mengizinkan umatnya untuk saling berinteraksi. Allahuakbar, semoga kita tidak termasuk orang-orang yang cepat mengambil kesimpulan tanpa terlebih dahulu memahami permasalahan secara utuh. 

Lalu apa maksud semua ini? Apa tujuan saya menulis beberapa untaian kalimat di atas? Entah-lah, saya hanya sedang berusaha merangkai setiap kata yang ada dalam otak. Lama tak merangkai kata rasa-rasanya menyumbat beberapa saluran darah dalam otak.

Jadi, ya ini-lah hasilnya. Apa ada manfaatnya? hmm 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadalana uliy ba’sin syadid

Selasa, 22 Juli 2014 22.00 WIB Saya akan menampilkan atau mem- posting tulisan dari Bapak Usep Romli , Pengasuh Pesantren Budaya "Raksa Sarakan" Garut. Tulisan ini merupakan tulisan di kolom Opini , harian Republika yang diterbitkan pada hari Selasa, 22 Juli 2014. Beliau menulis tentang (satu-satunya) cara untuk bisa mengalahkan zionis Israel. sehingga tulisannya pun diberi judul, Mengalahkan Zionis Israel . Berikut ini tulisannya saya tampilkan penuh tanpa ada sedikit pun saya kurangi atau tambahkan. "Mengalahkan Zionis Israel" Hari-hari ini, bangsa Palestina di Jalur Gaza sedang dibombardir pasukan Zionis-Israel. Nyaris tak ada perlawanan sama sekali, karena Palestina tak punya tentara. Hanya ada beberapa kelompok sipil bersenjata yang berusaha bertahan seadanya. Negara-negara Arab yang tergabung dalam Liga Arab tak berdaya. Begitu pula negara-negara berpenduduk mayoritas Islam yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI), tak da

Hercules dan Moral

The Legend of Hercules Minggu, 9 Februari 2014 10.10 WIB Cukup lama saya tidak menonton sebuah film di bisokop. Untuk sebagian orang, hal ini merupakan sebuah pemborosan karena kondisi yang ada di Indonesia memungkinkan kita untuk bisa menonton sebuah film dengan harga yang jauh lebih murah.  Di Indonesia kita masih bisa untuk mendapatkan sebuah DVD dengan harga yang sangat murah, sekitar 6 (enam) ribu rupiah ( bajakan tentunya tapi dengan kualitas gambar yang cukup baik ), bandingkan dengan harga yang harus dikeluarkan apabila kita menonton sebuah film di bioskop, sekitar 25 ribu – 50 ribu rupiah tergantung bioskop yang kita pilih. Saya pun menyadari hal itu tapi saya tentu juga memiliki alasan. Terlepas dari alasan idealis yang sebenarnya juga masih saya miliki, alasan utama yang ingin saya kemukakan disini adalah bahwa menonton sebuah film di bioskop bagi saya adalah sebuah penyegaran, sebuah hobi untuk melepas penat dan mendapatkan lagi beberapa semangat. Ya, hobi. Mung

Wahana Wyata Praja IPDN

Sejarah Singkat Wahana Wyata Praja Wahana Wyata Praja adalah organisasi internal Praja IPDN yang pada dasarnya mempunyai tugas dan fungsi sama dari tahun ke tahun, namun namanya berubah sesuai situasi dan kondisi pada masa angkatan tersebut. Nama organisasi praja yang terbentuk sejak awal berdirinya STPDN hingga IPDN adalah sebagai berikut: Manggala Corps Praja Angkatan I STPDN sampai dengan angkatan IV STPDN Organisasi ini bernama MANGGALA CORPS PRAJA, yang pimpinannya adalah Manggala Pati dengan tanda jabatan talikur berwarna merah, nama Manggala Corps ini hanya sampai pada angkatan IV saja, karena pada angkatan V organisasi internal Praja ini berubah nama menjadi WAHANA BINA PRAJA. Wahana Bina Praja Angkatan IV STPDN sampai dengan angkatan XVI STPDN Wahana Bina Praja ini pimpinannya bernama Gubernur Praja dengan tanda jabatan talikur berwarna biru lis kuning nestel dua, dari Wahana Bina Praja inilah mulai di bentuk berbagai instansi dan UKP yang di ang