Langsung ke konten utama

Tentang kebaikan dan keburukan.

Sabtu, 19 Jumadil Tsani 1438 H / 18 Maret 2017
11.27 WIB

Di dalam hadits riwayat Imam Muslim, dari Shuhaib bin Sinan radhiallahu’anhu dia berkata, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda :

“Alangkah mengagumkan keadaan orang yang beriman, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya”.

Akibat kurangnya ilmu agama serta salah dalam memandang dunia. Karena indikator dan -isme yang disandarkan bukan pada Kalamullah (Al-Qur'an) serta Sunnah Rasul-Nya Shallallahu’alaihi Wasallam (padahal dia mengaku dan meng-klaim sebagai seorang Muslim), maka semakin besar kemungkinan bagi kita untuk memiliki anggapan bahwa ujian hidup adalah segala sesuatu yang kita anggap buruk. Adapun sebuah kebahagian adalah segala hal yang kita nilai baik.

Tapi hidup tidak seperti itu. Konsep kehidupan dalam Islam tak mengajari kita rumus tersebut di atas.

Kebaikan dan keburukan adalah bagian dari kehidupan dan keduanya adalah ujian. Apapun yang telah, sedang, dan akan kita hadapi dalam kehidupan ini, baik atau buruk, akan menentukan tempat serta derajatnya di kehidupan abadi nantinya.

Sehingga permasalahannya tidak berhenti pada baik atau buruk yang kita dapatkan, tapi respon apa yang kemudian kita berikan pada kebaikan atau keburukan itu.

Kebaikan tanpa ada rasa syukur maka itu keburukan. Dan keburukan diiringi dengan kesabaran maka itu-lah kebaikan.

Rasa syukur dan rasa sabar itu lalu kita tunjukan dengan serangkaian sikap taat pada ketentuan Allah ta'ala dan Rasul-Nya Shallallahu’alaihi Wasallam, yang kita sebut dengan istilah ibadah.

Pada akhirnya, apapun yang terjadi dalam hidup ini harus mampu membuat kita terus beribadah kepada-Nya. Tak peduli apakah itu kebaikan atau keburukan, bila dengannya kita semakin taat pada Allah ta'ala, maka itu kebaikan. Dan tak peduli apakah itu kebaikan atau keburukan, bila dengannya kita semakin jauh dari Allah ta'ala, lalai dengan ibadah, berani menganggap remeh Sunnah Rasul Shallallahu’alaihi Wasallam, maka demi Allah itu adalah keburukan!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadalana uliy ba’sin syadid

Selasa, 22 Juli 2014 22.00 WIB Saya akan menampilkan atau mem- posting tulisan dari Bapak Usep Romli , Pengasuh Pesantren Budaya "Raksa Sarakan" Garut. Tulisan ini merupakan tulisan di kolom Opini , harian Republika yang diterbitkan pada hari Selasa, 22 Juli 2014. Beliau menulis tentang (satu-satunya) cara untuk bisa mengalahkan zionis Israel. sehingga tulisannya pun diberi judul, Mengalahkan Zionis Israel . Berikut ini tulisannya saya tampilkan penuh tanpa ada sedikit pun saya kurangi atau tambahkan. "Mengalahkan Zionis Israel" Hari-hari ini, bangsa Palestina di Jalur Gaza sedang dibombardir pasukan Zionis-Israel. Nyaris tak ada perlawanan sama sekali, karena Palestina tak punya tentara. Hanya ada beberapa kelompok sipil bersenjata yang berusaha bertahan seadanya. Negara-negara Arab yang tergabung dalam Liga Arab tak berdaya. Begitu pula negara-negara berpenduduk mayoritas Islam yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI), tak da

Hercules dan Moral

The Legend of Hercules Minggu, 9 Februari 2014 10.10 WIB Cukup lama saya tidak menonton sebuah film di bisokop. Untuk sebagian orang, hal ini merupakan sebuah pemborosan karena kondisi yang ada di Indonesia memungkinkan kita untuk bisa menonton sebuah film dengan harga yang jauh lebih murah.  Di Indonesia kita masih bisa untuk mendapatkan sebuah DVD dengan harga yang sangat murah, sekitar 6 (enam) ribu rupiah ( bajakan tentunya tapi dengan kualitas gambar yang cukup baik ), bandingkan dengan harga yang harus dikeluarkan apabila kita menonton sebuah film di bioskop, sekitar 25 ribu – 50 ribu rupiah tergantung bioskop yang kita pilih. Saya pun menyadari hal itu tapi saya tentu juga memiliki alasan. Terlepas dari alasan idealis yang sebenarnya juga masih saya miliki, alasan utama yang ingin saya kemukakan disini adalah bahwa menonton sebuah film di bioskop bagi saya adalah sebuah penyegaran, sebuah hobi untuk melepas penat dan mendapatkan lagi beberapa semangat. Ya, hobi. Mung

Wahana Wyata Praja IPDN

Sejarah Singkat Wahana Wyata Praja Wahana Wyata Praja adalah organisasi internal Praja IPDN yang pada dasarnya mempunyai tugas dan fungsi sama dari tahun ke tahun, namun namanya berubah sesuai situasi dan kondisi pada masa angkatan tersebut. Nama organisasi praja yang terbentuk sejak awal berdirinya STPDN hingga IPDN adalah sebagai berikut: Manggala Corps Praja Angkatan I STPDN sampai dengan angkatan IV STPDN Organisasi ini bernama MANGGALA CORPS PRAJA, yang pimpinannya adalah Manggala Pati dengan tanda jabatan talikur berwarna merah, nama Manggala Corps ini hanya sampai pada angkatan IV saja, karena pada angkatan V organisasi internal Praja ini berubah nama menjadi WAHANA BINA PRAJA. Wahana Bina Praja Angkatan IV STPDN sampai dengan angkatan XVI STPDN Wahana Bina Praja ini pimpinannya bernama Gubernur Praja dengan tanda jabatan talikur berwarna biru lis kuning nestel dua, dari Wahana Bina Praja inilah mulai di bentuk berbagai instansi dan UKP yang di ang