Langsung ke konten utama

Instagram

KAMIS, 5 MARET 2015
13.28 WIB
 
Terima kasih saya ucapkan pada Yas Budaya, dalam beberapa segi kehidupan, terutama media sosial, lebih spesifik Instagram. Akun instagram (IG) Yas Budaya (@yasbudaya) sungguh sangat memberi banyak arti bagi saya.
 
Melalui akun IG-nya saya mulai juga membiasakan diri menyuarakan isi hati, ide yang terbang bebas dalam otak serta rasa yang tak sempat tertumpahkan dalam kehidupan nyata interaksi.
 
Yas Budaya memang gencar melakukan propaganda. Propaganda dalam hal kebaikan. Mengkritisi untuk membuka mata serta hati khalayak luas tentang sebuah fenomena yang terjadi tepat di depan kita.
 
Dia berbicara lepas dengan media gambar yang dia post di IG kemudian dia elaborasikan melalui caption. Dia uraikan panjang lebar mengenai makna gambar yang dia post atau bahkan gambar itu hanya pelengkap tulisan inti yang terdapat dalam caption.
 
Saya sungguh menikmati setiap post dan caption yang dia buat. Saya mulai melihat kecenderungan dalam diri seorang Yas untuk lebih memaksimalkan media IG yang kini memang sedang naik daun.
 
Awalnya, Yas lebih banyak berceloteh melalui media blog akan tetapi kini dia lebih sering bergumam di akun IG miliknya.
 
Saya pikir itu merupakan pilihan yang tepat, karena media IG lebih banyak memiliki followers yang lebih banyak serta lebih mudah diakses oleh khalayak luas. Sehingga pesannya mudah dan cepat tersampaikan.
 
Akan tetapi saya berharap media blog tidak ditinggalkan begitu saja, bagi saya blog tetap relevan ketika tulisan yang ingin disampaikan memiliki argumen yang kuat.
 
Tulisan di media IG bagaimanapun juga tak akan bisa untuk sedetail apabila menulis di dalam blog. Yang memang dari awal dibuat untuk wadah para "penulis".
 
Jadi, izinkan saya juga untuk mengikuti hal yang baik ini, memanfaatkan IG sebagai wadah bagi saya menumpahkan segala kesah setelah blogger, tumblr, dan twitter.
 
#PMA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadalana uliy ba’sin syadid

Selasa, 22 Juli 2014 22.00 WIB Saya akan menampilkan atau mem- posting tulisan dari Bapak Usep Romli , Pengasuh Pesantren Budaya "Raksa Sarakan" Garut. Tulisan ini merupakan tulisan di kolom Opini , harian Republika yang diterbitkan pada hari Selasa, 22 Juli 2014. Beliau menulis tentang (satu-satunya) cara untuk bisa mengalahkan zionis Israel. sehingga tulisannya pun diberi judul, Mengalahkan Zionis Israel . Berikut ini tulisannya saya tampilkan penuh tanpa ada sedikit pun saya kurangi atau tambahkan. "Mengalahkan Zionis Israel" Hari-hari ini, bangsa Palestina di Jalur Gaza sedang dibombardir pasukan Zionis-Israel. Nyaris tak ada perlawanan sama sekali, karena Palestina tak punya tentara. Hanya ada beberapa kelompok sipil bersenjata yang berusaha bertahan seadanya. Negara-negara Arab yang tergabung dalam Liga Arab tak berdaya. Begitu pula negara-negara berpenduduk mayoritas Islam yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI), tak da

Hercules dan Moral

The Legend of Hercules Minggu, 9 Februari 2014 10.10 WIB Cukup lama saya tidak menonton sebuah film di bisokop. Untuk sebagian orang, hal ini merupakan sebuah pemborosan karena kondisi yang ada di Indonesia memungkinkan kita untuk bisa menonton sebuah film dengan harga yang jauh lebih murah.  Di Indonesia kita masih bisa untuk mendapatkan sebuah DVD dengan harga yang sangat murah, sekitar 6 (enam) ribu rupiah ( bajakan tentunya tapi dengan kualitas gambar yang cukup baik ), bandingkan dengan harga yang harus dikeluarkan apabila kita menonton sebuah film di bioskop, sekitar 25 ribu – 50 ribu rupiah tergantung bioskop yang kita pilih. Saya pun menyadari hal itu tapi saya tentu juga memiliki alasan. Terlepas dari alasan idealis yang sebenarnya juga masih saya miliki, alasan utama yang ingin saya kemukakan disini adalah bahwa menonton sebuah film di bioskop bagi saya adalah sebuah penyegaran, sebuah hobi untuk melepas penat dan mendapatkan lagi beberapa semangat. Ya, hobi. Mung

Wahana Wyata Praja IPDN

Sejarah Singkat Wahana Wyata Praja Wahana Wyata Praja adalah organisasi internal Praja IPDN yang pada dasarnya mempunyai tugas dan fungsi sama dari tahun ke tahun, namun namanya berubah sesuai situasi dan kondisi pada masa angkatan tersebut. Nama organisasi praja yang terbentuk sejak awal berdirinya STPDN hingga IPDN adalah sebagai berikut: Manggala Corps Praja Angkatan I STPDN sampai dengan angkatan IV STPDN Organisasi ini bernama MANGGALA CORPS PRAJA, yang pimpinannya adalah Manggala Pati dengan tanda jabatan talikur berwarna merah, nama Manggala Corps ini hanya sampai pada angkatan IV saja, karena pada angkatan V organisasi internal Praja ini berubah nama menjadi WAHANA BINA PRAJA. Wahana Bina Praja Angkatan IV STPDN sampai dengan angkatan XVI STPDN Wahana Bina Praja ini pimpinannya bernama Gubernur Praja dengan tanda jabatan talikur berwarna biru lis kuning nestel dua, dari Wahana Bina Praja inilah mulai di bentuk berbagai instansi dan UKP yang di ang