Senin, 21 April 2025
08.32 WIB
Bissmillah wa shallatu wa sallam ala rasulillah.
Jiwa Kepemimpinan yang Baik (bagian pertama)
1. Membagi tugas.
2. Menjadi mentor.
Jiwa Kepemimpinan yang Baik (bagian kedua)
3. Pengambilan Keputusan (Decision-making).
Jiwa Kepemimpinan yang Baik (bagian ketiga)
4) Tidak Terlalu Membutuhkan pada Bawahan.
Jiwa Kepemimpinan yang Baik (bagian keempat)
5) Jujur.
Jiwa Kepemimpinan yang Baik (bagian kelima)
6) Menciptakan dan/atau membangun sebuah iklim birokrasi/proses kerja sesuai dengan yang dia inginkan/ucapkan/janjikan.
7) Teladan Pimpinan dan Konsistensi Penerapan Aturan
Salah satu PR (pekerjaan rumah) besar dalam dunia birokrasi Indonesia adalah permasalahan disiplin pegawai. Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib dan sebagainya).
Sependek pengalaman kami bekerja dalam dunia birokrasi, permasalahan disiplin memang merupakan salah satu penyakit akut dan kronis yang ada dalam tubuh birokrasi Indonesia. Akan tetapi, permasalahan ini sebenarnya bisa dengan mudah untuk diselesaikan. Berbeda halnya dengan masalah kompetensi pegawai.
Ketika sebuah organisasi ingin menghilangkan permasalahan kompetensi pegawai, maka hal itu lebih kompleks untuk dilakukan. Karena butuh effort yang besar, semisal melakukan pendidikan dan pelatihan bagi pegawai yang kurang berkompeten.
Butuh Waktu dan proses yang panjang untuk akhirnya bisa merubah pegawai dari yang tidak kompeten menjadi berkompeten.
Adapun untuk permasalahan disiplin, maka solusinya hanya tinggal teladan pimpinan dan konsistensi penerapan aturan.
Kami melihat bahwa fenomena tidak disiplinya pegawai, khususnya pegawai di lingkungan birokrasi, lebih banyak disebabkan oleh tidak adanya teladan dari pimpinan dan inkonsistensi dari penerapan aturan.
Hal tersebut membuat pegawai akhirnya tidak memiliki motivasi untuk menjadi seseorang yang disiplin disebabkan tidak adanya reward ataupun punishment yang jelas dan terukur.
Seringnya penerapan disiplin hanya hangat di awal, setelah itu kemudian menghilang dan akhirnya kembali pada kebiasaan lama.
Oleh karena itu, langkah-langkah strategis yang bisa dilakukan dalam rangka menegakan disiplin pegawai adalah:
a) Pimpinan organisasi harus menjadi teladan.
b) Pimpinan organisasi melakukan observasi tentang kebiasaan yang telah ada dalam organisasi tersebut.
Berdasarkan observasi tersebut, dia kemudian membuat rumusan kebijaksanaan perihal aturan yang akan diterapkan. Karena akan menjadi sulit untuk dilakukan apabila pimpinan bersikeras untuk langsung melakukan perubahan 180 derajat.
Ibarat sebuah mobil yang sedang melaju kencang dan kita paksa untuk langsung melakukan U-turn, maka kemungkinan besar akan terjadi kecelakaan. Mau tidak mau, pimpinan harus bisa melakukan kompromi dulu di awal penerapan disiplin.
c) Kebijaksanaan aturan itu kemudian dituliskan menjadi sebuah komitmen kerja (pakta integritas).
Komitmen kerja itu selanjutnya disosialisasikan langsung oleh pimpinan kepada seluruh pegawai. Dipastikan seluruh pegawai telah memahami isi komitmen itu.
Idealnya komitmen itu dituangkan dalam bentuk hitam di atas putih dan ditandatangani langsung oleh masing-masing pegawai.
d) Di dalam komitmen kerja juga disebutkan bentuk-bentuk sanksi yang akan diberikan.
Sama halnya dengan komitmen kerja, penerapan sanksi juga harus dikompromikan dari aturan legal yang berlaku. Sehingga sebelum langsung dijatuhi hukuman legal sesuai ketentuan peraturan-undangan yang ada, masing-masing pegawai cukup diberikan sanksi "ringan" yang bisa diakumulasikan dan berubah menjadi hukuman legal, apabila pegawai tersebut terus menerus melakukan kesalahan. Dan semua itu tertuang jelas di dalam lembar komitmen kerja.
e) Pada akhirnya, pimpinan harus mau untuk mengawasi langsung penerapan komitmen kerja dimaksud.
Pimpinan jangan merasa "gengsi" untuk terus konsisten mengawasi penerapan komitmen kerja. Konsistensi dalam pengawasan harus diikuti dengan konsisten dalam memberikan sanksi. Hal tersebut dilakukan kurang lebih selama 3 atau 6 bulan, tergantung situasi organisasi dan para pegawai yang ada di dalamnya.
Wallahu'allam
Selesai ditulis pada tanggal 21 April 2025 pukul 10.44 WIB.
Komentar
Posting Komentar