Sabtu, 7 Rajab 1447 H / 27 Desember 2025 M
08.21 WIB
Bissmillah wa shallatu wa sallam ala rasulillah
Bila Ku Mati: Catatan tentang Peristiwa Kematian, adalah sebuah judul buku yang disusun oleh Ustaz Ammi Nur Baits. Seorang penggiat dakwah yang berasal dari pesisir pantai utara Lamongan, Provinsi Jawa Timur. Saat ini beliau, semoga Allah ta'ala senantiasa menjaganya dalam kebaikan, berdomisili di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Berdasarkan biografi yang tertulis di akhir buku, Bila Ku Mati: Catatan tentang Peristiwa Kematian adalah buku ke-23 yang telah beliau tulis. Buku ini diterbitkan oleh Pustaka Muamalah Jogja dan yang kami miliki saat ini merupakan cetakan pertama yang diterbitkan pada bulan Jumadil Akhir 1447 / November 2025.
Buku ini terdiri dari 257 halaman yang dibagi ke dalam delapan bab besar, yaitu Bab 1 Apa itu Kematian, Bab 2 Kisah Kematian Para Nabi, Bab 3 Menjelang Kematian, Bab 4 Saat Kematian Tiba, Bab 5 Menjelajahi Alam Barzakh, Bab 6 Fiqih Takziah, Bab 7 Fiqih Kuburan serta Bab 8 Penutup dan Nasehat.
Sebagaimana yang telah Ustaz Ammi Nur Baits, semoga Allah ta'ala senantiasa menjaganya dalam kebaikan, di dalam Kata Pengantar, buku ini beliau susun sebagai sebuah pengingat bagi kita semua akan adanya kematian. Di tengah hiruk pikuk dunia yang semakin melalaikan, kita lupa bahwa kita semua pasti akan mati. Padahal dengan mengingat kematian, kita bisa untuk sedikit menghilangkan rasa tamak pada dunia.
Ustaz Ammi, semoga Allah ta'ala senantiasa menjaganya dalam kebaikan, mengajak kita untuk mengingat kematian dengan cara mempelajari segala tahapan yang akan dilalui sebelum, ketika dan setelah kematian. Karena dalam aqidah seorang Muslim, kematian bukan akhir dari segalanya tapi merupakan awal dari sebuah fase perjalanan panjang menuju kebahagian abadi atau kesengsaraan yang tiada bertepi.
Walhamdulillah, sebagaimana kaidah dalam penyampaian para asatiz yang berusaha istiqomah di jalan manhaj salaf, maka buku ini juga penuh dengan dalil. Penyebutan dalil juga disajikan dengan cara mencantumkan sumber rujukan dalil tersebut. Kemudian kita diajak untuk memahami dalil dari perspektif ulama rabbani sehingga tidak liar menerka maksud dan makna sebuah dalil.
Tapi, Anda jangan lantas khawatir atau menganggap bahwa buku ini adalah sebuah bacaan "berat". Penuh dengan kaidah ilmiah tidak lantas buku ini hanya tersaji untuk para cendekia. Kita yang awam masih sangat bisa untuk memahami buku ini dengan baik karena Ustaz Ammi, semoga Allah ta'ala senantiasa menjaganya dalam kebaikan, menarasikan setiap penjelasan dengan lugas dan mudah untuk dicerna.
Bagi kami, Bab 2 Kisah Kematian Para Nabi bagian Pertama: Wafatnya Nabi Muhammad shallallu alaihi wa sallam, merupakan bagian yang sangat menyentuh hati dan cara paling ampuh untuk bisa melunakan hati. Kisah panjangnya bisa kita temukan di buku-buku sirah, dan di sini Ustaz Ammi hanya meringkas dan mengambil bagian yang relevan dengan tema utama buku Bila Ku Mati.
Kami seorang yang awam, yang masih sering terkalahkan oleh syahwat dan berlumur bermacam dosa, tentu masih sangat jauh dari menyintai Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam sebagaimana tuntunan syariat. Tapi dengan segala keterbatasan yang kami miliki, kami terus berusaha menjadi pengikut Nabi yang sejati. Dan dengan realita itu, kami masih merasa sedih ketika harus kembali membaca detik-detik beliau harus meninggalkan dunia ini.
Bab ini atau setidak-tidaknya bagian tentang detik-detik wafatnya Rasul shallallahu alaihi wa sallam, seharusnya disimpan di bagian akhir sebagai sebuah penutup. Sehingga setiap orang yang membaca bisa kemudian meratapi dan melakukan introspeksi diri bahwa kematian itu sangat nyata dan datang kapan saja.
Bab lain yang juga berkesan bagi kami adalah Bab 3 Menjelang Kematian pada bagian pertama Ciri Husnul Khatimah dan Su'ul khatimah. Salah satu ciri husnul khatimah yang disebutkan oleh Ustaz Ammi adalah mati karena membela. Konteks ini sangat sesuai dengan kami yang sekarang telah menjadi seorang kepala rumah tangga.
Benar, semua diantara kita tidak pernah berharap untuk mendapatkan sebuah musibah, terlebih musibah seperti kehilangan harta atau keluarga dengan cara yang tragis (pencurian/begal), tapi kita semua tidak pernah tau masa depan seperti apa yang akan kita hadapi. Pada akhirnya kita hanya berdoa, berharap dan mengusahakan untuk mendapatkan segala yang terbaik sambil mempersiapkan diri ketika harus mendapatkan kemungkinan terburuk.
Sebagai salah satu bentuk kita mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan terburuk adalah kita persiapkan mental dengan bekal ilmu yang shahih. Dengan kita memiliki aqidah shahih yaitu yakin akan janji Allah Ta'ala yang diucapkan melalui lisan Nabi-Nya, shallallahu alaihi wa sallam, maka kita akan menjadi sosok yang pemberani.
Nabi Muhammad, shallallahu alaihi wa sallam, menjanjikan kematian yang syahid bagi siapa saja yang mati terbunuh karena membela diri untuk menjaga harta, keluarga dan dirinya sendiri. Sungguh, sebuah motivasi agar setiap kita, khususnya para lelaki, tidak menjadi seorang pengecut.
Pada akhirnya, buku ini adalah sebuah bacaan yang diharapkan bisa untuk kembali menyadarkan kita bahwa hidup ini hanya sementara dan cepat atau lambat pasti akan berakhir. Hidup ini hanya sebagai sarana bagi kita mempersiapkan bekal untuk menempuh hidup abadi di Surga atau Neraka.
Semoga Allah ta'ala istiqomahkan kita semua diatas kebaikan dan mudahkan kita untuk mendapatkan husnul khatimah. Aamiin.
Wallahu'allam.
Selesai ditulis pada hari Sabtu, 7 Rajab 1447 H yang bertepan dengan tanggal 27 Desember 2025 M pada pukul 09.18 WIB.

Komentar
Posting Komentar