Kisah cinta di kehidupan nyata, tak akan pernah bisa seindah cerita fiksi belaka. Ini tentang menyatukan dua hati yang berbeda, beda emosi beda harapan. Sedikit adu argumen dan masalah adalah sesuatu yang biasa nan wajar. Tinggal bagaimana caranya kita menyikapi itu semua, bersikap dewasa dan bijak atau kah bertahan dengan pendapat sendiri karena ingin menang dan tertawa. Dan itulah Aku, hubungan ini. Belum terlalu lama, tidak juga sebentar. Tapi sudah harus terpisah jarak dan tempat. Tidak bisa bertemu dan berkomunikasi seperti biasa, seperti selayaknya pasangan kawula muda. Karena diri ini sungguh terikat dengan aturan dan sedang berusaha untuk beradaptasi agar tidak mati. Beruntungnya Aku, dia mampu memahami dan tak sedikit pun cintanya luntur. Dia tetap berjanji setia, untuk sayang dan menunggu. Lalu hati ini mulai sadar, sadar dengan segala keterbatasan yang ada. Aku mencoba memahami semuanya. Mencoba tak meminta lebih dan memaklumi segalanya. Ku coba singkirkan semua ego mengekan...
Diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Dawud dan Nasa’i, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Apabila manusia meninggal dunia, terputuslah segala amalannya, kecuali dari tiga perkara : shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shaleh yang mendoakannya”. Maka semoga jejak tulisan yang saya tinggalkan ini mampu menjadi ilmu yang memberikan manfaat. Aamiin.