Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2014

Filippo Inzaghi (bukan) Panasea bagi Milan

MINGGU, 29 JUNI 2014 13.37 WIB Saya tidak akan menulis tentang Piala Dunia yang sekarang telah memasuki babak 16 besar ataupun mengenai Pemilihan Presiden Indonesia yang beberapa hari lagi akan segera kita laksanakan atau tentang perbedaan awal Ramadhan yang harus kembali tersaji di bumi pertiwi ini. Tidak, saya tidak akan membahas itu semua ataupun salah satu diantaranya. Saya hanya ingin menulis atau lebih tepatnya menuliskan kembali atau mem- posting ulang sebuah tulisan dari saudara Deny Adi Prabowo pada tanggal 10 Juni 2014. Saya tertarik untuk kembali mem- posting ulang tulisannnya, karena dia menulis pendapatnya tentang penunjukan Filippo Inzaghi sebagai pelatih Milan. Dan yang terpenting adalah saya sependapat dengan apa yang dia kemukakan atau secara sederhananya, segala apa yang saya pikirkan telah mampu untuk tercurahkan melalui tulisannya bahkan mampu untuk tertuliskan dengan sangat baik. Oleh karena itu tanpa harus berpanjang kata, silahkan anda menikmati s

Awake

SELASA, 10 JUNI 2014 13.51 WIB Tak seperti biasanya, tulisan ini saya tulis dengan iringan beberapa musik. Biasanya saya selalu menyendiri, tanpa ada suara apapun untuk bisa mencurahkan segala yang saya rasakan ke dalam bentuk tulisan. Tapi kali ini entah kenapa saya bisa untuk menulis dengan adanya suara latar yang mengiringi. Terasa dramatis memang, tapi juga terasa sulit. Karena otak disibukan juga dengan mengolah lirik dari musik yang saya dengar. Terlebih karena musik yang saya putar berisikan lirik yang mampu menyentuh hati. Ahh , terlalu melankolis sepertinya! Jadi, tulisan ini saya niatkan untuk “melawan” tulisan saya sebelumnya. Tulisan sebelumnya, 3,586 , saya tulis penuh emosi dan berakhir menjadi sebuah keluhan.  Maka setelah butuh beberapa saat, setidaknya 10 hari, akhirnya saya mampu untuk mencerna semuanya dan berpikir jauh lebih rasional dan mungkin lebih positif. Maka tak adil rasanya ketika emosi negatif mampu untuk saya kelola menjadi tulisan lalu kenapa emosi p

3,586

SENIN, 2 JUNI 2014 14.33 WIB Jujur, entah dari hal apa saya harus menuliskan tulisan ini. Karena pada akhirnya tulisan ini akan menjadi sebuah tulisan penuh keluhan. Pada akhirnya, sehebat apapun saya mengolah kata dan mengatur tata letak kalimat, akan terbaca seperti sebuah tulisan yang ditulis penuh dengan emosi dan rasa iri. Hanya akan menunjukan sisi negatif sebentuk ketidakmampuan untuk menerima kenyataan dan mensyukuri segala apa yang ada dan terjadi. Padahal sungguh, setiap yang telah terjadi adalah segala yang terbaik menurut Tuhan, Allah Swt. Bilapun tidak begitu tulisan ini akan bernada sama dengan tulisan saya terdahulu semisal, Tentang Nilai apakah relevan? , Air mata ini bukan untuk kalian , (masih) D4 atau S1 , D4 atau S1 , Dengarkan curhatku , Proses yang benar atau Hasil yang baik , dan Realistis bukan pesimistis . Tulisan-tulisan tersebut merupakan perpaduan antara ego, kesombongan, dan juga kebodohan.  Saya sebut kumpulan ego karena saya menulis murni menuruti ap