Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2015

Menggugat Tulisan Endah Sulistyowati

SELASA, 3 FERUARI 2015 08.07 WIB   Menarik ketika saya membaca sebuah tulisan di koran Tribun Jabar edisi hari Selasa, tanggal 3, bulan Februari, tahun 2015. Tulisan yang dimuat pada kolom Tribun Forum, merupakan karya dari Endah Sulistyowati, Pemerhati Kinerja Birokrasi dan Pekerja Sosial.   Tulisan tersebut berjudul Menggugat Gaji Gendut PNS di Ibukota.   Secara garis besar Endah mengkritisi dan berada di pihak yang kontra dalam menyikapi kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam memberikan tunjangan “fantastis” kepada PNS (Pegawai ASN) yang berada di lingkungannya.   Endah mempertanyakan kebijakan tersebut dari beberapa sudut pandang yakni : kecemburuan PNS yang ada di daerah lainnya, tidak ada ukuran dan pembobotan kerja secara objektif, APBD selalu habis tersita untuk pembayaran gaji PNS, etos kerja PNS lamban, dan belum adanya pola serta mekanisme rekrutmen PNS secara fair dan lancar.   Beberapa hal tersebut yang kemudian mendasari saudari Endah untuk

Hidup sederhana

SENIN, 2 FEBRUARI 2015 13.51 WIB ”Hidup sederhana” mendadak menjadi sebuah perbincangan hangat diantara Pegawai Aparatur Sipil Negara (Pegawai ASN). Adalah Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB), Yudi Chrisnandi, yang membuat “hidup sederhana” di kalangan Pegawai ASN menjadi sangat populer dan menuai pro serta kontra. Pro dan kontra atau polemik itu muncul ke permukaan karena Menpan RB mengatur secara spesifik kehidupan Pegawai ASN Indonesia sehingga mengaburkan batas antara kehidupan privat dan publik setiap pribadi yang menjalani profesi sebagai Pegawai ASN. Niat dan semangat yang ingin diberikan oleh Menpan RB sungguh sangat mulia tapi mungkin cara yang beliau lakukan kurang populer atau bahkan tidak tepat apabila dilihat dari sudut pandang ASN itu sendiri. Berbicara kehidupan sederhana tentunya tidak bisa dilepaskan dari penghasilan yang didapatkan setiap bulannya. Secara umum, tanpa ada kampanye atau kebijakan “hidup sederha