Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2013

HARI TANPA TEMBAKAU

STOP MEROKOK ? HARI TANPA TEMBAKAU SEDUNIA Hari Tanpa Tembakau Sedunia http://id.wikipedia.org/wiki/Hari_Tanpa_Tembakau_Sedunia Hari Tanpa Tembakau Sedunia diperingati di seluruh dunia setiap tahun pada tanggal 31 Mei. Gerakan ini menyerukan para perokok agar berpuasa tidak merokok (mengisap tembakau) selama 24 jam serentak di seluruh dunia. Hari ini bertujuan untuk menarik perhatian dunia mengenai menyebarluasnya kebiasaan merokok dan dampak buruknya terhadap kesehatan. Diperkirakan kebiasaan merokok setiap tahunnya menyebabkan kematian sebanyak 5,4 juta jiwa. Negara-negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencetuskan Hari Tanpa Tembakau Sedunia ini pada tahun 1987. Dalam satu dasawarsa terakhir, gerakan ini menuai reaksi baik berupa dukungan dari pemerintah, aktivis kesehatan, dan organisasi kesehatan masyarakat, ataupun tentangan dari para perokok, petani tembakau, dan industri rokok. WHO dan Hari Tanpa Tembakau Hari Tanpa Tembakau Sedunia adalah salah satu dar

NEVER GIVE UP

Senin, 27 Mei 2013 10.00 WIB Lagi dan lagi saya akan mencoba menampilkan sebuah tugas. Tugas hasil karya sendiri berbentuk sebuah tulisan, mencoba ilmiah sebagai konsekuensi seorang peserta didik dalam dunia akademisi. Segalanya harus bisa untuk dipertanggungjawabkan. Mengenyampingkan segala kebenaran intuisi, mengutamakan data yang faktual, valid, bisa untuk diselidiki.   Kenapa saya jadi begini? Begitu bernafsu dengan segala macam yang berbentuk ilmiah? Karena saya sungguh malu, saya telah mengikuti sebuah lomba penulisan karya tulis ilmiah, tapi apa yang saya lakukan masih jauh dari metode ilmiah.  Apa yang saya tulis masih sangat mengalir, tanpa ada kerangka berpikir. Tidak mendalam, tidak ada fokus dan lokus yang jelas. Sangat normatif dengan bahasa bombastis, tak begitu baku.   Ahh , saya berlindung di bawah ketiak “pengalaman pertama”, awalnya begitu.  Tapi saya pun lantas menyadari, tak bijak rasanya selalu mencari pembenaran ketika kita sepenuhnya salah. Tak

Jangan Bedakan Kaya atau Miskin!

http://assets.kompas.com/data/photo/2012/10/24/1441387620X310.jpg Rabu, 22 Mei 2013 14.15 WIB *catatan : Ini hanya sebuah tugas tapi saya pikir cukup relevan untuk saya posting di dalam blog.  Sekedar berbagi sedikit ilmu tentang Strategi Pelayanan Publik serta kondisi yang ada di lingkungan saya sekarang ini berada.  Bisa juga menjadi sebuah berita. Terserah-lah anda mau menyebut ini apa.  Tapi saya harap, setidak-tidaknya ini bisa memberikan manfaat bagi anda semua.  Memberikan pemahaman bahwa kita harus selalu "memperhatikan" apa yang telah, sedang, dan akan Pemerintah lakukan.  Tidak apatis, tidak skeptis. Tapi tidak juga pesimistis. Jadi, selamat membaca. #PMA all day, guys! :) Salah satu artikel yang terdapat/dimuat di Koran Tribun Pontianak edisi Sabtu, 27 April 2013, dengan judul Midji : Jangan Bedakan Kaya dan Miskin , memberitakan tentang peresmian instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Syarief Muhamad Al Kadrie, ya

Kultur

SUBEDJO IPDN KAMPUS KALBAR Senin, 20 Mei 2013 15.57 WIB Saya yang takut primordialisme ( baca : Takut Primordialisme ), seharusnya berada di garda terdepan untuk memeranginya. Tapi saya justru masih sering untuk melakukannya, walau dalam takaran dan bentuk yang berbeda. Kecil dan sederhana.   Saya hanya meyakini bahwa perubahan yang hakiki itu adalah evolusi bukan revolusi. Karena dengan revolusi akan selalu ada darah berjatuhan dan nyawa yang terbuang. Tak sia-sia memang, tapi tak manusiawi rasanya.   Tapi dengan cara evolusi, dengan cara yang santun bukan keras. Maka perubahan itu akan meresap dan terlembaga dalam hati setiap manusia. Mereka mengerti dan memahami dengan keteladanan yang utama.   Terlebih ini masalah budaya ( kultur di tempat saya lebih terkenal disebutnya ). Ya, struktur dan prosedurnya memang telah lama dibenahi. Diperbaiki dan disesuaikan dengan perubahan serta tuntutan perkembangan zaman. Semua telah direformasi. Restorasi. Bahkan mungkin revolusi.  

Pancasilais atau Sekularis ?

Selasa, 14 Mei 2013 16.07 WIB http://www.themuslimtimes.org/wp-content/uploads/2012/01/Teks-pancasila-.jpg Di dalam Bab I pasal 1 ayat (3) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disebutkan bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum. Hal ini menegaskan bahwa Indonesia bukan merupakan Negara kekuasaan ( Machstaat ).   Konsep Negara hukum atau Negara yang  berdasarkan hukum berawal dari ungkapan yang dilontarkan oleh Cicero yang berbunyi “Ubi Societas Ibi Ius” atau secara sederhananya dapat kita artikan sebagai dimana ada masyarakat disitu ada hukum. Pernyataan Cicero itu bermakna bahwa ketika manusia hidup secara bermasyarakat maka mau tidak mau, disadari atau tidak, maka akan selalu tercipta sebuah hukum diantara mereka. Berawal mula dari sebuah pernyataan sederhana, konsep Negara hukum mengalami perkembangan yang signifikan terutama setelah munculnya juga pendapat dari Plato dan Aristoteles . Plato dalam karyanya yang berjudul “Nomoi” (The Law)

Secarik harapan

http://www.seniorcarectrs.com/wp-content/uploads/2013/04/its-may.png Minggu, 5 Mei 2013  07.02 WIB   Tak ada hal khusus yang akan saya tuliskan di sini. Bukan karena tak ada hal yang sedang saya rasakan. Tak berarti juga hal-hal yang sedang, telah, atau bahkan yang akan terjadi semuanya berjalan lancar ( lancar menurut sudut pandang saya tentunya ).  Hal ini lantas tak juga berarti semua hal yang berlalu tak menggelitik nurani dan hati saya. Tidak, karena memang tidak seperti itu.  Faktanya dan rasanya, banyak hal atau beberapa hal atau sedikit hal memang sedang saya pikirkan. Tak sedikit atau bahkan banyak yang tak sesuai dengan harapan ( harapan saya tentunya ). Banyak atau hanya sedikit hal yang sebenarnya ingin saya kritisi.  Tapi, ( nah disini masalahnya ) saya sedang tak bisa untuk mengemukakannya.  Kenapa? Tak ada waktu? Saya selalu yakin waktu itu selalu ada, tinggal bagaimana kita menggunakannya. Kita tidak akan terlalu sibuk atau terlalu santai bi