Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Tips Hijrah

Jum'at, 4 Rabi'ul Akhir 1439 H // 22 Desember 2017 10.46 WIB Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du , Alhamdulillah , dengan segala kebaikan dari-Nya, kita semua akan segera melewati tahun 2017 masehi dan insyaallah ta'ala bergerak maju menuju tahun 2018 masehi. Banyak hal yang harus saya syukuri. Dan dari banyaknya nikmat itu, nikmat hidayah akan Islam dan Sunnah adalah nikmat yang sangat layak saya tempatkan di urutan pertama daftar hal-hal kenikmatan Allah ta'ala . Kenapa nikmat Islam dan Sunnah? Karena masih banyak manusia di dunia ini yang belum merasakan nikmatnya berada di atas agama yang Haq . Bahkan banyak orang yang telah menjadikan Islam sebagai agama dalam hidupnya tapi belum tergugah untuk berpedoman pada Sunnah dalam mengarahkan kehidupannya. Jadi, Islam dan Sunnah adalah dua nikmat yang harus kita minta pada-Nya dan bila telah datang menghampiri. Terus pegang erat, dan gigit dengan gigi geraham sekencang mungki

Ibu Rumah Tangga

Jum'at, 13 Rabi'ul Awal 1439 H // 1 Desember 2017 13.20 WIB PEMBUKA Dewasa ini, di zaman ketika Allah Ta'ala membuka lebar pintu ilmu. Justru keadaan mayoritas manusia berada sangat jauh dari pemahaman agama Islam yang benar. Bandingkan dengan keadaan di zaman para sahabat, tabi'in, tabiut tabi'in, dan zaman-zaman ulama besar ahlus sunnah setelahnya yang sebenarnya akses untuk mendapatkan ilmu sangat sulit. Tapi mereka mampu mengamalkan agama dengan sangat baik, melahirkan banyak kitab yang alhamdulillah sampai dengan saat ini sangat bermanfaat bagi kita. Salah satu masalah yang kini ramai diperbincangkan adalah berkenaan tuduhan "kolotnya" ajaran yg menyatakan bahwa tugas utama wanita adalah mengurus rumah tangga. Dengan berbagai paham yang ada sekarang ini, maka orang-orang mengecam ( atau setidak-tidaknya mencibir ) tindakan suami yang melarang istrinya untuk bekerja. Terlebih ketika suami itu berargumen dengan dalih agama, maka kecaman

Hadir kembali!

AHAD, 11 MUHARAM 1439 H // 1 OKTOBER 2017 05.42 WIB Masyaallah, terakhir saya berkhalwat dengan blog ini adalah pada hari Selasa tanggal 3 bulan Syawal tahun 1438 H yang bertepatan dengan 27 Juni 2017. Itu artinya 2 (dua) bulan (Dzulqadah dan Dzulhijah) telah saya lewati tanpa sempat menuliskan apapun di blog ini atau bahkan hitungan secara masehi saya telah 3 (tiga) bulan (Juli, Agustus, September) tidak menyempatkan waktu untuk mendudukan hati dan pikiran kedalam tulisan, sekedar melempar ide atau semangat atau mungkin nasihat. Yang sejatinya semua itu saya niatkan untuk perbaikan diri saya pribadi. Karena dengan menulis, ide-ide itu tersusun sistematis dan mampu untuk terkendali dengan baik. Tapi disisi yang lain, saya bersyukur karena tidak menulis. Kenapa? Itu artinya saya meringankan beban saya di akhirat nanti. Karena, kita sebagai muslim, salah satu bentuk keimanan adalah meyakini adanya hisab di akhirat. Dan sungguh peristiwa hisab bukanlah sebuah perkara yang mudah. Tak a

Menuju Pernikahan (2)

Selasa, 3 Syawal 1438 H // 27 Juni 2017 08.56 WIB Alhamdulillah alladzi bini’matihi tatimmushalihaat , pernikahan yang dulu baru sebatas wacana, kini telah berada di depan mata dan akan segara menjadi nyata! Allahuakbar!   Demi Allah, ini bukan perkara kecil. Tapi sebisa mungkin saya tak menunjukan wajah takut atau segala bentuk raut muka perasaan negatif. Saya memilih banyak diam. Fokus untuk meluruskan niat dan belajar serta memahami beberapa sunnah nabi shallallallahu alaihi wa sallam selepas pernikahan. Banyak orang, terutama mayoritas keluarga saya, bertanya tentang bagaimana proses yang saya lakukan. 2 (dua) hal yang menjadi inti pertanyaan mereka adalah sudah berapa lama saya mengenal dia dan kenapa harus terburu-buru dalam menentukan tanggal pernikahan.  Kedua hal itu saling berkaitan satu sama lainnya karena mereka heran dengan keputusan yang saya ambil. Mereka beranggapan bahwa saya terlampau cepat (tergesa-gesa) dalam mengambil keputusan. Mereka berada di ata

Menuju pernikahan.

Sabtu, 8 Ramadhan 1438 H / 3 Juni 2017 13.30 WIB Disadari atau tidak, kita telah menjadi manusia dengan paham sekuler. Sekulerisme dalam artian memisahkan antara urusan agama dan urusan dunia. Karena faktanya kita bisa konsisten untuk menjalankan setiap perintah agama, yakni perintah ritual ibadah. Tapi gagal mentransformasinya ke dalam kehidupan nyata. Seolah-olah, Islam hanya agama ritual. Jadi di luar shalat, zakat, puasa, dan haji, maka itu bukan ibadah. Dan Islam tidak mengaturnya. Konsekuensi dari pemikiran sempit semacam itu adalah di luar ritual ibadah, yakni dalam kehidupan sehari-hari, semisal bergaul dengan sesama, bekerja, berdiskusi, bermasyarakat, berpakaian, dan sebagainya, kita gunakan "gaya" di luar Islam. Kita terapkan "-isme" selain Islam. Kita punya "standar" dan "idola" yang jauh dari Islam. Nau dzubillah. *** Ada seseorang yang berkata kepada Salman radhiyallahu ‘anhu: “Apakah Nabi kalian  shallallahu ‘alaihi wa sallam 

Salafus sholeh dan Ru'yah.

KAMIS, 28 SYABAN 1438 H / 25 MEI 2017 13.45 WIB "Semua bisa berubah sejalan dengan kejadian yang kita alami, entah musibah ataupun anugerah. Persepsi kita, cara pandang kita, opini kita, pengalaman kita, semuanya bisa berubah. Tapi, satu hal yang jangan berubah adalah : Aqidah kita, kepercayaan kita terhadap Allah, terhadap semua kekuasaan-Nya dan pilihan-Nya." Alhamdulillah , dengan segala rahmat-Nya, Allah ta'ala izinkan saya untuk bisa terus mengembangkan diri. Dan salah bentuk pengembangan diri yang saat ini saya alami adalah saya bisa sampai pada pemahaman tentang bagaimana sebenarnya konsep seorang Muslim yang ideal. Demi Allah , saya masih perlu banyak belajar, baik dari tataran teori maupun implementasi. Adapun kalimat tersebut saya maksudkan hanya dalam konteks bahwa di tengah-tengah banyaknya pemahaman Islam di Indonesia saat ini, dengan berbagai macam pendekatan yang mereka gunakan. Saya bisa untuk memahami Islam dengan cara, yang insyaallah ta'

Orang Tua, kunci surga.

SENIN, 4 SYABAN 1438 H / 1 MEI 2017 12.55 WIB Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau bersabda, “celaka, sekali lagi celaka, dan sekali lagi celaka orang yang mendapatkan kedua orang tuanya berusia lanjut, salah satunya atau keduanya, tetapi (dengan itu) dia tidak masuk syurga”. ( Hadits Riwayat Muslim 2551, Ahmad 2:254, 346 ) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam naik ke atas mimbar kemudian berkata, “Aamiin, aamiin, aamiin”. Para sahabat bertanya, “Kenapa engkau berkata ‘Aamiin, aamiin, aamiin, Ya Rasulullah?' ” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Telah datang malaikat Jibril dan ia berkata : ‘Hai Muhammad celaka seseorang yang jika disebut nama engkau namun dia tidak bershalawat kepadamu dan katakanlah aamiin!’ maka kukatakan, ‘Aamiin’, kemudian Jibril berkata lagi, ‘Celaka seseorang yang masuk bulan Ramadhan tetapi keluar dari bulan Ramadhan tidak diampuni dosanya oleh Allah dan katakanlah aamiin!’, maka aku berkata : ‘Aamiin’. Kemudia

Sekilas tentang PP 11/2017

Rabu, 22 Rajab 1438 H / 19 April 2017 19.00 WIB Pasal 134 Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN) menyebutkan bahwa Peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang ini (UU ASN) harus ditetapkan paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan. Berdasarkan ketentuan diatas, peraturan pemerintah sebagai bentuk dari peraturan pelaksana berkenaan dengan UU ASN harus ada selambat-lambatnya tanggal 15 bulan Januari tahun 2016. Karena UU ASN disahkan serta diundangkan pada tanggal 15 Januari 2014. Akan tetapi kenyataan yang ada adalah peraturan pelaksana itu baru muncul ke permukaan di tahun 2017, tepatnya pada tanggal 7 bulan April tahun 2017. Kurang lebih 1 (satu) tahun 3 (tiga) bulan lebih lama dari waktu yang telah ditetapkan. Ya, Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (PP 11/2017) telah resmi disahkan pada tanggal 30 Maret 2017 dan kemudian diundangkan pada tanggal 7 April 2017. Dengan