Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2012

Informatif Provakatif

Kepala saya benar-benar penuh dengan berbagai macam kata informatif tapi sungguh provokatif. Kata-kata yang rasanya asing dalam telinga juga logika, hanya mampu saya pahami secara sangat umum, mengena pada kulit luar tidak menyentuh utuh hingga ke kulit dalam. Sangat dangkal.  Kata-kata itu mampu untuk datang dan memenuhi setiap ruang yang ada dalam otak sedikit atau bahkan memang banyaknya karena dipengaruhi oleh satu bacaan yang akhir-akhir ini rutin untuk saya baca dan pahami, yaitu dari sebuah tabloid Islam bernama Media Umat , yang diterbitkan oleh Pusat Kajian Islam dan Peradaban . Tabloid ini bagi saya pribadi baru saya kenal dan baca sejak edisinya yang ke-81, tabloid ini terbit dua kali setiap bulannya atau satu kali setiap dua minggu. Sejak pertama saya membaca tabloid ini tidak dapat saya pungkiri bahwa tabloid ini memang sungguh sangat informatif, mampu untuk benar-benar membuka pikiran serta wawasan saya lebih jauh serta luas lagi mengenai Islam dan segala permasalaha

Kesbangpol : Demokrasi Pancasila

Sistem politik yang digunakan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sistem politik demokrasi. Demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu demos yang mempunyai arti rakyat dan kratos yang berarti kekuasaan atau berkuasa. Sehingga demokrasi bisa kita artikan sebagai kekuasaan yang berada di tangan rakyat.   Dewasa ini sistem politik demokrasi dianggap dan bahkan dipercaya sebagai sebuah sistem politk yang paling sempurna dibandingkan dengan sistem politik lainnya sehingga bagi negara-negara yang telah mampu untuk menerapkan sistem politik demokrasi di negaranya dianggap sebagai bagian dari negara-negara yang telah maju sedangkan negara-negara yang tidak atau belum menerapkan demokrasi sebagai sistem politik di negaranya maka negara tersebut dianggap sebagai negara yang belum maju.  Karena dengan diterapkannya demokrasi maka di negara tersebut sudah dipastikan akan mampu untuk menjamin pelaksanaan HAM, yang sekarang ini, merupakan prasyarat utama apabila ingin masuk dan

Deskripsi Absurd ( Tak Jelas! )

Damn!  Boleh ku berkata kasar  di depan ombak yang berderu keras,  berlomba menuju daratan, saling melompat membentuk sebuah gelombang lepas?  Ku cemas,  sedikit terasa was-was,  mungkin juga gelisah.  Ku lamunkan segala masalah,  cinta yang ku lepas, dan juga terlepas, atau yang harus kandas,  ada juga yang tak terbalas,  idealisme dan kenyataan tidak pas,  harga dari usaha dan hasil yang juga tidak membuatku puas,  teman yang berkhianat merusak kehidupan ku yang bebas...  Akh.. aku mengeluh juga dan lagi,  memang benar ku lupa semua kata-kata motivasi,  yang padahal ku hujamkan dalam hati orang yang tersakiti.  Tapi ternyata ku juga telah dipecundangi,  dan ku tak bisa untuk melakukan kata-kata yang telah ku teriaki.  Tak apa, iya kan ombak?  Hidup memang seperti ini, mari kita nikmati.  Asal tetap percaya pada Illahi.  Mengeluh sedikit ku pikir tak akan sampai membuatku mati  Jadikan saja bumbu penyedap sehingga hidup l

Tak Sekuat Hatimu

Aku tak sebaik yang dikira,  tak sesempurna terlihat,  tak sebijak yang terkata.  Tapi aku pun tak bejat,  tak juga jahat,  apalagi seorang yang selalu bermaksiat,  melawan melabrak segala norma.  Aku hanya manusia biasa,  terlalu sangat biasa,  terkadang baik terkadang tergoda,  penuh balutan tawa canda,  memendam emosi di dada.  Ku hanya terus mencoba,  coba ‘tuk seimbangkan raga,  antara potensi baik dan buruk dalam jiwa,  berusaha terus menekan yang salah,  dan menegakan segalanya agar terarah,  menuju hidup yang cerah.  Adapun ketika ku tergoda,  melakukan hal yang kelam ,  maka ku tak pernah mengumbarnya,  menunjukan langsung di muka,  secara umum dan terang depan semua,  karena aku malu dibuatnya.  Jadi biar ku lakukan dalam gelap,  dalam sepinya dunia bersama mereka yang tak ku kenal,  atau sendiri sungguh hanya dengan Tuhan,  bila hal itu bukan tentang dosa besar,  tidak bertentangan dengan prinsip hidup yang k

Friend or Foe ?

Tak ku sangka, ku harus menuliskan lagi ini kata-kata, Kata-kata petuah, penuh makna, tentang bagaimana seharusnya, sebuah hubungan persahabatan itu berjalan di dunia. Bercerita tentang hakikat serta pengikat, sepasang sahabat. Mari sama-sama kita renungi…lagi dan lagi… Barangkali di antara ungkapan yang paling baik mengenai "adab persaudaraan" itu adalah apa yang dikatakan oleh pengarang kitab QUUTUL QULUUB berikut ini :  "Sahabatmu itu haruslah orang yang apabila engkau melayaninya ia akan melindungimu; dan apabila engkau tidak mampu mencari makan, ia akan memberi kepadamu; dan apabila engkau membentangkan kedua belah tanganmu dengan kebaikan, ia akan membantumu; dan apabila ia melihat kebaikan daripadamu ia akan menghargainya; dan apabila ia melihat keburukan daripadamu, ia akan menutupinya; dan apabila engkau meminta kepadanya, ia akan memberimu; dan apabila engkau diam, ia akan mulai berbicara denganmu; dan apabila engkau ditimpa musibah, mak

RUU KG

"Kebenaran akan terasa layaknya sebuah kebohongan bagi para pendosa." Wisdom, Justice and Love   "Suatu kekeliruan bila mempunyai anggapan harus memiliki kekuasaan untuk menegakan kebenaran. Tapi juga suatu kesalahan bila menegakan kebenaran tanpa adanya suatu kekuasaan." Wisdom, Justice and Love   “Aturan itu dibuat bukan untuk dipertanyakan tapi untuk kita laksanakan. Boleh kita perdebatkan, hanya dan hanya jika aturan tersebut bertentangan dengan norma dan nilai-nilai agama yang dianut oleh orang kebanyakan.” Wisdom, Justice and Love   “Bila kita tidak bisa untuk mengerjakan semuanya, jangan kemudian kita meninggalkan semuanya.” Dalam otak saya ada sebuah permasalahan yang benar-benar mengganggu dan secara nyata mengusik hati dalam dada. Sebuah permasalahan yang sebenarnya saya pun tidak terlalu memperhatikan, entah karena memang masalah ini luput dari hangatnya pembicaraan media atau entah karena saya pribadi yang sudah sangat tertinggal

Antara Cinta dan Keyakinan ...

Bagaimana rasa itu bisa untuk menghilang bila kita secara nyata tapi perlahan dalam diam saling mencuri pandang. Mata kita silih berganti melihat terkadang saling menatap juga meratap seolah kita sedang bicara melalui perantara hampanya dunia diantara kita.. walau sejuta kata lain beredar luas, keras mencoba mengusik keheningan romantika. Tapi kita tetap teguh bertahan, diam…tetap saling mencuri pandang, diselipi juga senyuman. Sering kita malu, saling memalingkan muka ketika dengan tidak kita sengaja waktu dengan sangat cerdiknya mempertemukan kedua mata kita dalam satu arah pandang yang lurus tegak tajam saling memandang. Atau ketika orang di sekitar kita menangkap jelas aktifitas raga mata kita, di tempat itu, dalam tiga waktu itu, kita selalu begitu atau setidaknya aku yang selalu melakukan itu. Akh, kenapa? Bukankah kita ( aku ) telah sepakat, tidak untuk meneruskan ini semua karena hanya akan menumbuhkan rasa, yang apabila terus besar hanya akan terus memaksa, mendo