Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2016

Teroris itu Media dan Kita!

JUMAT, 15 JANUARI 2016 07.30 WIB   "Teror, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah usaha menciptakan ketakutan, kengerian, dan kekejaman oleh seseorang atau golongan."   Ketenangan dan kenyamanan masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Ibu Kota Jakarta, dalam menjalani rutinitas sehari-hari harus terusik oleh peristiwa ledakan di Pos Polisi (Pospol) Sarinah.   Peristiwa tersebut terjadi pada hari Kamis, tanggal 14, bulan Januari, tahun 2016, sekitar pukul 10.00 WIB.   Kronologi ledakan berdasarkan pernyataan resmi dari Kapolda Metro Jaya, Irjen. Tito Karnavian, yang saya kutip dari merdeka.com , dijelaskan bahwa serangan pertama kali terjadi di Starbuck Cafe pada pukul 10.00 WIB.   Seorang pelaku melakukan bom bunuh diri yang mengakibatkan sejumlah pengunjung terluka.   Hal itu membuat para pengunjung panik dan berlari ke luar kafe. Akan tetapi di luar kafe ternyata telah menunggu 2 (dua) orang yang kemudian melakukan penembakan dan

Sadar diri, Otda, dan UU Pemerintah Pusat

SABTU, 9 JANUARI 2016 14.36 WIB   Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap manusia adalah kemampuan untuk mengenali segala potensi dan kelemahannya. Hal itu biasa saya sebut dengan kemampuan "sadar diri".   Ini merupakan hal yang tidak bisa untuk dipandang sebelah mata. Bila tak mampu mengaturnya maka akan berbahaya.   Terlampau kecil takarannya akan menyebabkan kurangnya rasa percaya diri, namun apabila yang terjadi adalah sebaliknya, akan membuat seseorang tak tau diri.   Faktanya memang banyak diantara kita tak mengenal siapa diri kita sebenarnya. Kita tidak mengetahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan yang kita miliki, sehingga kita hanya hidup secara pragmatis di zona nyaman mengikuti orang kebanyakan.   ***   Pada tulisan saya yang berjudul Mutasi , salah seorang senior yang saya kenal melalui media sosial, blogger , menyempatkan untuk memberikan komentar.   Komentar tersebut kurang lebih menyatakan bahwa dia meminta say