Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2011

Bodoh, sebodoh-bodohnya Manusia

Aku pikir diri ini yang paling hebat mampu untuk melakukan segalanya menafikan semua manusia yang ada dan segalanya yang bernyawa tertawa terbahak, seakan yang paling sempurna menghina, mencaci habis mereka seolah hanya mereka yang salah dan diriku yang selalu benar dengan segala inisiatif yang telah diperbuat dengan segala kemampuan dan kecepatan yang ada dengan segala pujian yang datang memeluk hangat tapi ternyata hal kecil mampu menampar keras hati ini, meyadarkan hati dan menyiutkan nyali sebuah jadwal, hasil dari buah inisiatif, yang ku pikir salah satu yang terbaik tapi ternyata masih mengundang koreksi serta banyaknya keluhan di sana sini menyandar kemudian tersadar menarik nafas dalam dan terhenyak ya...diri ini tak sempurna dan semakin tidak sempurna karena berpikir telah sempurna. Pujiaan bukan untuk menjadi tinggi tapi hanya untuk memotivasi dan tetap berpijak di bumi

Penerimaan Calon Praja IPDN T.A. 2011/2012

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PENGUMUMAN Nomor : 892.22/1168/SJ TENTANG SELEKSI PENERIMAAN CALON PRAJA IPDN TAHUN AJARAN 2011/2012 Dengan hormat diberitahukan bahwa Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah pada tahun ajaran 2011/2012 membuka kesempatan bagi Putera/Puteri Warga Negara Republik Indonesia untuk mengikuti Pendidikan Tinggi Kepamong Prajaan (Diploma IV) pada Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Adapun ketentuan penerimaan Calon Praja (Capra) IPDN Tahun Ajaran 2011/2012 sebagai berikut : I. Syarat dan Tata Cara Pendaftaran A. Persyaratan Pelamar / Calon Peserta seleksi meliputi : 1. Warga Negara Indonesia; 2. Usia : - Pelamar umum maksimal 21 (dua puluh satu) tahun; - Pelamar dari PNS Tugas Belajar berumur Maksimal 24 tahun dan mempunyai masa kerja minimal 2 (dua) tahun. 3. Tinggi badan pelamar pria minimal 160 cm dan wanita minimal 155 cm; 4. Tahun Ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (M

GERAKAN MEMANUSIAKAN MANUSIA

Memanusiakan manusia, sebuah kalimat sederhana yang cukup menarik perhatian saya. Adalah ketika hari Senin, tanggal 25, bulan April, tahun 2011, pada saat perkuliahan jam kedua di kelas besar (aula). Perkuliahan yang disampaikan oleh Pak Saherimiko, dosen mata kuliah Ilmu Politik. Ketika itu pembahasan yang sedang kami bahas adalah tentang sistem politik demokrasi. Sedikit kita melenceng sejenak, Pak Saherimiko bukan lah dosen favorit saya. Bagi saya dia kurang begitu baik dalam penyampaian setiap materinya, jadi lah suasana kelas yang kurang kondusif, banyak diantara kami yang tertidur (walaupun pada setiap perkuliahan tidur tetap menjadi pemandangan umum dan permasalahan yang tak kunjung ada solusinya). Tapi kelas besar, dosen yang kurang bisa menghidupkan suasana seakan menjadi pembenaran bagi diantara kami untuk tertidur dan bertindak acuh tak acuh dan sejujurnya saya pun tidak begitu "on" siang itu. ;) Let's back to our main topic, singkat kata, dalam pembahasannya,

Bernostalgia

“Bernostalgia, mengenang segala yang telah lalu dan telah terjadi di masa lalu, tanpa kita sadari adalah suatu hal yang amat menyenangkan dan terkadang membuat kita terbuai dan terlupa tentang masa kini yang sedang kita jalani.” Hari Sabtu, tanggal 22, bulan April, tahun 2011. Seperti biasanya, selepas makan malam, saya menyempatkan diri untuk shalat Isya berjamaah di mushola IPDN kampus Kubu Raya, Mushola kami menyebutnya karena memang ukurannya yang kecil, begitu juga jumlah Praja muslim yang ada di kampus regional ini. Sekitar pukul 19.30, saya keluar dari mushola dan segera menuju wisma ketika sebagian besar dari kami memilih untuk menonton sepak bola di Posko Pengasuhan, ya..karena disitulah satu-satunya tv yang ada di sini dengan kualitas yang cukup bagus dan yang paling penting adalah Praja dibolehkan untuk menonton tv di situ. Sebenarnya ada juga tv di kantin yang bisa Praja gunakan, akan tetapi entah karena faktor apa kualitas tayangan tv yang ada di kantin amat kurang memad

Takkan Terhenti Disini

“kan kuyakini jalan yang ku tentukan tak kan sesali semua yang tlah hilang serukan smangat hidupku temukan arah mimpiku saat terkikis ragu dan terluka” Itulah potongan lirik lagu dari band indie asal Bandung, Alone At Last* (AAL). Lagu yang berjudul “Takkan Terhenti Disini” tersebut, secara umum bercerita tentang sebuah motivasi diri untuk tetap bergerak dan tidak menyesali apa yang telah terjadi dan tidak menjadikan itu semua sebagai sebuah alasan untuk kita berhenti dan menyerah. Lagu itu seketika menjadi lagu wajib saya, menjadi sebuah penyemangat. Karena buat saya pribadi, sebuah lagu, sebuah musik, bisa berarti lebih dari sekedar hiburan atau teman di saat sepi. Lagu dengan lirik yang menyertainya mempunyai pesan dan makna yang dalam untuk setiap pendengarnya. Ya, saya memang bukan seorang ahli musik yang pandai membaca nada ataupun sekedar bermain alat musik. Saya hanya seorang yang murni penikmat sebuah lagu. Saya selalu memaknai lebih untuk sebuah lagu yang saya dengarkan dan m

Struktur Ketatanegaraan di Indonesia

Indonesia merupakan suatu negara yang menganut atau menggunakan sistem demokrasi, yang artinya rakyat lah yang memiliki kekuasaan tertinggi di negara ini atau kedaulatan berada di tangan rakyat. Sistem demokrasi di Indonsia dijalankan sepenuhnya berdasarkan UUD 1945 yang telah mengalami 4 kali perubahan atau amademen dan dengan menggunakan sistem pemerintahan presidensil, sebuah sistem dari ajaran Trias Politica (Montesque) dengan menafsirkan dalam sudut pandang pemisahan kekuasaan. Ajaran trias Politica berarti ada tiga kekuasaan atau tiga badan dalam suatu negara itu, yaitu Legislatif (pembuat Undang-undang), Eksekutif (pelaksana undang-undang) dan Yudikatif (pengawas pelaksanaan undang-undang). Dan begitu juga Indonesia, konsekuensi logis karena Indonesia menggunakan sistem pemerintahan presidensil menurut ajaran trias Politica maka Indonesia pun mempunyai ketiga kekuasaan tersebut. Legislatif, yaitu : MPR (DPR dan DPD), Eksekutif (Presiden, Wakil Presiden dan Para Menteri) dan Yu

Beda Arifinto dengan Nurdin

“Assalamu’alaikum Warahmatullahi wa Barakatuhu. Salam sejahtera untuk kita semua. Dengan ini saya, nama Arifinto, anggota DPR-RI No A-72/Fraksi PKS (2009-2014), selaku perintis dan juga pendiri Partai Keadilan, merasa terpanggil untuk tampil secara bertanggung jawab demi keberlangsungan, kesinambungan, dan nama baik serta kebesaran partai saya. Atas pemberitaan terhadap diri saya dan dinamika media yang berkembang saat ini, saya meminta maaf kepada seluruh kader, simpatisan, konstituen PKS, serta kepada seluruh anggota DPR-RI yang terhormat. Dengan seluruh kesadaran diri saya, tanpa paksaan dari siapapun, dan pihak manapun, demi kehormatan diri dan partai saya, setelah pernyataan ini, saya akan segera mengajukan kepada partai saya untuk mundur dari jabatan sebagai anggota DPR-RI. Semoga keputusan yang saya ambil ini membawa kebaikan dan pembelajaran yang bermanfaat bagi diri, partai, konstituen saya, seluruh anggota DPR-RI. Semoga ini menjadi pewarisan positif dan konstruktif bagi bang