Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2013

Renungan di Apel Pagi

JUMAT, 23 AGUSTUS 2013 13.58 WIB Satu minggu lebih satu hari, adalah waktu yang telah saya lewati di kampus ini. Bukan sebuah tempat baru tapi terasa sangat baru bahkan asing setelah hampir 2,5 tahun meninggalkannya, untuk menjalankan program studi di kampus daerah. Tak ada yang harus dikomentari atau dikritisi, karena ini merupakan sebuah kebijakan sistem pendidikan di perguruan tinggi kepamongprajaan. Yang tentunya harus saya jalankan sebagai konsekuensi karena saya telah memilih lembaga ini sebagai tempat untuk saya menimba ilmu, mempersiapkan masa depan. Kaitannya dengan hal itu, waktu seminggu yang telah terlewati menjadi sebuah waktu adaptasi bagi saya. Setelah tidak lagi terbiasa dengan segala kultur di kampus pusat, karena telah begitu nyaman terbuai kultur di kampus daerah. Maka perasaan “kaget” terhadap segala perbedaan yang ada sedikit banyaknya membuat raga tak nyaman, mungkin sedikit tertekan secara psikologis. Tapi apa mau dikata? Tiga tahun saya disini, saya sudah harus

Renungan 1 Syawal 1434 H

http://www.pa-bengkulukota.go.id/main/foto_info/IDUL%20FITRI%201434%20H.jpg Rabu, 7 Agustus 2013 13.48 WIB Sangat terinspirasi oleh sebuah "kicauan" kawan di situs jejaring sosial mini bernama twitter. Dengan nama akun @sandhaoctavia , dia berceloteh : "sebenarnya sih bukan hari kemenangan soalnya gw masih kalah sama hawa nafsu, jadi ya Allah pertemukan lagi dg ramadhan musim dpan" Sebenarnya masih banyak lagi kicauan bernada serupa. Menyesali ramadhan yang akan berlalu. Berharap bertemu dengan ramadhan tahun depan. Atau sedih karena akan meninggalkan ramadhan. Bahagia karena bertemu syawal. Nyatanya di detik-detik akhir seperti ini, dan dengan semakin maraknya jejaring sosial, dan semakin candunya anak manusia pada gadget . Maka semua orang pun semakin berlomba untuk merangkai kata, melukiskan maaf, saling berlomba mendapatkan banyak perhatian. Tak jadi masalah, sepanjang mampu untuk mendekatkan yang jauh. Menjadi masalah ketika justru menj

Euforia Demokrasi

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnbT6AhztyrE7xOIf9EhXZCPZyNpw87ugWGGc1KR0KHeS4-B1MoKoouItCU-SyfetfxbywNEBD-F8wZ5HQVX7zT_xpYUOfiI3ZcjqE_MB7OaLWAbf5_7KJZeGdccAsLq8v5XuFYQvqtUO1/s400/budaya-demokrasi.jpg     Kamis, 1 Agustus 2013 14.16 WIB Saya setuju dengan sebuah pernyataan bahwa tak ada yang salah dengan sistem karena sistem disesuaikan dengan zamannya masing-masing. Tidak secara penuh dan utuh menyetujuinya tapi dalam artian positif dan mungkin sempit. Sekali lagi saya setuju dengan pernyataan itu. Apa yang ingin saya coba sampaikan adalah berkenaan dengan kini banyak orang terlampau terjerumus pada kehidupan yang mereka anggap sangat demokratis.  Pada tataran ini, izinkan saya untuk membatasi demokrasi itu sendiri. Banyak literatur serta pendapat para ahli mengenai paham demokrasi itu. Tapi saya mencoba menyimpulkan bahwa secara sangat sederhananya demokrasi merupakan paham dalam menjalankan kehidupan berpolitik atau bernegara dengan menekankan pa