Langsung ke konten utama

(mencoba) Berjiwa Besar

Kisah cinta di kehidupan nyata, tak akan pernah bisa seindah cerita fiksi belaka.
Ini tentang menyatukan dua hati yang berbeda, beda emosi beda harapan.
Sedikit adu argumen dan masalah adalah sesuatu yang biasa nan wajar.
Tinggal bagaimana caranya kita menyikapi itu semua, bersikap dewasa dan bijak atau kah bertahan dengan pendapat sendiri karena ingin menang dan tertawa.

Dan itulah Aku, hubungan ini.
Belum terlalu lama, tidak juga sebentar.
Tapi sudah harus terpisah jarak dan tempat.
Tidak bisa bertemu dan berkomunikasi seperti biasa, seperti selayaknya pasangan kawula muda.
Karena diri ini sungguh terikat dengan aturan dan sedang berusaha untuk beradaptasi agar tidak mati.

Beruntungnya Aku, dia mampu memahami dan tak sedikit pun cintanya luntur.
Dia tetap berjanji setia, untuk sayang dan menunggu.

Lalu hati ini mulai sadar, sadar dengan segala keterbatasan yang ada.
Aku mencoba memahami semuanya.
Mencoba tak meminta lebih dan memaklumi segalanya.
Ku coba singkirkan semua ego mengekang selayaknya hubungan terdahulu.
Kubiarkan dia bebas bertanggung jawab berjalan mengarungi hidup, dalam arti sempit maupun seluas-luasnya.

Aku percaya dia, itu yang ku coba pegang.
Dia menyayangi ku dengan keadaan seperti ini, membuatku cukup dan sadar diri untuk tidak meminta serta menuntut lebih.

Kita masih muda, jalanan masih panjang terbentang.
Kita jalani saja semua yang ada di masa kini sembari menata segala sesuatunya untuk kehidupan di masa nanti.
Tak usah berharap lebih, kita biarkan rasa sayang ini tumbuh wajar dan apa adanya.
Let’s Hope For The best and Prepare for the worst!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadalana uliy ba’sin syadid

Selasa, 22 Juli 2014 22.00 WIB Saya akan menampilkan atau mem- posting tulisan dari Bapak Usep Romli , Pengasuh Pesantren Budaya "Raksa Sarakan" Garut. Tulisan ini merupakan tulisan di kolom Opini , harian Republika yang diterbitkan pada hari Selasa, 22 Juli 2014. Beliau menulis tentang (satu-satunya) cara untuk bisa mengalahkan zionis Israel. sehingga tulisannya pun diberi judul, Mengalahkan Zionis Israel . Berikut ini tulisannya saya tampilkan penuh tanpa ada sedikit pun saya kurangi atau tambahkan. "Mengalahkan Zionis Israel" Hari-hari ini, bangsa Palestina di Jalur Gaza sedang dibombardir pasukan Zionis-Israel. Nyaris tak ada perlawanan sama sekali, karena Palestina tak punya tentara. Hanya ada beberapa kelompok sipil bersenjata yang berusaha bertahan seadanya. Negara-negara Arab yang tergabung dalam Liga Arab tak berdaya. Begitu pula negara-negara berpenduduk mayoritas Islam yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI), tak da...

D-IV atau S1 ?

Suatu malam pada hari Sabtu , tanggal 14, bulan Januari , tahun 2012, berlatar tempatkan teras masjid Al-Ilmi IPDN Kampus Kalimantan Barat, terjadi satu percakapan ringan sangat sederhana tapi kemudian mampu untuk membuat otak ini menjadi rumit karena terus memikirkan substansi dari apa yang diperbincangkan itu, terlalu rumit sehingga saya pikir perlu untuk dituangkan dalam sebuah narasi penuh kata, tidak berpetuah dan tidak juga indah. Tapi cukup-lah untuk sekedar berbagi ide dan informasi yang pastinya tidak sesat. Dan ini-lah percakapan singkat itu : HP ( inisial teman saya ) : “Dim, kamu lebih milih mana, S.IP atau S.STP ?” Saya : “mmm….pengennya sih S.IP” HP : “Kenapa, Dim? Kata orang kan kalo S.STP tuh lebih baik buat karir dan kata orang juga S.IP tuh lebih condong buat jadi dosen.” Saya : “Wah gak tau sih kalo masalah yang kayak gitunya, tapi saya ingin S.IP karena yang saya tau S.IP itu lebih mudah untuk nantinya kita mau nerusin ke S2, nah kalo S.STP itu gak semua unive...

Hercules dan Moral

The Legend of Hercules Minggu, 9 Februari 2014 10.10 WIB Cukup lama saya tidak menonton sebuah film di bisokop. Untuk sebagian orang, hal ini merupakan sebuah pemborosan karena kondisi yang ada di Indonesia memungkinkan kita untuk bisa menonton sebuah film dengan harga yang jauh lebih murah.  Di Indonesia kita masih bisa untuk mendapatkan sebuah DVD dengan harga yang sangat murah, sekitar 6 (enam) ribu rupiah ( bajakan tentunya tapi dengan kualitas gambar yang cukup baik ), bandingkan dengan harga yang harus dikeluarkan apabila kita menonton sebuah film di bioskop, sekitar 25 ribu – 50 ribu rupiah tergantung bioskop yang kita pilih. Saya pun menyadari hal itu tapi saya tentu juga memiliki alasan. Terlepas dari alasan idealis yang sebenarnya juga masih saya miliki, alasan utama yang ingin saya kemukakan disini adalah bahwa menonton sebuah film di bioskop bagi saya adalah sebuah penyegaran, sebuah hobi untuk melepas penat dan mendapatkan lagi beberapa semangat. Ya, hobi. ...