Langsung ke konten utama

Refleksi untuk Introspeksi

Ketika tulisan ini mulai untuk saya tulis maka masih ada sekitar delapan hari lagi untuk terlewati hingga akhirnya nanti kita semua akan resmi untuk menapaki lembaran baru di tahun yang baru. 
Delapan hari bukan sebuah waktu yang singkat, tidak juga lama tapi dalam kurun waktu delapan hari itu masih terbuka lebar, masih sangat terhampar luas peluang untuk kita melakukan banyak hal, masih akan banyak yang akan terjadi dan mewarnai hidup ini sehingga rasanya kurang pas ketika saya memutuskan untuk meng-klaim tulisan ini sebagai sebuah tulisan evaluasi atau bahkan refleksi. 
tapi bukan-kah hidup itu pilihan? 
dan bukankah kita tidak pernah tau kapan kita akan berakhir?  

Ketika integritas itu adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan, maka jelas saya bukan atau belum menjadi orang yang ber-integritas!
Saya hanya menjungjung tinggi nilai-nilai luhur serta keyakinan ketika tak ada godaan, ketika hawa nafsu tak saya rasakan, ketika setan itu tak ada dalam dada, dan ketika berada di lingkungan yang baik dengan sejuta orang yang baik. 

Ketika integritas itu adalah kebalikan dari kemunafikan, maka jelas saya adalah orang yang munafik karena saya tak mampu untuk teguh mempertahankan dan menjalankan komitmen yang telah saya buat dan ucapan yang telah saya nasihatkan. 

Nilai-nilai luhur apa? 
Aturan apa? 
Komitmen apa? 

Tak mungkin saya kemudian deskripsikan semua itu secara mendetail, tapi sebut-lah bahwa saya adalah orang yang selalu berusaha untuk menaati segala aturan dan berbuat sesuai dengan etika dan estetika yang ada. 
Lalu karena keterbatasan saya, ketidakmampuan saya untuk menjalankan secara penuh aturan, etika dan estetika itu, maka saya pun membuat beberapa komitmen dalam diri saya pribadi untuk teguh terhadap segala aturan, etika dan estetika yang ada tapi luwes dalam pelaksanaan di kehidupan nyatanya. 

dan semua itu, tidak semua, tapi hampir semua itu akhirnya kini, hingga hari ini, Minggu, tanggal 23, bulan Desember, di tahun 2012, saya langgar, saya lewati...
 
Tapi kemudian yang terjadi sekarang, yang telah terjadi di tahun ini, komitmen itu kemudian saya langgar, saya patahkan dan bahkan tak cukup hanya dalam komitmen, saya pun lantas melanggar aturan yang ada! 
Entah ada apa, dan entah kenapa! 

Saya tak pernah menyangka saya akan menjadi seperti ini, mampu untuk melewati batas, bertindak liar, hilang kendali, sesat, tersesat dan menyesatkan! 

Bayangkan ketika semua orang tau tentang apa yang saya perbuat itu? 
Orang-orang yang hanya menilai saya dari luar, orang-orang yang hanya melihat saya ketika saya berada di surau, orang-orang yang hanya mendengar saya ketika saya menyerukan kebaikan, bagaimana reaksi mereka? 

Kini hanya tertinggal satu pertanyaan, seberapa siap saya menerima resiko atas perbuatan saya itu?
Seberapa siap saya menerima semua yang telah tersusun rapih itu harus hancur berantakan? 
Seberapa siap saya untuk melepaskan image baik yang telah lama saya bentuk? 
Seberapa siap saya? 
Seberapa siap saya? 

Saya tidak menjadi pesimis, saya tetap realistis. 
Tapi dengan segala dosa yang ada, mau jadi apa saya?

Tahun ini tahun dengan penuh pelanggaran terhadap komitmen, tahun tempat saya mengeluarkan wajah lain dari diri saya, saya harap semua ini cepat berakhir, saya pun cepat untuk berubah, berbenah, benar-benar menjadi orang yang berarti.

dan semua puisi ini pun terasa menjadi  nyata... KENYATAAN TRAGIS dan 2 SISI KEHIDUPAN

forgive me, God...
forgive me, please...
in the end, i'm just another ordinary man, 
that's it... 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadalana uliy ba’sin syadid

Selasa, 22 Juli 2014 22.00 WIB Saya akan menampilkan atau mem- posting tulisan dari Bapak Usep Romli , Pengasuh Pesantren Budaya "Raksa Sarakan" Garut. Tulisan ini merupakan tulisan di kolom Opini , harian Republika yang diterbitkan pada hari Selasa, 22 Juli 2014. Beliau menulis tentang (satu-satunya) cara untuk bisa mengalahkan zionis Israel. sehingga tulisannya pun diberi judul, Mengalahkan Zionis Israel . Berikut ini tulisannya saya tampilkan penuh tanpa ada sedikit pun saya kurangi atau tambahkan. "Mengalahkan Zionis Israel" Hari-hari ini, bangsa Palestina di Jalur Gaza sedang dibombardir pasukan Zionis-Israel. Nyaris tak ada perlawanan sama sekali, karena Palestina tak punya tentara. Hanya ada beberapa kelompok sipil bersenjata yang berusaha bertahan seadanya. Negara-negara Arab yang tergabung dalam Liga Arab tak berdaya. Begitu pula negara-negara berpenduduk mayoritas Islam yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI), tak da

Hercules dan Moral

The Legend of Hercules Minggu, 9 Februari 2014 10.10 WIB Cukup lama saya tidak menonton sebuah film di bisokop. Untuk sebagian orang, hal ini merupakan sebuah pemborosan karena kondisi yang ada di Indonesia memungkinkan kita untuk bisa menonton sebuah film dengan harga yang jauh lebih murah.  Di Indonesia kita masih bisa untuk mendapatkan sebuah DVD dengan harga yang sangat murah, sekitar 6 (enam) ribu rupiah ( bajakan tentunya tapi dengan kualitas gambar yang cukup baik ), bandingkan dengan harga yang harus dikeluarkan apabila kita menonton sebuah film di bioskop, sekitar 25 ribu – 50 ribu rupiah tergantung bioskop yang kita pilih. Saya pun menyadari hal itu tapi saya tentu juga memiliki alasan. Terlepas dari alasan idealis yang sebenarnya juga masih saya miliki, alasan utama yang ingin saya kemukakan disini adalah bahwa menonton sebuah film di bioskop bagi saya adalah sebuah penyegaran, sebuah hobi untuk melepas penat dan mendapatkan lagi beberapa semangat. Ya, hobi. Mung

Wahana Wyata Praja IPDN

Sejarah Singkat Wahana Wyata Praja Wahana Wyata Praja adalah organisasi internal Praja IPDN yang pada dasarnya mempunyai tugas dan fungsi sama dari tahun ke tahun, namun namanya berubah sesuai situasi dan kondisi pada masa angkatan tersebut. Nama organisasi praja yang terbentuk sejak awal berdirinya STPDN hingga IPDN adalah sebagai berikut: Manggala Corps Praja Angkatan I STPDN sampai dengan angkatan IV STPDN Organisasi ini bernama MANGGALA CORPS PRAJA, yang pimpinannya adalah Manggala Pati dengan tanda jabatan talikur berwarna merah, nama Manggala Corps ini hanya sampai pada angkatan IV saja, karena pada angkatan V organisasi internal Praja ini berubah nama menjadi WAHANA BINA PRAJA. Wahana Bina Praja Angkatan IV STPDN sampai dengan angkatan XVI STPDN Wahana Bina Praja ini pimpinannya bernama Gubernur Praja dengan tanda jabatan talikur berwarna biru lis kuning nestel dua, dari Wahana Bina Praja inilah mulai di bentuk berbagai instansi dan UKP yang di ang