Langsung ke konten utama

Sebuah cerita di K2

SELASA, 14 OKTOBER 2014
15.23 WIB


Izinkan saya untuk sedikit bercerita, menjadikan laman ini selayaknya sebuah diari pribadi, seperti biasa seharusnya.

Terhitung mulai tanggal 1 September 2014 melalui Surat Perintah Nomor : 800/3160/BKD, saya harus melaksanakan tugas sebagai Pegawai Titipan di Lingkungan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat.

Surat Perintah yang dibuat untuk menindaklanjuti Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 824.3/3686/SJ tanggal 23 Juli 2014 Hal Penempatan Sementara Pamong Praja Muda Lulusan IPDN Angkatan XXI Tahun 2014.

Berdasarkan Surat Perintah Nomor : 800/3160/BKD, saya seharusnya bertugas di Biro Administrasi Pembangunan (Adbang) Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Jawa Barat. Akan tetapi karena satu dan lain hal, saya dan beberapa teman lainnya diberbantukan sementara di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Jawa Barat.

Saya dan 3 (tiga) orang lainnya bertugas terlebih dahulu di sub bidang Kompetensi dan Kinerja (K2), bidang Pengembangan Karir (Bangrir) BKD Provinsi Jawa Barat karena di sub bidang K2 terdapat kegiatan Seleksi Penerimaan Calon Praja (Capra) Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Tahun 2014 dan memerlukan banyak orang agar kegiatan tersebut bisa terlaksana dengan baik.

Lalu apa alasan sehingga saya bisa terpilih dari sekian banyak rekan saya lainnya? Entah-lah, sebut ini sebuah keberuntungan.

Saya menyebutnya sebuah keberuntungan karena apabila bisa untuk memilih, saya yakin semua diantara kami akan memilih BKD sebagai tempat untuk melaksanakan tugas sebagai pegawai titipan selama kurang lebih 1 (satu) tahun.

Tapi entah karena alasan apa, saya dan 3 (tiga) orang rekan lainnya terpilih untuk kemudian untuk sementara bertugas terlebih dahulu membantu dalam kegiatan Seleksi Penerimaan Capra IPDN Tahun 2014.

Dalam tulisan lain, saya akan mengupas lebih dalam mengenai pengalaman saya terjun secara langsung dalam proses Seleksi Penerimaan Capra IPDN Tahun 2014. Akan tetapi pada tulisan ini saya akan lebih banyak menceritakan pengalaman saya bersosialisasi dengan pegawai yang ada di lingkungan sub bidang K2, dan bidang Bangrir secara umum.

Karena mulai tanggal 20, bulan Oktober, tahun 2014, saya sudah harus mulai bekerja di Biro Adbang Setda Provinsi Jawa Barat, sesuai dengan Surat Perintah yang saya terima.

Para pegawai di lingkungan sub bidang K2 sungguh memiliki kesan istimewa dalam diri saya. Waktu yang memang tak bisa dibilang lama, tapi sangat menimbulkan kesan yang sangat positif dalam, katakana-lah, tugas pertama saya sebagai seorang pegawai di lingkungan kerja nyata.

Walaupun apa yang saya kerjakan masih sangat jauh dari apa yang saya perkirakan sebelumnya. Sebuah pekerjaan “kasar” yang saya pikir semua orang akan mampu untuk mengerjakannya. Masih bekerja berdasarkan perintah langsung dari atasan, belum memiliki tupoksi secara khusus yang melekat. Tapi saya pikir memang disitu-lah posisi awal seorang pegawai baru.

Segala macam pekerjaan harus siap untuk kita jalani walaupun secara akal sehat dan logika berpikir kadang tak sejalan dengan status yang kita rasa kita miliki. Tapi satu hal yang harus kita garis bawahi adalah disitu-lah esensi utama dari sebuah loyalitas. Makna nyata dari sebuah ketaatan pada sebuah perintah. Menjalankannya tanpa harus banyak mengeluh apalagi meratapi.

Terlepas dari apa yang saya kerjakan bukan-lah hal-hal yang signifikan, tapi saya beruntung bisa belajar secara langsung bagaimana sebuah lingkungan kerja yang positif. Sebuah kerjasam tim yang terbangun secara seirama dan harmonis sehingga pelaksanaan program kegiatan di sub bidang K2 mampu untuk terlaksana dengan baik.

Saya melihat bagaimana seorang pimpinan mampu bekerja normatif, penuh integritas, bertanggung jawab serta konsisten tapi tetap juga fleksibel dengan setiap keadaan yang ada, memberdayakan segala kemampuan yang dimiliki oleh bawahannya sehingga bawahan merasa untuk diperlukan dan dihargai di setiap kesempatan kerja.

Hal itu membuat atasan mampu untuk dihormati oleh bawahan karena bawahan merasa atasannya mampu untuk menghargai mereka. Sebuah kepemimpinan yang dapat saya pelajari secara langsung. Pengalaman yang tak bisa setiap hari saya dapatkan.

Lalu bagaimana pegawai lainnya mampu untuk membagi tugas secara adil. Adil dalam artian sesuai dengan tempat dan porsinya. Tidak sembarang membagi semuanya sama rata sama rasa.

Sebuah lingkungan kerja positif, selalu ada tawa canda disana, saling terbuka. Sehingga terasa sebagai sebuah keluarga, bukan sekedar rekan kerja. Ada nilai-nilai kebaikan yang sangat besar hidup di sana. Tapi sungguh tidak menghilangkan substansi kerja yang harus di laksanakan di sub bidang K2.

Sub bidang K2 dapat dikatakan merupakan sub bidang paling sibuk yang ada di BKD, tapi tak sedikit pun terlihat muka depresi di setiap pegawainya. Bahkan walaupun semua pegawai atau staf adalah wanita, sungguh semangat kerja mereka tak bisa untuk dipandang sebelah mata.

Saya akui sub bidang K2 juga bukan merupakan tempat kerja yang sepenuhnya sempurna, ada beberapa hal yang menurut pandangan saya perlu untuk juga diperbaiki. Tapi saya yakinkan pada anda semua yang mungkin menyempatkan untuk membaca tulisan ini, segala hal yang positif di sana jauh lebih banyak daripada hal negatif sehingga segala yang negatif itu terasa tak pernah ada.
 
Sekali lagi, sebuah keberuntungan bagi saya dan 3 (tiga) orang rekan saya lainnya, mampu untuk terlebih dahulu merasakan budaya dan pengalaman kerja yang sangat positif di sub bidang K2 BKD Provinsi Jawa Barat.

Akhirnya, saya ucapkan terima kasih kepada Kang Wahyu, Kang Dedi, Teh Chawul, Teh Nenden, Teh Dian, Teh Nunik, Teh Emi, Bu Deuis, dan Bu Evi. 
 
Maaf hanya sekedar ucapan terima kasih yang mampu saya berikan dan maaf tak ada hal signifikan yang mampu saya berikan, bahkan untuk sekedar membuat kalian untuk terus mampu mengingat saya. 
 
Tapi satu hal yang pasti, saya akan selalu mengingat apa yang telah kalian semua ajarkan dan berikan pada saya. Dan saya mohon, apabila di kemudian hari saya datang berkunjung, meminta sebuah nasihat atapun pertolongan atau bahkan datang hanya untuk sekedar menjaga silaturahmi, saya harap kalian semua tetap berkenan menerima saya. 
 
Terima kasih.
#PMA, folks!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadalana uliy ba’sin syadid

Selasa, 22 Juli 2014 22.00 WIB Saya akan menampilkan atau mem- posting tulisan dari Bapak Usep Romli , Pengasuh Pesantren Budaya "Raksa Sarakan" Garut. Tulisan ini merupakan tulisan di kolom Opini , harian Republika yang diterbitkan pada hari Selasa, 22 Juli 2014. Beliau menulis tentang (satu-satunya) cara untuk bisa mengalahkan zionis Israel. sehingga tulisannya pun diberi judul, Mengalahkan Zionis Israel . Berikut ini tulisannya saya tampilkan penuh tanpa ada sedikit pun saya kurangi atau tambahkan. "Mengalahkan Zionis Israel" Hari-hari ini, bangsa Palestina di Jalur Gaza sedang dibombardir pasukan Zionis-Israel. Nyaris tak ada perlawanan sama sekali, karena Palestina tak punya tentara. Hanya ada beberapa kelompok sipil bersenjata yang berusaha bertahan seadanya. Negara-negara Arab yang tergabung dalam Liga Arab tak berdaya. Begitu pula negara-negara berpenduduk mayoritas Islam yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI), tak da

Hercules dan Moral

The Legend of Hercules Minggu, 9 Februari 2014 10.10 WIB Cukup lama saya tidak menonton sebuah film di bisokop. Untuk sebagian orang, hal ini merupakan sebuah pemborosan karena kondisi yang ada di Indonesia memungkinkan kita untuk bisa menonton sebuah film dengan harga yang jauh lebih murah.  Di Indonesia kita masih bisa untuk mendapatkan sebuah DVD dengan harga yang sangat murah, sekitar 6 (enam) ribu rupiah ( bajakan tentunya tapi dengan kualitas gambar yang cukup baik ), bandingkan dengan harga yang harus dikeluarkan apabila kita menonton sebuah film di bioskop, sekitar 25 ribu – 50 ribu rupiah tergantung bioskop yang kita pilih. Saya pun menyadari hal itu tapi saya tentu juga memiliki alasan. Terlepas dari alasan idealis yang sebenarnya juga masih saya miliki, alasan utama yang ingin saya kemukakan disini adalah bahwa menonton sebuah film di bioskop bagi saya adalah sebuah penyegaran, sebuah hobi untuk melepas penat dan mendapatkan lagi beberapa semangat. Ya, hobi. Mung

Wahana Wyata Praja IPDN

Sejarah Singkat Wahana Wyata Praja Wahana Wyata Praja adalah organisasi internal Praja IPDN yang pada dasarnya mempunyai tugas dan fungsi sama dari tahun ke tahun, namun namanya berubah sesuai situasi dan kondisi pada masa angkatan tersebut. Nama organisasi praja yang terbentuk sejak awal berdirinya STPDN hingga IPDN adalah sebagai berikut: Manggala Corps Praja Angkatan I STPDN sampai dengan angkatan IV STPDN Organisasi ini bernama MANGGALA CORPS PRAJA, yang pimpinannya adalah Manggala Pati dengan tanda jabatan talikur berwarna merah, nama Manggala Corps ini hanya sampai pada angkatan IV saja, karena pada angkatan V organisasi internal Praja ini berubah nama menjadi WAHANA BINA PRAJA. Wahana Bina Praja Angkatan IV STPDN sampai dengan angkatan XVI STPDN Wahana Bina Praja ini pimpinannya bernama Gubernur Praja dengan tanda jabatan talikur berwarna biru lis kuning nestel dua, dari Wahana Bina Praja inilah mulai di bentuk berbagai instansi dan UKP yang di ang