Langsung ke konten utama

Robohnya ego

KAMIS, 4 JUNI 2015
09.03 WIB
 
Bila boleh saya meminta ingin dilahirkan seperti apa, saya pasti akan memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, untuk menjadikan saya seorang manusia yang mampu menahan emosi sehingga tidak reaktif menanggapi segala permasalahan yang ada.
 
Tulisan ini adalah sebuah permintaan maaf saya kepada pihak/instansi yang merasa dirugikan serta senior dan jajaran staf pelaksana yang ada di instansi yang saya maksud pada tulisan Ada apa sebenarnya?

Tulisan dengan judul Ada apa sebenarnya? telah saya perbaharui/edit sehingga kalimat dan paragraf yang memungkinkan memberikan penafsiran negatif telah saya hilangkan, untuk kebaikan bersama.
 
Sungguh pada saat kita menyalahi aturan atau berbuat tidak sesuai dengan etika dan norma yang berlaku, maka kita akan mampu melihat orang-orang dengan karakter sebenarnya. Kita akan mampu melihat perasaan senyatanya orang lain terhadap kita.
 
Apakah mereka akan merangkul, menasihati dan mengarahkan kita atau justru membiarkan, berlarut pada kemarahan, dan memutuskan silaturahim.

Oleh karena itu terima kasih yang sangat besar saya haturkan kepada semua pihak, keluarga, wanita terkasih, sahabat, dan senior yang masih mau dan sabar menasihati saya.

Tepatnya adalah kemarin malam, hari Rabu, tanggal 3, bulan Juni, Tahun 2015, ketika saya bersama beberapa sahabat saya mengadakan acara pembubaran panitia Acara Silaturahim CPNS Kemendagri Lulusan IPDN Ang. XXI dengan IKAPTK Provinsi Jawa Barat, beberapa sahabat saya itu kemudian memberikan masukan dan saran serta nasihat yang sangat berarti.

Malam itu saya masih dengan kokoh gagah berani melambungkan ego yang saya miliki. Tak bergeming sedikit pun untuk menarik semua apa yang telah saya ucapkan.

Begitu pula dengan wanita terkasih, belum mampu merobohkan tembok ego yang tebal dalam diri ini.

Tapi semua berubah ketika kemudian saya merenungi diri dan merefleksi untuk apa semua ini saya lakukan? Apa yang akan saya raih? Bukankah justru ini membahayakan bagi karir saya kedepannya? Bukankah justru ini merusak image angkatan XXI asal pendaftaran Jawa Barat? Bukankah ini justru merusak silaturahim saya dengan jajaran staf di Instansi tersebut?

Terlalu banyak hal negatif yang saya dapatkan hanya untuk memperjuangkan ego yang saya miliki. Terlalu berbahaya dan sungguh tidak sebanding.

Oleh karenanya saya mulai menyadari bahwa saya-lah yg harus berubah, harus mampu mengontrol diri sebaik mungkin.

Padahal belum lama saya pun menyadari sebuah kesalahan dari melawan seorang atasan, tapi ini-lah saya, masih belum mampu menahan emosi.

Semoga peristiwa reaktif ini menjadi yang terakhir bagi saya dan segalanya, terkhusus silaturahim saya dengan jajaran staf di intansi tersebut bisa lagi untuk menjadi baik.

#PMA

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadalana uliy ba’sin syadid

Selasa, 22 Juli 2014 22.00 WIB Saya akan menampilkan atau mem- posting tulisan dari Bapak Usep Romli , Pengasuh Pesantren Budaya "Raksa Sarakan" Garut. Tulisan ini merupakan tulisan di kolom Opini , harian Republika yang diterbitkan pada hari Selasa, 22 Juli 2014. Beliau menulis tentang (satu-satunya) cara untuk bisa mengalahkan zionis Israel. sehingga tulisannya pun diberi judul, Mengalahkan Zionis Israel . Berikut ini tulisannya saya tampilkan penuh tanpa ada sedikit pun saya kurangi atau tambahkan. "Mengalahkan Zionis Israel" Hari-hari ini, bangsa Palestina di Jalur Gaza sedang dibombardir pasukan Zionis-Israel. Nyaris tak ada perlawanan sama sekali, karena Palestina tak punya tentara. Hanya ada beberapa kelompok sipil bersenjata yang berusaha bertahan seadanya. Negara-negara Arab yang tergabung dalam Liga Arab tak berdaya. Begitu pula negara-negara berpenduduk mayoritas Islam yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI), tak da

Hercules dan Moral

The Legend of Hercules Minggu, 9 Februari 2014 10.10 WIB Cukup lama saya tidak menonton sebuah film di bisokop. Untuk sebagian orang, hal ini merupakan sebuah pemborosan karena kondisi yang ada di Indonesia memungkinkan kita untuk bisa menonton sebuah film dengan harga yang jauh lebih murah.  Di Indonesia kita masih bisa untuk mendapatkan sebuah DVD dengan harga yang sangat murah, sekitar 6 (enam) ribu rupiah ( bajakan tentunya tapi dengan kualitas gambar yang cukup baik ), bandingkan dengan harga yang harus dikeluarkan apabila kita menonton sebuah film di bioskop, sekitar 25 ribu – 50 ribu rupiah tergantung bioskop yang kita pilih. Saya pun menyadari hal itu tapi saya tentu juga memiliki alasan. Terlepas dari alasan idealis yang sebenarnya juga masih saya miliki, alasan utama yang ingin saya kemukakan disini adalah bahwa menonton sebuah film di bioskop bagi saya adalah sebuah penyegaran, sebuah hobi untuk melepas penat dan mendapatkan lagi beberapa semangat. Ya, hobi. Mung

Wahana Wyata Praja IPDN

Sejarah Singkat Wahana Wyata Praja Wahana Wyata Praja adalah organisasi internal Praja IPDN yang pada dasarnya mempunyai tugas dan fungsi sama dari tahun ke tahun, namun namanya berubah sesuai situasi dan kondisi pada masa angkatan tersebut. Nama organisasi praja yang terbentuk sejak awal berdirinya STPDN hingga IPDN adalah sebagai berikut: Manggala Corps Praja Angkatan I STPDN sampai dengan angkatan IV STPDN Organisasi ini bernama MANGGALA CORPS PRAJA, yang pimpinannya adalah Manggala Pati dengan tanda jabatan talikur berwarna merah, nama Manggala Corps ini hanya sampai pada angkatan IV saja, karena pada angkatan V organisasi internal Praja ini berubah nama menjadi WAHANA BINA PRAJA. Wahana Bina Praja Angkatan IV STPDN sampai dengan angkatan XVI STPDN Wahana Bina Praja ini pimpinannya bernama Gubernur Praja dengan tanda jabatan talikur berwarna biru lis kuning nestel dua, dari Wahana Bina Praja inilah mulai di bentuk berbagai instansi dan UKP yang di ang