Langsung ke konten utama

Kolaborasi TnR, Cam's, dan GDP : Kenapa Plastik?

SABTU, 22 AGUSTUS 2015
06.39 WIB
 

“Dalam rangka menyambut 70 tahun kemerdekaan Republik Indonesia kami menuangkan rasa bangga kami pada Bangsa ini dengan membuat satu set produk tata rambut buatan Indonesia. Produk ini merupakan suatu proyek kolaborasi yang melibatkan Toar & Roby, Cam’s, Grease Day Pomade, dan Quiff.”

Banyak hal yang bisa dilakukan untuk turut serta memeriahkan hari ulang tahun Republik Indonesia, yang tahun ini telah menginjak usia 70 tahun. Dan beberapa brewer (sebutan atau istilah untuk produsen pomade) memilih untuk memperingatinya dengan cara mengeluarkan produk penata rambut edisi khusus kemerdekaan Indonesia.

Adalah brewer merk Toar & Roby (TnR), Cam’s, dan Grease Day Pomade (GDP) yang berinisiatif untuk mengeluarkan satu set produk penata rambut untuk ikut serta berpartisipasi dalam menyemarakan hari ulang tahun Kemerdekaan Indonesia.

Produk hasil kolabari ketiga brewer tersebut dan dibantu juga oleh Quiff Store, hanya diproduksi secara terbatas (limited/LTD), yakni sebanyak 70 set. Harga yang ditawarkan untuk setiap set pun sangat “Indonesia”, Rp. 170845,-.

Dikutip dari postingan Instagram @greaseday_id, disebutkan bahwa setiap set terdiri dari krim rambut beraroma herbal menyegarkan dengan daya kilau sedang, minyak rambut beraroma vanilla coklat dengan daya set sedang, dan pasta rambut beraroma rum buah dengan daya set sedang.

Saya yang akhir-akhir ini mulai tertarik untuk mengoleksi pomade tentu tak mau untuk melewatkan kesempatan memiliki satu set produk penata rambut yang hanya diproduksi sebanyak 70 set. Karena tentu bagi seorang kolektor, semakin langka barang yang dimiliki akan semakin memberikan kepuasan tersendiri.

Sebelumnya sedikit saya akan membahas pilihan saya untuk memutuskan menjadi seorang kolektor pomade, walaupun dari segi kualitas dan kuantitas saya masih belum pantas untuk disebut sebagai seorang “kolektor”.

Hal ini sedikit banyak telah disinggung dalam tulisan saya sebelumnya yang berjudul, Pomade-Review.

Pertama, bagi saya pomade pantas untuk dikoleksi karena pomade merupakan produk penata rambut yang memiliki sejarang cukup panjang. 
 
Pomade bukan sebuah produk yang dibuat “tiba-tiba” secara pragmatis, sesuai kebutuhan pasar. Pomade faktanya adalah jenis pertama produk penata rambut yang lazim digunakan oleh pria. Pomade yang kemudian menginspirasi berbagai jenis produk penata rambut khusus pria yang kini sangat beragam.

Kedua, mayoritas produsen pomade tidak dilakukan secara massal di dalam pabrik, akan tetapi mayoritas membuat pomade secara manual di rumah atau katakana-lah ruang kerja pemiliknya, atau lazim disebut dengan homebrewed
 
Hal itu berarti lebih bagi saya karena menandakan bahwa pomade dihasilkan penuh dengan keseriusan dan kehati-hatian sehingga pomade bisa dikategorikan sebagai salah satu karya seni.

Butuh inovasi serta kreasi bagi para brewer untuk mengolah racikannya sehingga layak untuk dipakai di rambut setiap pria. Lalu butuh ide dan inspirasi bahkan filosofi bagi mereka untuk kemudian membungkus setiap pomade yang berhasil mereka ciptakan ke dalam sebuah wadah yang enak dipandang.
Hal itu menjadi istimewa karena langsung dibuat secara manual oleh tangan-tangan mereka.

Jadi atas dasar 2 (dua) alasan tersebut saya memilih untuk mengoleksi pomade. Dan ya, dalam memilih sebuah pomade karena titik beratnya saya ingin agar pomade tersebut mampu untuk saya pajang, maka saya selalu subjektif.

Saya hanya akan membeli pomade berdasarkan presentasi yang mampu memikat hati. Sehingga tidak semua pomade saya miliki, saya pun hanya fokus pada pomade dengan daya set kuat/heavy hold. Kenapa? Karena saya merasa rambut saya hanya cocok dengan pomade berjenis heavy hold. Subjektif 'kan?

Pengecualian saya berikan kepada pomade yang hanya diproduksi secara terbatas/LTD.

Kembali kepada pembahasan utama yakni berkenaan dengan produk penata rambut hasil kolaborasi TnR, Cam’s, dan GDP. Alhamdulillah saya mampu untuk memiliki produk tersebut walaupun sempat kesulitan karena pemesanan hanya bisa dilakukan melalui akun FB.

Jujur, saya sangat antusias ketika produk penata rambut LTD tersebut mampu saya miliki akan tetapi sesaat setelah saya secara detail melihat kemasan yang ditampilkan oleh ketiga produk tersebut, saya kecewa.


Bayangan saya untuk sebuah produk LTD apalagi hasil kolaborasi adalah selayaknya The Based Pomade atau Houston Based Pomade. Sebuah produk yang dikemas secara apik dalam wadah glass jar dengan wangi yang menawan. 
 
Tapi apa yang saya dapatkan dari produk ini adalah produk penata rambut yang hanya dikemas dalam plastic tube. Bahkan sialnya, untuk produk minyak rambut, saya harus menerima dengan ikhlas bahwa wadah tersebut saya terima dalam kondisi menciut atau penyok.


Kondisi penyok/menciut ini sebenarnya sungguh di luar dugaan karena berdasarkan keterangan pada kolom komentar di salah satu postingan pada akun Instagram @greaseday_id menyebutkan bahwa “…karena pomade cam’s hot process jadi tube plastic yg kepanasan menciut, maka dari itu yg menciut saya ambil dan keep karena bentuknya tidak enak dipandang,…”

Membaca keterangan itu saya pikir jar yang akan saya dapatkan semuanya akan pada kondisi yang mulus akan tetapi hal itu ternyata salah. Kenyataannya saya harus menjadi orang yang tidak beruntung karena harus memiliki jar yang menciut dan tidak enak untuk dipandang.

Menurut pendapat saya, untuk sebuah produk LTD, agak mengherankan ketika justru sang brewer memilih plastic tube daripada glass jar sebagai wadah hasil karyanya. Karena toh ini produk LTD bukan produk yang akan diproduksi terus menerus secara konstan.

Titik beratnya seharusnya pada filosofi dan idealisme kenapa produk tersebut dibuat bukan pada hitungan keuntungan semata. Bila memang hanya sekedar ingin mendapatkan keuntungan, saya pikir tak usah bersusah payah untuk menghasilkan produk LTD.

Saya hanya mampu untuk berkomentar panjang lebar dari segi presentasi yang mungkin akan banyak menimbulkan kontroversi karena sungguh sangat subjektif, tergantung dengan selera hati. 
 
Saya tak bisa untuk berkomentar apapun mengenai isi dari penata rambutnya karena memang untuk beberapa waktu kedepan saya belum bisa untuk menggunakan penata rambut apapun.

Hal itu dikarenakan karena kini rambut saya masih terlalu pendek untuk menggunakan jenis penata rambut apapun, mungkin 1 (satu) atau 2 (dua) bulan kedepan saya baru bisa untuk menggunakannya.

Tapi sekali lagi, wadah plastik yang diberikan sungguh sangat mengurangi estetika dari satu set penata rambut LTD tersebut. Padahal sticker yang tertempel di wadahnya mampu untuk divisualisasikan dengan baik dan mencerminkan semangat kemerdekaan.

Akan tetapi, di luar kesialan saya yang harus mendapatkan plastic tube penyok dan kekecewaan karena ternyata satu set produk penata rambut ini tidak menggunakan glass jar seperti yang saya bayangkan, saya sangat mengapresiasi kolaborasi ini dan sangat mengharapkan di masa depan akan semakin banyak produk-produk LTD buatan Indonesia.

Tentu, bukan hanya dari segi kuantitas yang bertambah tapi juga dari kualitas harus semakin baik. 
 
Pomade tidak dipandang hanya sebatas komoditi tapi sebuah karya seni sehingga nyaman untuk digunakan dan enak untuk dipandang dijadikan pajangan.
 
#PMA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadalana uliy ba’sin syadid

Selasa, 22 Juli 2014 22.00 WIB Saya akan menampilkan atau mem- posting tulisan dari Bapak Usep Romli , Pengasuh Pesantren Budaya "Raksa Sarakan" Garut. Tulisan ini merupakan tulisan di kolom Opini , harian Republika yang diterbitkan pada hari Selasa, 22 Juli 2014. Beliau menulis tentang (satu-satunya) cara untuk bisa mengalahkan zionis Israel. sehingga tulisannya pun diberi judul, Mengalahkan Zionis Israel . Berikut ini tulisannya saya tampilkan penuh tanpa ada sedikit pun saya kurangi atau tambahkan. "Mengalahkan Zionis Israel" Hari-hari ini, bangsa Palestina di Jalur Gaza sedang dibombardir pasukan Zionis-Israel. Nyaris tak ada perlawanan sama sekali, karena Palestina tak punya tentara. Hanya ada beberapa kelompok sipil bersenjata yang berusaha bertahan seadanya. Negara-negara Arab yang tergabung dalam Liga Arab tak berdaya. Begitu pula negara-negara berpenduduk mayoritas Islam yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI), tak da

Hercules dan Moral

The Legend of Hercules Minggu, 9 Februari 2014 10.10 WIB Cukup lama saya tidak menonton sebuah film di bisokop. Untuk sebagian orang, hal ini merupakan sebuah pemborosan karena kondisi yang ada di Indonesia memungkinkan kita untuk bisa menonton sebuah film dengan harga yang jauh lebih murah.  Di Indonesia kita masih bisa untuk mendapatkan sebuah DVD dengan harga yang sangat murah, sekitar 6 (enam) ribu rupiah ( bajakan tentunya tapi dengan kualitas gambar yang cukup baik ), bandingkan dengan harga yang harus dikeluarkan apabila kita menonton sebuah film di bioskop, sekitar 25 ribu – 50 ribu rupiah tergantung bioskop yang kita pilih. Saya pun menyadari hal itu tapi saya tentu juga memiliki alasan. Terlepas dari alasan idealis yang sebenarnya juga masih saya miliki, alasan utama yang ingin saya kemukakan disini adalah bahwa menonton sebuah film di bioskop bagi saya adalah sebuah penyegaran, sebuah hobi untuk melepas penat dan mendapatkan lagi beberapa semangat. Ya, hobi. Mung

Wahana Wyata Praja IPDN

Sejarah Singkat Wahana Wyata Praja Wahana Wyata Praja adalah organisasi internal Praja IPDN yang pada dasarnya mempunyai tugas dan fungsi sama dari tahun ke tahun, namun namanya berubah sesuai situasi dan kondisi pada masa angkatan tersebut. Nama organisasi praja yang terbentuk sejak awal berdirinya STPDN hingga IPDN adalah sebagai berikut: Manggala Corps Praja Angkatan I STPDN sampai dengan angkatan IV STPDN Organisasi ini bernama MANGGALA CORPS PRAJA, yang pimpinannya adalah Manggala Pati dengan tanda jabatan talikur berwarna merah, nama Manggala Corps ini hanya sampai pada angkatan IV saja, karena pada angkatan V organisasi internal Praja ini berubah nama menjadi WAHANA BINA PRAJA. Wahana Bina Praja Angkatan IV STPDN sampai dengan angkatan XVI STPDN Wahana Bina Praja ini pimpinannya bernama Gubernur Praja dengan tanda jabatan talikur berwarna biru lis kuning nestel dua, dari Wahana Bina Praja inilah mulai di bentuk berbagai instansi dan UKP yang di ang