Langsung ke konten utama

AKU INGIN

Aku ingin mencintai seorang wanita dengan sederhana. Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu. Begitu pun dengan aku ini, ingin rasanya mencintai tanpa harus banyak berkata, karena apabila kita renungkan cinta itu tak akan pernah bisa kita artikan apalagi kita ungkapkan dengan sekedar kata-kata, walaupun kata itu seindah surga di alam sana,sewangi bunga dikala ia mekar,selembut buaian angin sore yang membuat kita tertidur,ataupun semerdu suara biduan cantik sekalipun.

Cinta tetaplah cinta yang tak akan pernah bisa kita ungkapkan secara nyata dan tak akan pernah habis untuk kita bincangkan. Tak percaya? Coba hitung ada berapa banyak lagu cinta? Ada berapa banyak puisi cinta? Ada berapa banyak cerita,entah itu berbentuk cerpen,novel,ataupun yang lainnya yang bertemakan cinta? Lupakan dulu tentang kualitasnya, maka kita akan menemukan ribuan atau mungkin jutaan lagu,puisi dan cerita yang berbicara tentang cinta. Para musisi dan pujangga berusaha keras untuk mengungkapkan apa itu yang namanya cinta. Walaupun pada akhirnya mereka belum bisa mengartikan cinta secara hakiki. Tapi di sisi lain , cinta adalah sesuatu yang mudah untuk dirasakan . Tapi, cinta tetaplah sesuatu yang rumit untuk kita artikan dengan hanya sekedar kata-kata.

Cinta adalah cinta. Cinta adalah sesuatu yang sulit untuk kita mengerti dengan nalar. Cinta harus kita terima dengan hati. Karena cinta memang gila!! Tidak akan pernah permisi untuk menembakkan busur panahnya. Oleh karena itu, aku ingin mencintai dengan sederhana, mencintai dengan apa adanya. Karen cintaku memang tak akan pernah bisa sebesar ataupun sedahsyat gunung merapi, cinta ku hanya sebesar kuku yang menempel di jari. Tapi tanpa banyak komentar cintaku akan selalu tumbuh dan menjaga dia yang kusayangi setiap saat,setiap waktu hingga saat malaikat datang menjemputku untuk menemui dengan yang maha kuasa. Terkesan gombal, tapi itulah apa adanya cintaku. Seperti itulah bila aku jatuh cinta pada seseorang. Buat ku, lebih baik kecil,realistis dan tumbuh setiap saat. Daripada,besar, menggebu-gebu tapi kurang ajar!

Aku juga ingin mencintai dengan sederhana. Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada. Seperti yang telah aku sebutkan tadi, aku hanya ingin mencintai dengan apa adanya. Tanpa terlalu banyak kata ataupun gerak. Walaupun cinta itu memang tak hanya diam. Tapi lebih baik diam, daripada harus melakukan sesuatu hal yang belum boleh kita lakukan. Karena dewasa ini, banyak orang yang salah mengartikan apa itu cinta dan wanita sealau akan menjadi korban dari itu. Atas nama cinta, mereka rela melepaskan kehormatan mereka! Itu bukan cinta, tapi hanya nafsu yang mengatasnamakan cinta. Cinta bukan pelukan atau ciuman. Cinta terlalu hina apabila diartikan seperti itu!

Pada akhirnya,aku hanya ingin wanita yang benar-benar tulus mencintaiku dengan apa adanya,menerimaku dengan apa adanya aku,dengan segala kekuranganku dan tidak menuntut ku untuk menjadi orang lain. Wanita yang menyayangiku dengan sangat sehingga sedetik tanpa kehadiranku akan terasa seperti hidup seribu tahun di padang pasir yang sepi. Tapi,dengan cintanya itu, dia akan membawaku ke jalan yang benar,mengingatkanku ketika aku salah arah dan selalu berusaha agar aku menjadi orang yang lebih baik lagi. Walaupun dia menyayangiku dengan sangat, tapi dia tak akan pernah rela bila aku menjadikannya sebagai subyek pelampiasan hawa nafsu. Wanita yang selalu menjungjung tinggi harkat dan derajatnya sebagai seorang wanita seutuhnya dan hidup sewajarnya tanpa banyak meperdulikan apa kata orang. Tapi sayangnya, hampir tak mungkin menemukan wanita seperti itu, karena sekarang uang adalah segalanya bagi wanita. Duniawi menjadi yang utama bagi mereka. Aku tidak menghakimi wanita secara keseluruhan. Aku hanya mengatakan apa yang aku lihat dan aku dengar dalam kehidupan nyata setelah 16 tahun aku hidup di dunia ini. Wanita pada umumnya hanya melihat penampilan fisik laki-laki dan melihat berapa banyak isi uang di kantongnya. Kini tak perlu proses panjang untuk membuat wanita mencintai kaum lelaki, cukup kau bawa motor ataupun mobil, maka wanita akan rela untuk kau lakukan semaumu! Wanita pada abad ini telah berubah menjadi makhluk yang memiliki kebutuhan yang tak akan pernah habis, makhluk yang beridealiskan matrealisme pemuja kebebasan sebebas-bebasnya hasil pendoktrinan kaum barat!

Tapi aku tetap meyakinkan diri bahwa itu hanya sebagian kecil dari banyak wanita yang ada di dunia ini. Bagiku cinta memang rumit. Jadi, aku akan mencintai dengan apa adanya aku. Aku tak akan membuat cinta itu semakin rumit dengan berusaha mengungkapkannya dengan kata-kata gombal belaka. Karena apabila nanti telah kutemukan dia yang kusayangi dan dia yang menyangiku,maka hati diantara kami berdua akan berbicara melalui bahasanya sendiri.akhirnya yang aku inginkan hanya itu... cuma itu... dan berharap akan segera mendapatkannya.

Adima i.a. noors
X-2

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadalana uliy ba’sin syadid

Selasa, 22 Juli 2014 22.00 WIB Saya akan menampilkan atau mem- posting tulisan dari Bapak Usep Romli , Pengasuh Pesantren Budaya "Raksa Sarakan" Garut. Tulisan ini merupakan tulisan di kolom Opini , harian Republika yang diterbitkan pada hari Selasa, 22 Juli 2014. Beliau menulis tentang (satu-satunya) cara untuk bisa mengalahkan zionis Israel. sehingga tulisannya pun diberi judul, Mengalahkan Zionis Israel . Berikut ini tulisannya saya tampilkan penuh tanpa ada sedikit pun saya kurangi atau tambahkan. "Mengalahkan Zionis Israel" Hari-hari ini, bangsa Palestina di Jalur Gaza sedang dibombardir pasukan Zionis-Israel. Nyaris tak ada perlawanan sama sekali, karena Palestina tak punya tentara. Hanya ada beberapa kelompok sipil bersenjata yang berusaha bertahan seadanya. Negara-negara Arab yang tergabung dalam Liga Arab tak berdaya. Begitu pula negara-negara berpenduduk mayoritas Islam yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI), tak da...

D-IV atau S1 ?

Suatu malam pada hari Sabtu , tanggal 14, bulan Januari , tahun 2012, berlatar tempatkan teras masjid Al-Ilmi IPDN Kampus Kalimantan Barat, terjadi satu percakapan ringan sangat sederhana tapi kemudian mampu untuk membuat otak ini menjadi rumit karena terus memikirkan substansi dari apa yang diperbincangkan itu, terlalu rumit sehingga saya pikir perlu untuk dituangkan dalam sebuah narasi penuh kata, tidak berpetuah dan tidak juga indah. Tapi cukup-lah untuk sekedar berbagi ide dan informasi yang pastinya tidak sesat. Dan ini-lah percakapan singkat itu : HP ( inisial teman saya ) : “Dim, kamu lebih milih mana, S.IP atau S.STP ?” Saya : “mmm….pengennya sih S.IP” HP : “Kenapa, Dim? Kata orang kan kalo S.STP tuh lebih baik buat karir dan kata orang juga S.IP tuh lebih condong buat jadi dosen.” Saya : “Wah gak tau sih kalo masalah yang kayak gitunya, tapi saya ingin S.IP karena yang saya tau S.IP itu lebih mudah untuk nantinya kita mau nerusin ke S2, nah kalo S.STP itu gak semua unive...

Hercules dan Moral

The Legend of Hercules Minggu, 9 Februari 2014 10.10 WIB Cukup lama saya tidak menonton sebuah film di bisokop. Untuk sebagian orang, hal ini merupakan sebuah pemborosan karena kondisi yang ada di Indonesia memungkinkan kita untuk bisa menonton sebuah film dengan harga yang jauh lebih murah.  Di Indonesia kita masih bisa untuk mendapatkan sebuah DVD dengan harga yang sangat murah, sekitar 6 (enam) ribu rupiah ( bajakan tentunya tapi dengan kualitas gambar yang cukup baik ), bandingkan dengan harga yang harus dikeluarkan apabila kita menonton sebuah film di bioskop, sekitar 25 ribu – 50 ribu rupiah tergantung bioskop yang kita pilih. Saya pun menyadari hal itu tapi saya tentu juga memiliki alasan. Terlepas dari alasan idealis yang sebenarnya juga masih saya miliki, alasan utama yang ingin saya kemukakan disini adalah bahwa menonton sebuah film di bioskop bagi saya adalah sebuah penyegaran, sebuah hobi untuk melepas penat dan mendapatkan lagi beberapa semangat. Ya, hobi. ...