Ku terbiasa begini, terbiasa terhina oleh cacian.
Ku hadapi itu dengan senyuman
Berharap mereka akan mengerti dan berhenti.
Tapi, semua tak semudah itu.
Semua semakin menjadi-jadi.
Dan mereka malah terus semakin melewati batas.
Sekali lagi, ku hadapi itu semua dengan senyuman. Tak ada guna membalas itu semua.
Ku ‘kan tetap seperti ini, membuat mereka tertawa lepas.
Ku kan tetap berusaha membuat mereka riang. Walau harus mencaci diriku.
Karena, pada dasarnya ku suka peran seperti ini, menjadi Badut Tolol penghibur mereka.
Ku rela terluka asal mereka bahagia.
Sejujurnya, ku lakukan itu semua hanya agar mereka mau menerimaku dan menganggapku ada sebagai seorang teman.
Tak peduli, apakah mereka sayang atau benci padaku.
Ku hanya ingin diterima dalam lingkungan ku sendiri.
Ku hadapi itu dengan senyuman
Berharap mereka akan mengerti dan berhenti.
Tapi, semua tak semudah itu.
Semua semakin menjadi-jadi.
Dan mereka malah terus semakin melewati batas.
Sekali lagi, ku hadapi itu semua dengan senyuman. Tak ada guna membalas itu semua.
Ku ‘kan tetap seperti ini, membuat mereka tertawa lepas.
Ku kan tetap berusaha membuat mereka riang. Walau harus mencaci diriku.
Karena, pada dasarnya ku suka peran seperti ini, menjadi Badut Tolol penghibur mereka.
Ku rela terluka asal mereka bahagia.
Sejujurnya, ku lakukan itu semua hanya agar mereka mau menerimaku dan menganggapku ada sebagai seorang teman.
Tak peduli, apakah mereka sayang atau benci padaku.
Ku hanya ingin diterima dalam lingkungan ku sendiri.
Komentar
Posting Komentar