Langsung ke konten utama

The Resistance dan Plagiat




The Resistance adalah album kelima dari grup band rock asal Inggris, MUSE. Album ini dirilis di Eropa pada tanggal 14 September 2009. Pada rilis pertamanya, album ini sudah mampu memuncaki chart album di 19 negara dan mampu menembus 3 besar di chart Amerika. Bukti diatas sudah lebih dari cukup untuk membuktikan bahwa MUSE memang band rock yang sangat berkualitas, bahkan para kritikus pun memberikan penilaian positif terhadaap album ini.

"Uprising" merupakan hits pertama yang dilempar ke pasaran dari album ini pada tanggal 7 September 2009. Hmmm...jujur, saya sangat terkagum-kagum mendengarkan 11 lagu yang terdapat dalam album itu, waktu sekitar 54:18 menit terasa tak percuma saya luangkan hanya untuk mendengarkan album terbaru MUSE itu.

Saya memang bukan kritikus dan saya pun tidak bisa memainkan satu jenis alat musik. Saya hanya orang yang sangat menyukai musik sebagai sebuah hiburan yang mampu membuat hati dan pikiran ini menjadi lebih tenang dan segar.

Saya tak lebih sebagai seorang konsumen saja dan sebagai konsumen, saya pikir saya mempunyai hak untuk mengungkapkan pendapat mengenai "barang" yang saya punya.

Oleh karena itu, ketika saya selesai mendengarkan "The Resistance" yang begitu megah dan indah, juga terdengar berat karena di album ini MUSE sangat terpengaruh oleh musik klasik dan musik opera, saya teringat akan perkembangan musik di Indonesia ini. Ketika di negara Barat sana, mereka berlomba-lomba untuk membuat sebuah album yang berkualitas, maka di sini, di Indonesia kita masih bergulat dengan persoalan plagiat.

Belum hilang dari ingatan kita, ketika d'Masiv band yang begitu sensasional dikagetkan dengan isu plagiat! Tidak tanggung-tanggung lebih dari setengah lagu dari album mereka, dituding menjiplak lagu orang lain.

Sebuah ironi dan peristiwa yang sangat memalukan industri musik Indonesia. Dan setelah kejadian itu, bak bola salju, banyak grup band ataupun musisi lainnya yang juga diisukan menjiplak lagu orag lain, khususnya musisi Barat.

Banyak pendapat dan opini yang berkeliaran dan tidak sedikit yang berdebat akan hal ini. Saya pribadi berpendapat, selama tak ada aturan ataupun hukum yang jelas yang mengatur tentang permasalahan ini, maka berdebatan mengenai penjiplakan akan terus ada dan hanya akan menjadi sebuah debat kusir.

Kenapa? karena, semua orang berpendapat berdasarkan apa yang mereka tau dan pendidikan yang mereka punya, tak ada payung hukum ataupun dasar hukum yang jelas untuk membenarkan suatu pendapat. Karena pada dasarnya, bila kita berbicara tentang benar dan salah maka harus ada sebuah dasar hukum yang jelas yang mengatur tentang itu, sebuah hukum yang telah disepakati dan diketahui semua orang. Dan bila tidak, maka pembicaraan itu tak akan pernah ada habisnya.

Yang ada sekarang hanyalah hukum moral, sebuah hukum yang sangat mahal dan tak ada sangsi fisik untuk para pelanggarnya. Hukum moral sangat ditentukan oleh setiap pribadi orang yang ada. Dalam hal ini, berarti moral para musisi kita masih sangat mengkhawatirkan. Mereka hanya memikirkan popularitas dan materi yang akan mereka peroleh, tak peduli apakah karya mereka itu mirip atau bahkan menjiplak karya orang lain.

Bisa dimengerti memang, karena di negara Indonesia masalah dapur masih menjadi yang utama bagi setiap orang dan moral hanyalah sebuah bagian kecil yang terdapat jauh dalam hati mereka.

MUSE - THE RESISTANCE
www.4shared.com/file/133415421/afeec871/Muse_-_The_Resistance_2009.html?s=1

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadalana uliy ba’sin syadid

Selasa, 22 Juli 2014 22.00 WIB Saya akan menampilkan atau mem- posting tulisan dari Bapak Usep Romli , Pengasuh Pesantren Budaya "Raksa Sarakan" Garut. Tulisan ini merupakan tulisan di kolom Opini , harian Republika yang diterbitkan pada hari Selasa, 22 Juli 2014. Beliau menulis tentang (satu-satunya) cara untuk bisa mengalahkan zionis Israel. sehingga tulisannya pun diberi judul, Mengalahkan Zionis Israel . Berikut ini tulisannya saya tampilkan penuh tanpa ada sedikit pun saya kurangi atau tambahkan. "Mengalahkan Zionis Israel" Hari-hari ini, bangsa Palestina di Jalur Gaza sedang dibombardir pasukan Zionis-Israel. Nyaris tak ada perlawanan sama sekali, karena Palestina tak punya tentara. Hanya ada beberapa kelompok sipil bersenjata yang berusaha bertahan seadanya. Negara-negara Arab yang tergabung dalam Liga Arab tak berdaya. Begitu pula negara-negara berpenduduk mayoritas Islam yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI), tak da

Hercules dan Moral

The Legend of Hercules Minggu, 9 Februari 2014 10.10 WIB Cukup lama saya tidak menonton sebuah film di bisokop. Untuk sebagian orang, hal ini merupakan sebuah pemborosan karena kondisi yang ada di Indonesia memungkinkan kita untuk bisa menonton sebuah film dengan harga yang jauh lebih murah.  Di Indonesia kita masih bisa untuk mendapatkan sebuah DVD dengan harga yang sangat murah, sekitar 6 (enam) ribu rupiah ( bajakan tentunya tapi dengan kualitas gambar yang cukup baik ), bandingkan dengan harga yang harus dikeluarkan apabila kita menonton sebuah film di bioskop, sekitar 25 ribu – 50 ribu rupiah tergantung bioskop yang kita pilih. Saya pun menyadari hal itu tapi saya tentu juga memiliki alasan. Terlepas dari alasan idealis yang sebenarnya juga masih saya miliki, alasan utama yang ingin saya kemukakan disini adalah bahwa menonton sebuah film di bioskop bagi saya adalah sebuah penyegaran, sebuah hobi untuk melepas penat dan mendapatkan lagi beberapa semangat. Ya, hobi. Mung

Wahana Wyata Praja IPDN

Sejarah Singkat Wahana Wyata Praja Wahana Wyata Praja adalah organisasi internal Praja IPDN yang pada dasarnya mempunyai tugas dan fungsi sama dari tahun ke tahun, namun namanya berubah sesuai situasi dan kondisi pada masa angkatan tersebut. Nama organisasi praja yang terbentuk sejak awal berdirinya STPDN hingga IPDN adalah sebagai berikut: Manggala Corps Praja Angkatan I STPDN sampai dengan angkatan IV STPDN Organisasi ini bernama MANGGALA CORPS PRAJA, yang pimpinannya adalah Manggala Pati dengan tanda jabatan talikur berwarna merah, nama Manggala Corps ini hanya sampai pada angkatan IV saja, karena pada angkatan V organisasi internal Praja ini berubah nama menjadi WAHANA BINA PRAJA. Wahana Bina Praja Angkatan IV STPDN sampai dengan angkatan XVI STPDN Wahana Bina Praja ini pimpinannya bernama Gubernur Praja dengan tanda jabatan talikur berwarna biru lis kuning nestel dua, dari Wahana Bina Praja inilah mulai di bentuk berbagai instansi dan UKP yang di ang