Langsung ke konten utama

Benar-benar Pintar atau Benar-benar Kaya!

Ada dua kisah berbeda
dari dua anak manusia.
Yang berbeda tentunya.

Kisah ini tentang pendidikan mereka
tentang bagaimana mereka menggapainya

Pertama mari kita mulai
dari seorang teman
bukan teman dekat memang
Tapi cukup dekat untuk tau betapa pintarnya dia.

Tak ada yang meragukan itu
semua mengangguk setuju
karena itulah kenyataannya
tapi sayang memang
Dia bukan terlahir dari keluarga berada
dan ayahnya pun telah tiada
berpulang untuk selamanya..

Tapi dia tidak jatuh
dia tetaplah teguh
menjalani beratnya hidup
bermodalkan ilmu yang lebih dari cukup

Dan syukur Alhamdulillah,
sekarang dia mendapat beasiswa
dari perguruan tinggi ternama
mmm...dia memang pantas.
Dia memang benar-benar cerdas!

Kembali ke awal,
dengan kisah yang sedikit beda
Masih tentang tema yang sama
tapi dengan cara yang berbeda.

Masih salah satu dari teman,
dan lagi-lagi bukanlah teman dekat.
tapi cukup dekat untuk tau betapa beradanya dia.

Terlahir dan dibesarkan di keluarga mapan
hingga segala sesuatunya terkesan gampang
Cukup gampang karena dia memiliki apa yang menjadi impian setiap orang...
Uang...

Semuanya coba dia hargai,
hingga sampai pada sebuah titik
dimana pendidikan mampu dia beli.

Ini dimulai ketika suatu waktu
dimana dia harus menjalani sebuah seleksi masuk
sebuah perguruan tinggi termahsyur
guna untuk menambah ilmu

Tak ada yang istimewa
dia mengerjakan soal seperti kebanyakan orang
tapi ketika sampai di sebuah kolom
tertulis angka cukup menohok
400 juta rupiah, atas nama sebuah sumbangan
sumbangan pendidikan katanya...

Hari berganti
dan dia pun berhasil melewati
seleksi ketat, mengalahkan yang lain..
mmm...dia memang pantas
Dia memang benar-benar kaya!

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadalana uliy ba’sin syadid

Selasa, 22 Juli 2014 22.00 WIB Saya akan menampilkan atau mem- posting tulisan dari Bapak Usep Romli , Pengasuh Pesantren Budaya "Raksa Sarakan" Garut. Tulisan ini merupakan tulisan di kolom Opini , harian Republika yang diterbitkan pada hari Selasa, 22 Juli 2014. Beliau menulis tentang (satu-satunya) cara untuk bisa mengalahkan zionis Israel. sehingga tulisannya pun diberi judul, Mengalahkan Zionis Israel . Berikut ini tulisannya saya tampilkan penuh tanpa ada sedikit pun saya kurangi atau tambahkan. "Mengalahkan Zionis Israel" Hari-hari ini, bangsa Palestina di Jalur Gaza sedang dibombardir pasukan Zionis-Israel. Nyaris tak ada perlawanan sama sekali, karena Palestina tak punya tentara. Hanya ada beberapa kelompok sipil bersenjata yang berusaha bertahan seadanya. Negara-negara Arab yang tergabung dalam Liga Arab tak berdaya. Begitu pula negara-negara berpenduduk mayoritas Islam yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI), tak da...

D-IV atau S1 ?

Suatu malam pada hari Sabtu , tanggal 14, bulan Januari , tahun 2012, berlatar tempatkan teras masjid Al-Ilmi IPDN Kampus Kalimantan Barat, terjadi satu percakapan ringan sangat sederhana tapi kemudian mampu untuk membuat otak ini menjadi rumit karena terus memikirkan substansi dari apa yang diperbincangkan itu, terlalu rumit sehingga saya pikir perlu untuk dituangkan dalam sebuah narasi penuh kata, tidak berpetuah dan tidak juga indah. Tapi cukup-lah untuk sekedar berbagi ide dan informasi yang pastinya tidak sesat. Dan ini-lah percakapan singkat itu : HP ( inisial teman saya ) : “Dim, kamu lebih milih mana, S.IP atau S.STP ?” Saya : “mmm….pengennya sih S.IP” HP : “Kenapa, Dim? Kata orang kan kalo S.STP tuh lebih baik buat karir dan kata orang juga S.IP tuh lebih condong buat jadi dosen.” Saya : “Wah gak tau sih kalo masalah yang kayak gitunya, tapi saya ingin S.IP karena yang saya tau S.IP itu lebih mudah untuk nantinya kita mau nerusin ke S2, nah kalo S.STP itu gak semua unive...

Hercules dan Moral

The Legend of Hercules Minggu, 9 Februari 2014 10.10 WIB Cukup lama saya tidak menonton sebuah film di bisokop. Untuk sebagian orang, hal ini merupakan sebuah pemborosan karena kondisi yang ada di Indonesia memungkinkan kita untuk bisa menonton sebuah film dengan harga yang jauh lebih murah.  Di Indonesia kita masih bisa untuk mendapatkan sebuah DVD dengan harga yang sangat murah, sekitar 6 (enam) ribu rupiah ( bajakan tentunya tapi dengan kualitas gambar yang cukup baik ), bandingkan dengan harga yang harus dikeluarkan apabila kita menonton sebuah film di bioskop, sekitar 25 ribu – 50 ribu rupiah tergantung bioskop yang kita pilih. Saya pun menyadari hal itu tapi saya tentu juga memiliki alasan. Terlepas dari alasan idealis yang sebenarnya juga masih saya miliki, alasan utama yang ingin saya kemukakan disini adalah bahwa menonton sebuah film di bioskop bagi saya adalah sebuah penyegaran, sebuah hobi untuk melepas penat dan mendapatkan lagi beberapa semangat. Ya, hobi. ...