Langsung ke konten utama

Lomba Karya Tulis Ilmiah

Rabu, 19 Juni 2013
14.45 WIB

hadiah

"akhirnya prestasi itu berbuah prestise"

Saya selalu mencoba memaknai bahwa ini adalah salah satu kelebihan saya tapi di sisi lain, juga dengan sudut pandang lain, saya tak bisa memungkiri bahwa ini merupakan kekurangan saya : Saya tak bisa menahan diri untuk mengatakan secara apa adanya apa yang saya rasakan dan pikirkan. 

Jadi, saya tak akan berbohong bahwa tujuan utama saya mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang diselenggarakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Kalimantan Barat adalah untuk menunjukan bahwa saya ini memang mempunyai potensi yang tidak bisa untuk disepelekan. Saya ingin mendapatkan pengakuan. Saya ingin mengaktualisasikan diri! (baca : NEVER GIVE UP)

terdengar ambisius, ya?
tidak, tapi nyatanya saya tidak seperti itu. Saya selalu menjaga untuk tetap memiliki ambisi tapi saya tak ingin menjadi seseorang yang ambisius. Saya ingin tetap nyaman menjadi seseorang yang berpikiran positif, bermimpi dalam sebungkus rasa optimisme dibalut dengan pemikiran realistis.

Selain dari tujuan utama yang sangat terdengar idealis, saya pun tak bisa mengenyampingkan tujuan lain yang lebih bersifat pragmatis, yaitu betapa menggiurkan hadiah yang ditawarkan!

Berbekal semangat yang terbakar oleh dua tujuan tadi, saya pun mengikuti lomba KTI tersebut. Sebuah KTI yang berjudul PERAN PEREMPUAN DI DALAM INFRASTRUKTUR POLITIK INDONESIA (insya Allah di tulisan lain saya akan mengupas habis mengenai Karya Tulis ini), saya ikut sertakan dalam lomba tersebut.

Di dalam proses pembuatan KTI setebal 15 halaman itu, saya dibantu dengan bimbingan dari seorang dosen IPDN, yaitu Pak Dr. Frans Dione.

Karena satu dan lain hal, saya sempat terduduk lesu dan tak bersemangat mengetahui hasil dari kelanjutan lomba tersebut. (baca : NEVER GIVE UP)

Bagaimana tidak? KTI saya masih sangat jauh dari kata ilmiah, masih sangat kental tulisan seorang "blogger". Akan tetapi ternyata Allah berkehendak lain dan saya pun mampu masuk ke 6 besar, untuk kemudian bertanding dalam babak final.

Babak final diselenggarakan dengan mekanisme, setiap peserta mempresentasikan hasil KTI-nya di hadapan 5 (lima) orang dewan juri selama maksimal 5 (lima) menit lalu kemudian dilakukan sesi tanya-jawab selama 10 menit.

Saya yang sedari awal telah menyadari bahwa KTI saya jauh di bawah yang lain (saya menempati urutan keenam!), diuntungkan dengan kenyataan bahwa penilaian tidak bersifat akumulasi, tapi dari satu tahapan ke tahapan lainnya memiliki penilaiannya tersendiri dengan kriterianya yang juga berbeda.

Untuk diketahui bersama bahwa lomba tersebut terdiri dari 3 (tiga) tahapan, yaitu tahap pertama dilakukan seleksi administrasi oleh Panitia dari Badan Kesbangpol Provinsi Kalbar. Dari total 30-an peserta tingkat PTN/swasta se-Kalimantan Barat, dipilih sebanyak 14 KTI untuk masuk ke tahapan kedua.

Tahapan kedua dilakukan oleh dewan juri, yang terdiri dari unsur akademisi, KPU, dan Bawaslu Provinsi Kalimantan Barat, yang menghasilkan 6 KTI untuk masuk sebagai finalis dan bertarung pada babak final.

Dan tahap ketiga atau tahap terakhir atau tahap final dilakukan dengan cara mempresentasikan KTI tersebut dan penilain yang diberikan pada tahap ketiga ini adalah berkenaan dengan cara penguasaan materi, penggunaan alat bantu, sistematika penyampaian, penampilan, dan kemampuan mempertahankan argumentasi.

Dengan kenyataan seperti itu maka saya pun seperti menemukan kembali harapan untuk setidak-tidaknya bisa bersaing masuk ke dalam 3 (tiga) besar.

Kurang lebih seminggu bagi saya untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Saya berkeyakinan bahwa manusia itu hanya mempunyai kewajiban untuk berusaha dan berdoa secara maksimal sedangkan masalah hasil itu sepenuhnya saya serahkan pada Allah semata.

Saya tidak akan menyesali apabila dalam prosesnya saya telah berusaha dan berdoa secara maksimal. Bilapun tak berhasil, maka itu adalah yang terbaik.

Setidaknya 3 kali saya melakukan simulasi atau latihan langsung di hadapan sahabat saya untuk mempresentasikan KTI. Betapa memang sahabat serta dosen, dalam hal ini, Pak. Dr. Mering mampu memberikan masukan yang sangat bermanfaat bagi saya.

Itu semua terbukti ketika pada hari dilaksanakannya lomba itu, saya mampu untuk tampil lepas. Segala kekurangan yang telah mendapatkan masukan dan perbaikan, mampu saya benahi. Saya pun puas dengan apa yang saya tampilkan walaupun di dalam sesi pertanyaan ada beberapa pertanyaan yang tak bisa saya jawab secara tepat.

Pada akhirnya Allah itu memang tidak pernah tidur, segala kerja keras dan doa memang selalu membuahkan hasil yang maksimal.

Saya, seseorang dengan KTI jauh di bawah finalis yang lain, seseorang yang belum mempunyai pengalaman apapun dalam lomba seperti ini, akhirnya mampu untuk keluar sebagai pemenang.

Ya, saya juara!
Saya pemenang lomba karya tulis ilmiah tahun 2013!



Damn, i'm just so fuckin lucky, it just to be good to be true!

Saya tak tau harus berkata apa, dengan semua ucapan selamat yang datang mengalir, dengan semua senyum dan jabat tangan yang datang silih berganti, membuat saya semakin tak bisa berkata-kata.

Ini besar, sangat besar bagi saya!

Saya hanya berharap ini merupakan awal dari segala yang lebih baik di depan saya, saya hanya berharap saya akan tetap mampu untuk menjadi manusia yang melaksanakan dengan optimal usaha dan doa di setiap langkahnya. Juga saya hanya berharap menjadi manusia yang tidak akan pernah lupa untuk selalu bersyukur dan membalas budi, kepada Tuhan, orang tua, saudara, sahabat, teman, bahkan bagi mereka yang membenci saya. 

Well, let me enjoy this damn victory, thank you very much for all the support.

#PMA all day, guys! ;)
 
"maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan..." 

Komentar

  1. good job. perhaps u coulld shared about your scientist paper..
    i'll wait it next for that.

    BalasHapus
  2. @sakinah nasiir : thank you very much :) insya allah i will share may paper in another article ;)

    BalasHapus
  3. Alhamdulilah, memang andalan dulur ku yang satu ini hehe.. :)

    Man saara ala darbi washala "siapa yang berjalan dijalan-Nya akan sampai ditujuan"

    aslina ngiring bungang sareng ngiring bangga lur :)

    tetap semangat !

    BalasHapus
  4. hatur nhun pisan dulur @Iqbal Fauzi :D

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadalana uliy ba’sin syadid

Selasa, 22 Juli 2014 22.00 WIB Saya akan menampilkan atau mem- posting tulisan dari Bapak Usep Romli , Pengasuh Pesantren Budaya "Raksa Sarakan" Garut. Tulisan ini merupakan tulisan di kolom Opini , harian Republika yang diterbitkan pada hari Selasa, 22 Juli 2014. Beliau menulis tentang (satu-satunya) cara untuk bisa mengalahkan zionis Israel. sehingga tulisannya pun diberi judul, Mengalahkan Zionis Israel . Berikut ini tulisannya saya tampilkan penuh tanpa ada sedikit pun saya kurangi atau tambahkan. "Mengalahkan Zionis Israel" Hari-hari ini, bangsa Palestina di Jalur Gaza sedang dibombardir pasukan Zionis-Israel. Nyaris tak ada perlawanan sama sekali, karena Palestina tak punya tentara. Hanya ada beberapa kelompok sipil bersenjata yang berusaha bertahan seadanya. Negara-negara Arab yang tergabung dalam Liga Arab tak berdaya. Begitu pula negara-negara berpenduduk mayoritas Islam yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI), tak da

Hercules dan Moral

The Legend of Hercules Minggu, 9 Februari 2014 10.10 WIB Cukup lama saya tidak menonton sebuah film di bisokop. Untuk sebagian orang, hal ini merupakan sebuah pemborosan karena kondisi yang ada di Indonesia memungkinkan kita untuk bisa menonton sebuah film dengan harga yang jauh lebih murah.  Di Indonesia kita masih bisa untuk mendapatkan sebuah DVD dengan harga yang sangat murah, sekitar 6 (enam) ribu rupiah ( bajakan tentunya tapi dengan kualitas gambar yang cukup baik ), bandingkan dengan harga yang harus dikeluarkan apabila kita menonton sebuah film di bioskop, sekitar 25 ribu – 50 ribu rupiah tergantung bioskop yang kita pilih. Saya pun menyadari hal itu tapi saya tentu juga memiliki alasan. Terlepas dari alasan idealis yang sebenarnya juga masih saya miliki, alasan utama yang ingin saya kemukakan disini adalah bahwa menonton sebuah film di bioskop bagi saya adalah sebuah penyegaran, sebuah hobi untuk melepas penat dan mendapatkan lagi beberapa semangat. Ya, hobi. Mung

Wahana Wyata Praja IPDN

Sejarah Singkat Wahana Wyata Praja Wahana Wyata Praja adalah organisasi internal Praja IPDN yang pada dasarnya mempunyai tugas dan fungsi sama dari tahun ke tahun, namun namanya berubah sesuai situasi dan kondisi pada masa angkatan tersebut. Nama organisasi praja yang terbentuk sejak awal berdirinya STPDN hingga IPDN adalah sebagai berikut: Manggala Corps Praja Angkatan I STPDN sampai dengan angkatan IV STPDN Organisasi ini bernama MANGGALA CORPS PRAJA, yang pimpinannya adalah Manggala Pati dengan tanda jabatan talikur berwarna merah, nama Manggala Corps ini hanya sampai pada angkatan IV saja, karena pada angkatan V organisasi internal Praja ini berubah nama menjadi WAHANA BINA PRAJA. Wahana Bina Praja Angkatan IV STPDN sampai dengan angkatan XVI STPDN Wahana Bina Praja ini pimpinannya bernama Gubernur Praja dengan tanda jabatan talikur berwarna biru lis kuning nestel dua, dari Wahana Bina Praja inilah mulai di bentuk berbagai instansi dan UKP yang di ang