Kembali lagi disini,
di satu titik,
dimana jiwa dan hati sejenak menepi,
untuk sebentar berkeluh pasti.
Segala yang ada disesali,
suatu perbuatan yang tak ada manfaatnya kini dan nanti.
Tapi secara jantan kuakui, aku masih melakukannya sering.
Sepulang cuti,
seminggu ini.
Ku sibuk dengan segala acara,
dengan tema berbuka bersama.
Jujur ku menikmati sebenarnya,
karena dengan segala itu semua,
ku bisa berkumpul bercanda,
dengan semua teman, semua saudara,
yang terpisah waktu serta jarak.
Tapi diri ini tak bisa mengelak,
bahwa ku juga manusia.
Lelah tak bisa ku tahan,
ketika cuti ini istirahat seharusnya.
Begitu juga hari ini.
Ku tetap berbuka di luar,
dan sekarang bersama saudara.
Dan disini tanpa disengaja,
ku melihat satu wajah,
sedikit mirip dengan sesosok manusia,
manusia berarti dalam hidup dalam hati,
yang bangga ku sebut “Aki”.
Ya..setahun berlalu tanpa dia.
Dan sakit itu sudah menghilang sebenarnya.
Ku tak lagi menangis seperti orang gila,
di saat ku mengenangnya,
atau di saat ku terdiam.
Atau bagaimana ku sangat membenci diri ini,
bila mengingat lagi segala apa yang terjadi.
Di setiap detik di saat terakhir dia hidup.
Akh, sudah.
Hal ini hanya semakin membuat susah,
membangkitkan lagi segala kesah,
Rasa sakit, rasa sedih yang telah ku kubur susah-susah.
Damn, why i’m so f***ed up in the very last time ?!
Shit, i will regret it in the rest of my life !
di satu titik,
dimana jiwa dan hati sejenak menepi,
untuk sebentar berkeluh pasti.
Segala yang ada disesali,
suatu perbuatan yang tak ada manfaatnya kini dan nanti.
Tapi secara jantan kuakui, aku masih melakukannya sering.
Sepulang cuti,
seminggu ini.
Ku sibuk dengan segala acara,
dengan tema berbuka bersama.
Jujur ku menikmati sebenarnya,
karena dengan segala itu semua,
ku bisa berkumpul bercanda,
dengan semua teman, semua saudara,
yang terpisah waktu serta jarak.
Tapi diri ini tak bisa mengelak,
bahwa ku juga manusia.
Lelah tak bisa ku tahan,
ketika cuti ini istirahat seharusnya.
Begitu juga hari ini.
Ku tetap berbuka di luar,
dan sekarang bersama saudara.
Dan disini tanpa disengaja,
ku melihat satu wajah,
sedikit mirip dengan sesosok manusia,
manusia berarti dalam hidup dalam hati,
yang bangga ku sebut “Aki”.
Ya..setahun berlalu tanpa dia.
Dan sakit itu sudah menghilang sebenarnya.
Ku tak lagi menangis seperti orang gila,
di saat ku mengenangnya,
atau di saat ku terdiam.
Atau bagaimana ku sangat membenci diri ini,
bila mengingat lagi segala apa yang terjadi.
Di setiap detik di saat terakhir dia hidup.
Akh, sudah.
Hal ini hanya semakin membuat susah,
membangkitkan lagi segala kesah,
Rasa sakit, rasa sedih yang telah ku kubur susah-susah.
Damn, why i’m so f***ed up in the very last time ?!
Shit, i will regret it in the rest of my life !
Komentar
Posting Komentar