Langsung ke konten utama

Teringat Kembali

Kembali lagi disini,
di satu titik,
dimana jiwa dan hati sejenak menepi,
untuk sebentar berkeluh pasti.
Segala yang ada disesali,
suatu perbuatan yang tak ada manfaatnya kini dan nanti.
Tapi secara jantan kuakui, aku masih melakukannya sering.

Sepulang cuti,
seminggu ini.
Ku sibuk dengan segala acara,
dengan tema berbuka bersama.
Jujur ku menikmati sebenarnya,
karena dengan segala itu semua,
ku bisa berkumpul bercanda,
dengan semua teman, semua saudara,
yang terpisah waktu serta jarak.
Tapi diri ini tak bisa mengelak,
bahwa ku juga manusia.
Lelah tak bisa ku tahan,
ketika cuti ini istirahat seharusnya.

Begitu juga hari ini.
Ku tetap berbuka di luar,
dan sekarang bersama saudara.

Dan disini tanpa disengaja,
ku melihat satu wajah,
sedikit mirip dengan sesosok manusia,
manusia berarti dalam hidup dalam hati,
yang bangga ku sebut “Aki”.

Ya..setahun berlalu tanpa dia.
Dan sakit itu sudah menghilang sebenarnya.
Ku tak lagi menangis seperti orang gila,
di saat ku mengenangnya,
atau di saat ku terdiam.
Atau bagaimana ku sangat membenci diri ini,
bila mengingat lagi segala apa yang terjadi.
Di setiap detik di saat terakhir dia hidup.

Akh, sudah.
Hal ini hanya semakin membuat susah,
membangkitkan lagi segala kesah,
Rasa sakit, rasa sedih yang telah ku kubur susah-susah.

Damn, why i’m so f***ed up in the very last time ?!
Shit, i will regret it in the rest of my life !

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadalana uliy ba’sin syadid

Selasa, 22 Juli 2014 22.00 WIB Saya akan menampilkan atau mem- posting tulisan dari Bapak Usep Romli , Pengasuh Pesantren Budaya "Raksa Sarakan" Garut. Tulisan ini merupakan tulisan di kolom Opini , harian Republika yang diterbitkan pada hari Selasa, 22 Juli 2014. Beliau menulis tentang (satu-satunya) cara untuk bisa mengalahkan zionis Israel. sehingga tulisannya pun diberi judul, Mengalahkan Zionis Israel . Berikut ini tulisannya saya tampilkan penuh tanpa ada sedikit pun saya kurangi atau tambahkan. "Mengalahkan Zionis Israel" Hari-hari ini, bangsa Palestina di Jalur Gaza sedang dibombardir pasukan Zionis-Israel. Nyaris tak ada perlawanan sama sekali, karena Palestina tak punya tentara. Hanya ada beberapa kelompok sipil bersenjata yang berusaha bertahan seadanya. Negara-negara Arab yang tergabung dalam Liga Arab tak berdaya. Begitu pula negara-negara berpenduduk mayoritas Islam yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI), tak da...

D-IV atau S1 ?

Suatu malam pada hari Sabtu , tanggal 14, bulan Januari , tahun 2012, berlatar tempatkan teras masjid Al-Ilmi IPDN Kampus Kalimantan Barat, terjadi satu percakapan ringan sangat sederhana tapi kemudian mampu untuk membuat otak ini menjadi rumit karena terus memikirkan substansi dari apa yang diperbincangkan itu, terlalu rumit sehingga saya pikir perlu untuk dituangkan dalam sebuah narasi penuh kata, tidak berpetuah dan tidak juga indah. Tapi cukup-lah untuk sekedar berbagi ide dan informasi yang pastinya tidak sesat. Dan ini-lah percakapan singkat itu : HP ( inisial teman saya ) : “Dim, kamu lebih milih mana, S.IP atau S.STP ?” Saya : “mmm….pengennya sih S.IP” HP : “Kenapa, Dim? Kata orang kan kalo S.STP tuh lebih baik buat karir dan kata orang juga S.IP tuh lebih condong buat jadi dosen.” Saya : “Wah gak tau sih kalo masalah yang kayak gitunya, tapi saya ingin S.IP karena yang saya tau S.IP itu lebih mudah untuk nantinya kita mau nerusin ke S2, nah kalo S.STP itu gak semua unive...

Hercules dan Moral

The Legend of Hercules Minggu, 9 Februari 2014 10.10 WIB Cukup lama saya tidak menonton sebuah film di bisokop. Untuk sebagian orang, hal ini merupakan sebuah pemborosan karena kondisi yang ada di Indonesia memungkinkan kita untuk bisa menonton sebuah film dengan harga yang jauh lebih murah.  Di Indonesia kita masih bisa untuk mendapatkan sebuah DVD dengan harga yang sangat murah, sekitar 6 (enam) ribu rupiah ( bajakan tentunya tapi dengan kualitas gambar yang cukup baik ), bandingkan dengan harga yang harus dikeluarkan apabila kita menonton sebuah film di bioskop, sekitar 25 ribu – 50 ribu rupiah tergantung bioskop yang kita pilih. Saya pun menyadari hal itu tapi saya tentu juga memiliki alasan. Terlepas dari alasan idealis yang sebenarnya juga masih saya miliki, alasan utama yang ingin saya kemukakan disini adalah bahwa menonton sebuah film di bioskop bagi saya adalah sebuah penyegaran, sebuah hobi untuk melepas penat dan mendapatkan lagi beberapa semangat. Ya, hobi. ...