Seperti yang telah saya singgung di dalam tulisan saya sebelumnya ( baca : Dengarkan Curhatku ), masa-masa yang sedang saya lewati ini atau tepatnya setelah saya melewati UAS Pengajaran, Ujian Akhir Pelatihan, Tes Kesamaptaan dan yang paling terakhir adalah Praktek Lapangan I ( PL I ) atau Praktek Pengenalan Lapangan ( PPL ), merupakan masa-masa terakhir saya sebagai seorang Muda Praja IPDN angkatan XXI atau pangkat termuda di tingkatan pertama ( tingkat satu ) di dalam dunia pendidikan tinggi kedinasan, pendidikan tinggi kepamongprajaan, Institut Pemerintahan Dalam Negeri ( IPDN ). Karena pada tanggal 19 Agustus 2011 ( kabar terakhir menyebutkan akan dipercepat menjadi tanggal 18 Agustus 2011 ), saya dan 99 rekan lainnya di kampus IPDN Daerah Kalimantan Barat khususnya dan umumnya seluruh rekan satu angkatan saya di seluruh kampus daerah ataupun yang ada di kampus pusat Jatinangor, berjumlah 1500 orang, berasal dari 33 provinsi di seluruh Indonesia dan lebih dari 500 kabupaten/kota, akan melakukan Yudicium ( kenaikan tingkat sekaligus pangkat ) menjadi seorang Madya Praja, tingkat dua di IPDN. Dan tak lama setelah itu, kami semua akan mendapatkan rehat “sejenak” dari segala rutinitas kami sebagai seorang Praja dalam sebuah siklus kehidupan praja, menjadi seorang manusia biasa, dalam sebentuk “hadiah” bernama “Cuti Hari Raya Idul Fitri”, terhitung dari tanggal 19 Agustus 2011 s.d. 17 September 2011.
Dalam tulisan ini, saya tidak akan menceritakan kisah-kisah saya selama Muda Praja, tidak..tidak sama sekali. Saya tidak akan menjadi se-lebay itu, karena bagi saya pribadi, perjalanan saya masih terlampau jauh dan akan semakin terasa jauh, semakin terasa panjangnya perjalanan ini bila harus dilakukan sebuah perenungan, mengenang masa-masa yang “hanya” terlewati selama satu tahun. Biar saja, saya menganggap itu semua menjadi suatu hal yang biasa, saya biarkan itu berjalan selayaknya dan sewajarnya, saya memilih untuk menjadi biasa dan akan membuat semua hal ini luar biasa bila saya telah melewati setiap tahapan di pendidikan ini.
Di tulisan ini, saya akan bercerita panjang lebar atau mungkin singkat padat mengenai pengalaman pertama saya melewati PL I / PPL.
PL I / PPL
Saya pribadi tidak tau secara pasti istilah mana yang paling tepat untuk menyebutkan kegiatan ini, apakah PL I atau PPL ? Tapi, untuk menghindari sebuah kerancuan maka saya akan menggunakan kedua istilah itu sekaligus. Karena menurut saya kedua istilah sama-sama benar, Praktek Lapangan I dilakukan oleh Muda Praja, karena masih merupakan tingkatan yang paling bawah, maka Praktek Lapanagan ini hanya bertujuan sebagai suatu wahana pengenalan saja sehingga disebut sebagai Praktek Pengenalan Lapangan lalu karena Praktek Lapangan ini dilakukan secara berkelanjutan di setiap tingkatannnya, dan karean ini merupakan Praktek Lapangan yang pertama maka disebut lah Praktek Lapangan I. So, I prefer to call it : PL I / PPL. :)
PL I / PPL secara sederhanaya merupakan sebuah Kuliah Kerja Nyata ( KKN ) atau Praktek Kuliah Lapangan ( PKL ) bila kita coba analogikan dengan apa yang ada di Perguruan tinggi lainnya dan karena memang secara umum gambaran kegiatan yang dilakukannya memang tidak jauh berbeda. Satu hal yang berbeda, bila KKN di perguruan tinggi lainnya dilakukan di saat semseter akhir, maka di IPDN Praktek Lapangan dilakukan setiap akhir semester genap di setiap tingkatannya. Hal ini dilakuakn karena sesuai dengan tujuan IPDN itu sendiri untuk mampu menyiapkan orang-orang Ahli Pemerintahan yang siap pakai.
Berikut saya akan jelaskan secara rinci berdasarkan Buku Petunjuk Teknis Praktek Lapangan I Muda Praja Angkatan XXI IPDN Kampus Kalimantan Barat
LATAR BELAKANG PL
MAKSUD DAN TUJUAN PL
PENYELENGGARAAN PL
DASAR PENYELENGGARAAN PL I/PPL MUDA PRAJA ANG. XXI IPDN KAMPUS KALBAR DI KOTA PONTIANAK
PL I/PPL di IPDN Kampus Kalbar dilaksanakan di 10 kelurahan di 3 kecamatan di Kota Pontianak. 100 Praja, terdiri dari 73 Praja Putra dan 27 Praja Putri yang ada di kampus ini,, dibagi kedalam 10 kelompok yang terdiri dari sepuluh Orang. Sehingga satu kelurahan ditempati oleh satu kelompok saja. Setiap kelompok dibimbing oleh satu Pembimbing Teknis, setiap kecamatan dipimpin atau dikoordinir oleh satu Kasatlatcam ( Kepala Satuan Latihan Kecamatan ) dengan satu orang Petugas TU, lalu dipimpin langsung oleh satu orang Kasatlatkot ( Kepala Satuan Latihan Kota ). Setiap kelompok yang telah ditempatkan di setiap kelurahan, akan tinggal di rumah salah satu rumah warga di kelurahan tersebut atau biasa disebut dengan istilah Induk Semang ( Orang Tua Asuh ), pemilihan dan penempatan diatur sepenuhnya oleh setiap kelurahan. Hal ini bertujuan agar setiap praja mampu untuk bersosialisasasi dan belajar hidup bermasyarakat serta mendapatkan pengalaman langsung hidup di tengah-tengah masyarakat, karena dalam setiap penyelenggaraan PL terdiri dari dua program, yaitu Program Umum dan Program Khusus yang wajib serta harus dilaksanakan dengan baik oleh setiap prajanya. Program umum terdiri dari bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan sedangkan program khusus adalah tugas yang diberikan oleh Bidang Pelatihan IPDN atau merupakan program kerja dari Pemerintah Daerah setempat.
Dalam PL I/PPL bagi muda praja bidang pemerintahan dan pembanguanan serta kemasyarakatannya di fokuskan pada tingakat kelurahan/desa, sehingga mereka setiap harinya akan mengenal, membantu, dan memahami tata kerja di lingkup kelurahan/desa dengan ikut bekerja/magang di kelurahan/desa setempat.
Saya sendiri masuk ke dalam kelompok IV, yang mendapatkan tugas di Kelurahan Sungai Beliung, Kecamatan Pontianak Barat, Kota Pontianak dengan Pembimbing Teknis Pak Dang Dadan M., S.S.os. Saya ditempatkan di kelurahan tersebut bersama 9 rekan lainnya tediri dari 6 putra : Arif Setio Aji ( Jateng ), Ardian Anggawa P. P. ( NTB ), Riza Muntasir ( Aceh ), Calvin Bilasi ( Papua ), M. Angga S. ( Sumut ), dan Rudi Gunawan ( Jambi ) serta 3 orang Putri : Savitri ( Kalbar ), Febrian P. ( Banten ) dan Renny R. ( Kalteng ).
Beban terasa lebih berat saya rasakan dan terasa membebani pundak ini karena saya dipilih menjadi ketua kelompok IV kelurahan Sungai Beliung. Jujur saya akui, hal itu benar-benar terasa menjadi beban bagi saya, karena saya tidak terlalu mengerti tentang apa yang nantinya hendak kami perbuat di sana, apa yang harus kami lakukan. Saya masih blank dan takut. Karena ini adalah tentang hidup langsung di masyarakat dan kerja langsung di dunia kelurahan, sehingga setiap kesalahan sudah tidak bisa lagi kita lakukan, karena kesalahan pada hakikatnya hanya boleh kita lakukan di dunia pendidikan yang memang merupakan suatu dunia pembelajaran, sehingga suatu kesalahan menjadi wajar adanya. Tapi, di dunia nyata di lingkungan nyata, kesalahan sudah tidak lagi bisa dibenarkan bila kita lihat secara akademis dari sudut pandang idealis. Walaupun memang tidak begitu adanya, itu hanya bentuk pembenaran dari kekhawatiran yang saya miliki pada waktu itu.
Pembekalan yang diberikan lembaga yang bertujuan agar kita mempunyai suatu gambaran mengenai tugas kita nanti di lapangan benar-benar tidak terlalu membantu, setidaknya itu menurut saya pribadi. Karena dalam setiap pembekalan tidak ada yang menyebutkan secara pasti apa dan seperti apa, semua pemateri hanya menyebutkan gambaran secara umum, padahal secara jelas dan nyata kami ini masih tingkat pertama dan baru pertama menjalani praktek lapangan. Bahkan dari apa yang saya tangkap, pemateri menyebutkan tugas-tugas secara umum, yang saya pikir tidak sesuai dengan judul awal nya, yaitu Praktek Pengenalan Lapangan. Ya..tegang benar-benar saya rasakan!
Saya membayangkan dua minggu ( 27 Juli 2011 – 9 Agustus 2011 ) akan menjadi dua minggu terlama dan terberat yang akan saya jalani.
damn...
PELAKSANAAN PL I/PPL
Dan ternyata semua yang saya pikirkan dan rasakan memang terlalu berlebihan, dua minggu yang saya jalani menjadi dua minggu yang penuh dengan pengalaman berharga. Dua minggu itu memang berat adanaya, tapi tidak terlalu berat untuk dilewati, dua minggu itu memang lama adanya, tapi tidak terlalu lama untuk dilalui.
Di kelurahan Sungai Beliung ini, kami ( Kelompok IV ) ditempatkan di 3 Induk Semang ( untuk selanjutnya saya akan menyebutnya Orang Tua asuh ), yaitu :
ORANG TUA ASUH KELOMPOK IV
Di dalam penempatan Orang Tua Asuh ini saya sudah benar-benar bisa belajar bagaimana caranya hidup bermasyarakat dengan baik, karena dua orang tua asuh kami bergama nasrani. Tapi dengan sangat terbuka mau menerima kami dan bahkan rela menyiapkan makanan sahur untuk kami. Ini toleransi namanya!!
Dalam PL I/PPL ini pun saya bisa belajar banyak bagaimana gaya dan cara kepemimpinan saya masih harus banayak saya perbaiki, dengan jumlah yang hanya 10 orang saya belum mampu untuk berkonsolidasi dan memimpin rekan-rekan saya secara baik dan benar, ketika seharusnya sebuah kelompok itu disibukan oleh permasalahan tentang program kerja, tapi kelompok kami masih berkutat dengan permasalahan displin serta kebersamaan, sehingga saya akui secara fair kelompok kami sangat minimalis dalam setiap program kerja dalam setiap bidang yang ditugaskan.
Saya mersakan bagaimana susahnya mengatur 9 orang dengan watak yang berbeda berasal dari 9 provinsi yang berbeda. Sehingga saya menjadi tidak heran apabila melihat suatu pemimpin yang gagal dan juga sebaliknya saya akan memuji setinggi langit apabila ada pemimpin yang mampu memimpin dengan baik! I swear to God, it’s a hard job to do!!
Walaupun begitu, secara keselurahan kami ( Kelompok IV ) mampu melaksanakan tugas dengan baik, mampu mendapatkan apa yang menjadi tujuan dan maksud PL I/PPL ini. Setidaknya, setiap program kerja yang kami buat sendiri mampu kami kerjakan dengan baik.
Akhirnya PL I/PPL ini memang merupakan suatu pembelajaran serta pengalaman hidup yang benar-benar berharga bagi hidup dan kehidupan saya hari ini dan kedepannya nanti.
TERIMA KASIH KELOMPOK IV, TERIMA KASIH SUNGAI BELIUNG!
Don’t Forget Us!!
FOTO
Dalam tulisan ini, saya tidak akan menceritakan kisah-kisah saya selama Muda Praja, tidak..tidak sama sekali. Saya tidak akan menjadi se-lebay itu, karena bagi saya pribadi, perjalanan saya masih terlampau jauh dan akan semakin terasa jauh, semakin terasa panjangnya perjalanan ini bila harus dilakukan sebuah perenungan, mengenang masa-masa yang “hanya” terlewati selama satu tahun. Biar saja, saya menganggap itu semua menjadi suatu hal yang biasa, saya biarkan itu berjalan selayaknya dan sewajarnya, saya memilih untuk menjadi biasa dan akan membuat semua hal ini luar biasa bila saya telah melewati setiap tahapan di pendidikan ini.
Di tulisan ini, saya akan bercerita panjang lebar atau mungkin singkat padat mengenai pengalaman pertama saya melewati PL I / PPL.
PL I / PPL
Saya pribadi tidak tau secara pasti istilah mana yang paling tepat untuk menyebutkan kegiatan ini, apakah PL I atau PPL ? Tapi, untuk menghindari sebuah kerancuan maka saya akan menggunakan kedua istilah itu sekaligus. Karena menurut saya kedua istilah sama-sama benar, Praktek Lapangan I dilakukan oleh Muda Praja, karena masih merupakan tingkatan yang paling bawah, maka Praktek Lapanagan ini hanya bertujuan sebagai suatu wahana pengenalan saja sehingga disebut sebagai Praktek Pengenalan Lapangan lalu karena Praktek Lapangan ini dilakukan secara berkelanjutan di setiap tingkatannnya, dan karean ini merupakan Praktek Lapangan yang pertama maka disebut lah Praktek Lapangan I. So, I prefer to call it : PL I / PPL. :)
PL I / PPL secara sederhanaya merupakan sebuah Kuliah Kerja Nyata ( KKN ) atau Praktek Kuliah Lapangan ( PKL ) bila kita coba analogikan dengan apa yang ada di Perguruan tinggi lainnya dan karena memang secara umum gambaran kegiatan yang dilakukannya memang tidak jauh berbeda. Satu hal yang berbeda, bila KKN di perguruan tinggi lainnya dilakukan di saat semseter akhir, maka di IPDN Praktek Lapangan dilakukan setiap akhir semester genap di setiap tingkatannya. Hal ini dilakuakn karena sesuai dengan tujuan IPDN itu sendiri untuk mampu menyiapkan orang-orang Ahli Pemerintahan yang siap pakai.
Berikut saya akan jelaskan secara rinci berdasarkan Buku Petunjuk Teknis Praktek Lapangan I Muda Praja Angkatan XXI IPDN Kampus Kalimantan Barat
LATAR BELAKANG PL
MAKSUD DAN TUJUAN PL
PENYELENGGARAAN PL
DASAR PENYELENGGARAAN PL I/PPL MUDA PRAJA ANG. XXI IPDN KAMPUS KALBAR DI KOTA PONTIANAK
PL I/PPL di IPDN Kampus Kalbar dilaksanakan di 10 kelurahan di 3 kecamatan di Kota Pontianak. 100 Praja, terdiri dari 73 Praja Putra dan 27 Praja Putri yang ada di kampus ini,, dibagi kedalam 10 kelompok yang terdiri dari sepuluh Orang. Sehingga satu kelurahan ditempati oleh satu kelompok saja. Setiap kelompok dibimbing oleh satu Pembimbing Teknis, setiap kecamatan dipimpin atau dikoordinir oleh satu Kasatlatcam ( Kepala Satuan Latihan Kecamatan ) dengan satu orang Petugas TU, lalu dipimpin langsung oleh satu orang Kasatlatkot ( Kepala Satuan Latihan Kota ). Setiap kelompok yang telah ditempatkan di setiap kelurahan, akan tinggal di rumah salah satu rumah warga di kelurahan tersebut atau biasa disebut dengan istilah Induk Semang ( Orang Tua Asuh ), pemilihan dan penempatan diatur sepenuhnya oleh setiap kelurahan. Hal ini bertujuan agar setiap praja mampu untuk bersosialisasasi dan belajar hidup bermasyarakat serta mendapatkan pengalaman langsung hidup di tengah-tengah masyarakat, karena dalam setiap penyelenggaraan PL terdiri dari dua program, yaitu Program Umum dan Program Khusus yang wajib serta harus dilaksanakan dengan baik oleh setiap prajanya. Program umum terdiri dari bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan sedangkan program khusus adalah tugas yang diberikan oleh Bidang Pelatihan IPDN atau merupakan program kerja dari Pemerintah Daerah setempat.
Dalam PL I/PPL bagi muda praja bidang pemerintahan dan pembanguanan serta kemasyarakatannya di fokuskan pada tingakat kelurahan/desa, sehingga mereka setiap harinya akan mengenal, membantu, dan memahami tata kerja di lingkup kelurahan/desa dengan ikut bekerja/magang di kelurahan/desa setempat.
Saya sendiri masuk ke dalam kelompok IV, yang mendapatkan tugas di Kelurahan Sungai Beliung, Kecamatan Pontianak Barat, Kota Pontianak dengan Pembimbing Teknis Pak Dang Dadan M., S.S.os. Saya ditempatkan di kelurahan tersebut bersama 9 rekan lainnya tediri dari 6 putra : Arif Setio Aji ( Jateng ), Ardian Anggawa P. P. ( NTB ), Riza Muntasir ( Aceh ), Calvin Bilasi ( Papua ), M. Angga S. ( Sumut ), dan Rudi Gunawan ( Jambi ) serta 3 orang Putri : Savitri ( Kalbar ), Febrian P. ( Banten ) dan Renny R. ( Kalteng ).
Beban terasa lebih berat saya rasakan dan terasa membebani pundak ini karena saya dipilih menjadi ketua kelompok IV kelurahan Sungai Beliung. Jujur saya akui, hal itu benar-benar terasa menjadi beban bagi saya, karena saya tidak terlalu mengerti tentang apa yang nantinya hendak kami perbuat di sana, apa yang harus kami lakukan. Saya masih blank dan takut. Karena ini adalah tentang hidup langsung di masyarakat dan kerja langsung di dunia kelurahan, sehingga setiap kesalahan sudah tidak bisa lagi kita lakukan, karena kesalahan pada hakikatnya hanya boleh kita lakukan di dunia pendidikan yang memang merupakan suatu dunia pembelajaran, sehingga suatu kesalahan menjadi wajar adanya. Tapi, di dunia nyata di lingkungan nyata, kesalahan sudah tidak lagi bisa dibenarkan bila kita lihat secara akademis dari sudut pandang idealis. Walaupun memang tidak begitu adanya, itu hanya bentuk pembenaran dari kekhawatiran yang saya miliki pada waktu itu.
Pembekalan yang diberikan lembaga yang bertujuan agar kita mempunyai suatu gambaran mengenai tugas kita nanti di lapangan benar-benar tidak terlalu membantu, setidaknya itu menurut saya pribadi. Karena dalam setiap pembekalan tidak ada yang menyebutkan secara pasti apa dan seperti apa, semua pemateri hanya menyebutkan gambaran secara umum, padahal secara jelas dan nyata kami ini masih tingkat pertama dan baru pertama menjalani praktek lapangan. Bahkan dari apa yang saya tangkap, pemateri menyebutkan tugas-tugas secara umum, yang saya pikir tidak sesuai dengan judul awal nya, yaitu Praktek Pengenalan Lapangan. Ya..tegang benar-benar saya rasakan!
Saya membayangkan dua minggu ( 27 Juli 2011 – 9 Agustus 2011 ) akan menjadi dua minggu terlama dan terberat yang akan saya jalani.
damn...
PELAKSANAAN PL I/PPL
Dan ternyata semua yang saya pikirkan dan rasakan memang terlalu berlebihan, dua minggu yang saya jalani menjadi dua minggu yang penuh dengan pengalaman berharga. Dua minggu itu memang berat adanaya, tapi tidak terlalu berat untuk dilewati, dua minggu itu memang lama adanya, tapi tidak terlalu lama untuk dilalui.
Di kelurahan Sungai Beliung ini, kami ( Kelompok IV ) ditempatkan di 3 Induk Semang ( untuk selanjutnya saya akan menyebutnya Orang Tua asuh ), yaitu :
ORANG TUA ASUH KELOMPOK IV
Di dalam penempatan Orang Tua Asuh ini saya sudah benar-benar bisa belajar bagaimana caranya hidup bermasyarakat dengan baik, karena dua orang tua asuh kami bergama nasrani. Tapi dengan sangat terbuka mau menerima kami dan bahkan rela menyiapkan makanan sahur untuk kami. Ini toleransi namanya!!
Dalam PL I/PPL ini pun saya bisa belajar banyak bagaimana gaya dan cara kepemimpinan saya masih harus banayak saya perbaiki, dengan jumlah yang hanya 10 orang saya belum mampu untuk berkonsolidasi dan memimpin rekan-rekan saya secara baik dan benar, ketika seharusnya sebuah kelompok itu disibukan oleh permasalahan tentang program kerja, tapi kelompok kami masih berkutat dengan permasalahan displin serta kebersamaan, sehingga saya akui secara fair kelompok kami sangat minimalis dalam setiap program kerja dalam setiap bidang yang ditugaskan.
Saya mersakan bagaimana susahnya mengatur 9 orang dengan watak yang berbeda berasal dari 9 provinsi yang berbeda. Sehingga saya menjadi tidak heran apabila melihat suatu pemimpin yang gagal dan juga sebaliknya saya akan memuji setinggi langit apabila ada pemimpin yang mampu memimpin dengan baik! I swear to God, it’s a hard job to do!!
Walaupun begitu, secara keselurahan kami ( Kelompok IV ) mampu melaksanakan tugas dengan baik, mampu mendapatkan apa yang menjadi tujuan dan maksud PL I/PPL ini. Setidaknya, setiap program kerja yang kami buat sendiri mampu kami kerjakan dengan baik.
Akhirnya PL I/PPL ini memang merupakan suatu pembelajaran serta pengalaman hidup yang benar-benar berharga bagi hidup dan kehidupan saya hari ini dan kedepannya nanti.
TERIMA KASIH KELOMPOK IV, TERIMA KASIH SUNGAI BELIUNG!
Don’t Forget Us!!
FOTO
Lur blog na atos dipasang di blog item,
BalasHapuskmaha yeuh kabarna blogger tanjungsari teh??
hehehe
hatur nuhun pisan bang kewok. hehehe...
BalasHapusayeuna mah blogger kalbar lur, sanes blogger tj.s deui. he...
Siapa dan di mana untuk mengatur musim panas ini pada festival , iris informasi Anda.
BalasHapussalam kenal !!
BalasHapus