Langsung ke konten utama

Get well soon, Antonio Cassano!






Tanggal Operasi Antonio Cassano Sudah Ditetapkan






Tanggal Operasi Antonio Cassano Sudah Ditetapkan
Striker Milan itu akan menjalani operasi jantung minor hari ini.
4 Nov 2011 02:48:00
Oleh M Yanuar F

Sudah bisa dipastikan bahwa striker Milan Antonio Cassano akan menjalani operasi jantung minor pada hari ini, Jumat (4/11).

Sebelumnya Milan sudah menyatakan striker mereka itu harus menjalani operasi setelah mengalami stroke ringan. Diharapkan proses operasi ini bisa membuatnya melanjutkan karir di tahun 2012.
Jangan Lewatkan

Rencananya dia akan menjalani operasi dengan Dr Mario Carminati menjadi penanggung jawab. Dr Carminati merupakan salah satu dokter terbaik Italia dalam urusan operasi jantung.

Setelahnya, pihak Milan akan memberikan waktu sebanyak mungkin dan tidak akan mengambil risiko memainkan Cassano sampai yang bersangkutan benar-benar pulih.

SUMBER









NEWS ON ANTONIO CASSANO






NEWS ON ANTONIO CASSANO

Antonio Cassano has experienced ischemic cerebral damage. The player will undergo surgery in the next few days and is expected to be out of action for the next few months.

MILAN - AC Milan, according to medical reports of the Policlinico in Milan, have said that Antonio Cassano has experienced ischemic cerebral damage. The instrumental and neuroradiological examinations required 72 hours for their course and have highlighted the problem in the circumscribed area of the brain that did not result in persistent neurological deficits. The cause was identified as the presence of a patent foramen ovale septal heart, detectable only with sophisticated specialized investigations. The timing of therapy established has allowed a rapid recovery and improvement of clinical conditions that are good.

In the coming days the player will undergo a small surgical interventional cardiology (closure of the foramen ovale), the recovery time for return to playing will be better defined after the surgery, but probably will be a few months.

AC Milan gratefully acknowledges the facilities of the Polyclinic of Milan for what they are doing with great promptness and professionalism.

SUMBER


BERITA TENTANG ANTONIO CASSANO


Antonio Cassano mengalami kerusakan otak ischemic. Pemain ini akan menjalani operasi dalam beberapa hari ke depan dan diperkirakan absen beberapa bulan.

MILAN - AC Milan, menurut laporan medis dari Policlinico di Milan, mengatakan bahwa Antonio Cassano mengalami kerusakan otak ischemic. Dibutuhkan tes instrumental dan neuroradiologi selama 72 jam untuk mengetahui kondisi ini dan telah menemukan masalah di area terbatas pada otak yang menyebabkan defisit neurologis tetap. Penyebabnya diidentifikasi sebagai adanya jantung septum foramen oval paten, yang hanya bisa dideteksi dengan pemeriksaan khusus yang canggih. Penentuan waktu terapi yang dilakukan telah memungkinkan pemulihan yang cepat dan peningkatan kondisi klinis yang bagus.

Dalam beberapa hari ke depan sang pemain akan menjalani operasi kardiologi intervensi kecil (penutupan oval foramen), waktu pemulihan untuk kembali bermain akan bisa ditentukan dengan lebih baik setelah operasi, tapi kemungkinan beberapa bulan.

AC Milan bersyukur atas fasilitas di Polyclinic Milan di mana mereka bekerja dengan ketelitian dan profesionalisme yang hebat.

SUMBER









ANTONIO'S RECOVERY






ANTONIO'S RECOVERY

The President of the Football Federation Giancarlo Abate, Barbara Berlusconi, Massimiliani Allegri, Massimo Ambrosini and Zalatan Ibrahimovic all came to see Antonio Cassano in hospital in Milan.

MILAN – The Olympic Committee, the Football Federation, other club coaches and other cub captains, club fans and other clubs’ fans. Visits in person, sms website announcements, letters, facebook messages and much more. The sport’s world, from the pitch to the top of the stands, has never been closer to Antonio Cassano than in the last few days.

Now that the player’s health has stabilized compared to the touch and go situations of Saturday night and Sunday morning and theirs is a certainty that the fans will be able to see him on the pitch again, there has been a general sigh of relief. When he finally gets back to playing, the fans will be waiting with an applause that will be heard the world over. He’ll be surrounded by a level of affection strong enough and broad enough to flatten any and all distrust that may have come from incidents which now belong to the past.

This is what Adriano galliani had to say on his way out from the hospital: “You’ve all seen the communication. It’s a foramen but it’ll be removed through an operation. Antonio definitely wants to get back. Worried? I was worried on Sunday, very worried. I told Antonio he was very lucky even if it would have been better if nothing had happened. He’ll need a few months off. The doctors say between 4 and 6 months and then he’ll almost definitely be able to come back playing. But it’s clear that these are just rough dates. It’ll be up to the medical staff to stabilize these things. What I know for sure is that he misses playing, a lot. But I told him we’ll keep his seat warm for him.”

SUMBER

KEPULIHAN ANTONIO

Presiden Federasi Sepakbola Italia Giancarlo Abate, Barbara Berlusconi, Massimiliani Allegri, Massimo Ambrosini dan Zalatan Ibrahimovic semuanya datang untuk menjenguk Antonio Cassano di rumah sakit di Milan.

MILAN – Komite Olimpiade, Federasi Sepakbola, para pelatih dan kapten klub-klub lain, para suporter klub lain. Menjenguk langsung, pernyataan website, sms, surat, pesan-pesan Facebook dan banyak lagi. Dunia olahraga, dari lapangan hingga ke tribun paling atas, tak pernah lebih dekat dengan Antonio Cassano daripada dalam beberapa hari terakhir.

Kini, dengan lebih stabilnnya kesehatan pemain itu dibanding situasi Sabtu malam dan Minggu pagi ada keyakinan bahwa para fans akan bisa melihatnya kembali di lapangan, ada rasa lega secara umum. Saat ia akhirnya kembali bermain, para fans akan menunggu dengan aplaus yang akan didengar ke seluruh dunia. Ia akan dikelilingi dengan sebuah level kecintaan yang cukup kuat dan lebar untuk melebarkan semua ketidakyakinan yang mungkin muncul dari insiden yang kini telah menjadi masa lalu itu.

Inilah yang dikatakan Adriano galliani dalam perjalanan keluar dari rumah sakit: “Anda semua telah melihat penngumumannya. Itu sebuah foramen tapi akan disingkirkan lewat operasi. Antonio jelas ingin kembali. Khawatir? Saya sempat khawatir pada hari Minggu, sangat khawatir. Saya bilang Antonio sangat beruntung meski akan lebih baik jika tak terjadi apa-apa. Ia akan butuh istirahat beberapa bulan. Para dokter bilang antara 4 dan 6 bulan dan ia hampir pasti bisa kembali bermain. Tapi, jelas sekali bahwa ini hanya prakiraan kasar. Semua ini akan bergantung pada para staf medis untuk menstabilisasi segalanya. Yang saya tahu pasti adalah ia rindu bermain bola, sangat. Tapi saya bilang kepadanya kami akan menjaga kursinya tetap hangat.”

SUMBER






Setelah kabar meninggalnya Simoncelli, kini muncul sebuah kabar yang tidak kalah mengejutkannya, masih dari dunia olahraga, tapi kini dunia sepak bola yang menjadi aktor utamanya. Kabar ini saya rasa cukup mengejutkan, terlepas dari fakta bahwa saya seorang milanisti, tapi saya pikir berita ini cukup mengejutkan bagi seluruh penggemar olahraga di seluruh dunia. Ya, di pagi hari, di hari Rabu, tanggal 2, bulan November, tahun 2011, sekitar pukul 4.20 WIB saya sudah meluncur deras ke dunia maya, situs pertama yang saya buka adalah LiveScore, karena tujuan utama saya untuk browsing di pagi hari di waktu itu adalah melihat hasil pertandingan Liga Champion yang berlangsung pada pagi itu dan kebetulan Milan memang tampil di waktu itu melawan Bate. Hasil pertandingan saya dapati berakhir dengan mengecewakan, Bate yang bertindak sebagai tuan rumah mampu menahan imbang Milan dengan skor 1-1, hasil ini membuat Milan harus puas dengan nilai 8 sementara Barcelona memimpin dengan perolehan angka 10, hasil ini juga menjadi modal yang kurang baik untuk bermain pada pertandingan terakhir melawan Barcelona, pertandingan untuk menentukan siapa yang akan menjadi juara grup dan siapa yang harus puas lolos dengan predikat sebagai runner-up grup.

Sesaat setelah melihat hasil tersebut, saya pun menutup laman LiveScore dan menggantinya dengan laman acmilan.com, dan rasa kekecewaan itu langsung berganti cepat menjadi sebuah perasaan cemas sekaligus aneh melihat sebuah judul berita ALL FOR ANTONIO, pikiran saya langsung dipenuhi oleh berbagai tanya, “Ada apa dengan Cassano?”
Jujur saya akui, pikiran pertama yang terlintas adalah bahwa Antonio Cassano telah meninggal, karena bagi saya kematian masih menjadi sesuatu hal yang sensitif bila berkenaan dengan dunia olahraga setelah meninggalnya Simoncelli, setidaknya itu lah yang saya rasakan.
Dan tanya itu tak memerlukan waktu lama untuk akhirnya mampu terjawab, ternyata Cassano terkena sebuah “penyakit misterius”, karena dia mendadak sakit dalam perjalanan pulang dari Roma menuju Milan, sesaat setelah Milan bermain tandang melawan Roma dan mampu untuk memetik kemenangan 2-3. Pada pertandingan tersebut, Cassano sendiri tidak bermain penuh dia hanya duduk di bangku cadangan dan masuk sebagai pemain pengganti menggantikan Robinho di sekitar 15 menit terakhir pertandingan. Cassano menderita gejala kehilangan kesadaran, pandangan kabur, dan sulit berbicara atau bergerak. Sehingga langsung dilarikan ke Rumah Sakit terdekat, spekulasi awal banyak berhembus bahwa Cassano menderita gejala stroke atau bahkan penyakit jantung. Tapi yang paling paling penting disini adalah Cassano tidak meninggal dunia.
Thank God! ;)

Ya, kabar yang membuat saya pribadi cukup miris serta takut, saya langsung teringat dengan banyaknya pemain bola yang harus meninggal dunia karena serangan jantung saat ataupun setelah mereka selesai melakukan pertandingan sepak bola. Dan bayangan saya pun semakin kacau dengan kembali teringatnya saya pada kematian Simoncelli yang masih hangat dalam ingatan kita semua ( baca : Marco Simoncelli 1987-2011 ) walaupun dalam dunia olahraga yang berbeda dan dengan penyebab yang sangat berbeda pula, tapi konteks sama yaitu kematian seorang olahragawan.




Daftar Pesepakbola Meninggal Mendadak




Daftar Pesepakbola Meninggal Mendadak
London (ANTARA News) - Sejumlah pesepakbola dunia tercatat ada yang meninggal mendadak saat atau setelah pertandingannya, dan berikut ini catatan dari Kantor Berita Reuters.

Striker Zambia Chaswe Nsofwa dari klub divisi dua Israel Hapoel Beer Sheva pingsan dan tewas saat berlatih di kota gurun pasir bagian selatan itu Rabu. Dia pemain muda kedua yang meninggal dunia pekan ini, dan ketiga yang pingsan saat bermain atau berlatih.

Berikut rincian dari peristiwa pemain sepak bola yang mati mendadak sebelumnya:

CUNHA: Di Portugal, pemain tengah Uniao Leiria Hugo Cunha pingsan dan meninggal dunia ketika turun dalam tanding persahabatan dalam Juni 20005. Dia berusia 28 tahun.

DOS SANTOS: Pada Oktober 2002, striker Brazil berusia 28 tahun Marcio Dos Santos tewas akibat serangan jantung beberapa jam setelah mencetak gol untuk tim Peru Deportivo Wanka.

FEHER: Pada Januari 2004, pemain internasional Hongaria berusia 24 tahun Miklos Feher tewas setelah pingsan karena serangan jantung dalam pertandingan liga Portugal antara klubnya Benfica dan Vitoria Guimaraes.

FERREIRA: Pemain Brazil berusia 20 tahun Maximiliano Patrick Ferreira, yang dikenal dengan panggilan "Max", meninggal dunia di rumahsakit setelah merasa tidak enak badan saat berlatih untuk klubnya Botafogo-Ribeirao Preto.

FOE: Pemain Kamerun Marc-Vivien Foe pingsan saat Kamerun menang 1-0 atas Kolombia pada pertandingan Piala Konfederasi dalam Juni 2003 di Lyon, Prancis dan tak lama kemudian meninggal. Foe tampil pada Piala Dunia 1994 dan 2002 dan dua kali memenangi Piala Afrika pada 2000 dan 2002. Dia pernah bermain untuk klub divisi satu Prancis RC Lens dan Olympique Lyon, serta West Ham United dan Manchester City di Inggris.

LONGHURST: Striker York City berusia 25 tahun Dave Longhurst tewas setelah pingsan dua menit sebelum babak pertama berakhir dalam pertandingan liga lawan Lincoln City pada September 1990. Pertandingabn itu ditangguhkan dan hasil pemeriksaan menunjukkan dia mengalami masalah jantung.

OKWARAJI: Pada Agustus 1989, pemain Nigeria Samuel Okwaraji pingsan 10 menit sebelum berakhir pertandingan kualifikasi Piala Dunia melawan Angola di Lagos dan meninggal karena penyakit jantung.

SERGINHO: Pemain belakang Sao Caetano Serginho tewas setelah masalah pernafasan saat pertandingan kejuaraan Brazil pada Oktober 2004 melawan Sao Paulo.

PUERTA - Pemain tengah Sevilla Antonio Puerta tewas pada 28 Agustus 2007, tiga hari setelah pingsan dalam pertandingan Liga Primera lawan Getafe. (*)

SUMBER






Saya pikir menjadi sebuah hal yang ironi, ketika justru kini olahragawan lah yang paling dekat dengan resiko kematian di saat justru berolahraga adalah cara yang paling sering dianjurkan agar kita tetap mampu menjaga kesehatan tubuh kita agar tetap dalam kondisi yang fit. Secara logika sederhana, profesi seorang olaharagawan seharusnya membuat mereka menjadi seorang pribadi yang sehat dan kuat karena mereka secara teratur melaksanakan olahraga bahkan dengan porsi yang sangat ideal dalam melakukan setiap latihannya. Akan tetapi banyaknya pesepakbola yang meninggal karena penyakit atau serangan jantung, membuat kita sedikit mengerutkan dahi, ada apa dengan dunia olahraga??

Hal yang harus kita pahami disini, olahraga yang dilakukan sebagai sebuah profesi memang berpotensi untuk menjadi sebuah senjata pembunuh yang paling tajam, olahraga yang mereka lakukan tidak lagi dilakukan untuk sebuah kesenangan mencari keringat tapi berubah menjadi sebuah pekerjaan yang penuh dengan tekanan, penuh dengan emosi. Mereka tidak bisa lagi untuk menikmati setiap permainan yang mereka mainkan, karena tuntutan akan kemenangan sudah terlalu besar, mereka dituntut untuk selalu berada dalam kondisi prima setiap mereka tampil, sehingga tidak ada lagi ruang untuk kesalahan. Ya, inilah konsekuensi logis dari industrialisasi olahraga. Kita tidak akan bisa untuk melawannya karena ini lah tuntutan perkembangan zaman.

Di samping itu, dengan semakin kuatnya faktor industri dalam olahraga, maka perputaran uang pun melaju dengan sangan cepat, gaji yang diperoleh oleh para olahragawan semakin bertambah besar setiap waktunya. Hal ini jelas mempengaruhi gaya hidup mereka, kecil kemungkinan bagi mereka yang mempunyai pendapatan selangit melakukan sebuah konsumsi yang minimal, tentu saja mereka pun akan melakukan sebuah pola konsumsi yang besar menyesuaikan dengan pendapatan yang mereka miliki. Sehingga kehidupan jetset menjadi trend masa kini, dan saya pikir hal itu sangat tidak sesuai dengan pola hidup sehat yang seharusnya diterapkan oleh para olahragawan. Sehingga latihan ataupun olahraga yang rutin mereka lakaukan terasa menjadi percuma apabila tidak diikuti dengan sebuah pola gaya hidup yang baik.

Dan persitiwa yang dialami Cassano setidaknya menyadarkan saya akan hal itu, bahwa seorang olahragawan belum tentu mempunyai tubuh dan jiwa yang sehat, terlebih dengan predikat “bandel” yang dimiliki oleh Cassano membuat saya sedikit banyaknya yakin bahwa pola hidup Cassano pasti tidak sebaik dari yang seharusnya seorang olahragawan kerjakan. Apalagi di saat latihan pramusim Cassano sempat dikritik karena mengalami kelebihan berat badan.

Antonio Cassano ( Bari, 12/07/1982 ), saya pikir sedang mengalami atau mendapatkan kembali kejayaannya sebagai seorang penyerang sepak bola, setelah potensi hebatnya harus beberapa kali tertutup oleh sifat nya yang tempramental. Dibeli Milan dari Sampdoria pada pertengahan musim 2010-2011, banyak orang yang mengira bahwa Milan telah melakukan suatu kesalahan besar selain karena performanya yang sedang menurun dia pun saat itu sedang dalam suatu perselisihan dengan Presiden Sampdoria yang membuat dia diasingkan dari tim utama Sampdoria pada waktu itu, sehingga banyak orang yang mengira bahwa Cassano akan merusak keharmonisan tim, karena Milan terkenal dengan kondisi tim yang sangat kondusif jauh dari permasalahan ruang ganti.

Dan ternyata hal itu tidak terbukti, lambat laun Cassano mulai membuktikan kapasitasnya sebagai seorang penyerang mumpuni, kualitas yang dia miliki yang membuat saya kagum adalah kemampuannya untuk membuka ruang dan memberikan assist yang matang dan sangat memanjakan siapa saja yang berada di depan gawang. Itu dibuktikannya dengan lebih banyak memberikan assist dan hal itu pun berlanjut sampai dengan musim ini, dia masih merupakan pemain Milan terbanyak yang memberikan assist.

Sekali lagi, kepindahannya ke Milan telah membuatnya semakin dewasa, entah karena faktor siatuasi dan kondisi tim Milan yang memang sangat hangat, sangat erat dengan perasaan kekeluargaan ataukah memang diri Cassano sendiri yang telah lelah menjadi seorang yang pembangkang. Tapi, kini dia terlihat lebih tenang, lebih dewasa, dia telah mampu untuk menemukan karakternya dalam bermain sebagai seorang penyerang yang lebih banyak berfungsi untuk membuka ruang dan memberikan assist pada penyerang lainnya.

Dengan fakta-fakta itu lah yang semakin membuat saya takut dengan penyakit yang sekarang sedang dialami oleh Cassano, saya teringat dengan Puerta pemain Sevilla yang meninggal karena penyakit jantung beberapa hari setelah dia tergeletak di lapangan karena serangan jantung. Dan saya pun takut dia menjadi olahragawan kedua asal Italia yang meninggal pada tahun ini. Tidak, saya pikir ini bukanlah waktu yang tepat, di saat Cassano sedang menunjukan performa yang sangat baik, kematangan emosinya sudah terlihat, saya pikir penyakit itu datang di saat yang sangat tidak tepat. Tapi, itulah hidup, tidak akan pernah ada yang tau, kecuali Dia yang Maha Kuasa.
So, get well soon, Peter-Pan!

"kematian itu tidak harus kita takuti karena toh pasti akan terjadi. Jauh lebih baik apabila kita mempersipakan diri untuk bekal kita nanti setelah mati. Tapi apabila dengan takut mati itu membuat kita hati-hati dalam menjalani hari maka sungguh itu adalah perbuatan yang sangat berarti yang harus kita jaga dan pupuk setiap hari."
renungan sebelum mati.

Komentar

  1. bener gan, kematian itu tdk perlu kita takutin...yg kita takutin tuh cmn modal utk mati tuh yg kurang/g ada...takut siksa kubur neh gan..wkwkwkwkk, btw support utk blog ini :D

    BalasHapus
  2. that's what i'm talkin bout gan!! ;)
    mksh banyak gan!!
    hatur tengkyu. hhe...

    BalasHapus
  3. wah jangan ampek mati..
    hehe..
    saya juga milanisti lho :D..

    BalasHapus
  4. wah??agan socafahreza milanisti juga ya?? :)
    alhmdllh!! :D
    Milan memang tidak pernah kekurangan dukungan!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadalana uliy ba’sin syadid

Selasa, 22 Juli 2014 22.00 WIB Saya akan menampilkan atau mem- posting tulisan dari Bapak Usep Romli , Pengasuh Pesantren Budaya "Raksa Sarakan" Garut. Tulisan ini merupakan tulisan di kolom Opini , harian Republika yang diterbitkan pada hari Selasa, 22 Juli 2014. Beliau menulis tentang (satu-satunya) cara untuk bisa mengalahkan zionis Israel. sehingga tulisannya pun diberi judul, Mengalahkan Zionis Israel . Berikut ini tulisannya saya tampilkan penuh tanpa ada sedikit pun saya kurangi atau tambahkan. "Mengalahkan Zionis Israel" Hari-hari ini, bangsa Palestina di Jalur Gaza sedang dibombardir pasukan Zionis-Israel. Nyaris tak ada perlawanan sama sekali, karena Palestina tak punya tentara. Hanya ada beberapa kelompok sipil bersenjata yang berusaha bertahan seadanya. Negara-negara Arab yang tergabung dalam Liga Arab tak berdaya. Begitu pula negara-negara berpenduduk mayoritas Islam yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI), tak da...

D-IV atau S1 ?

Suatu malam pada hari Sabtu , tanggal 14, bulan Januari , tahun 2012, berlatar tempatkan teras masjid Al-Ilmi IPDN Kampus Kalimantan Barat, terjadi satu percakapan ringan sangat sederhana tapi kemudian mampu untuk membuat otak ini menjadi rumit karena terus memikirkan substansi dari apa yang diperbincangkan itu, terlalu rumit sehingga saya pikir perlu untuk dituangkan dalam sebuah narasi penuh kata, tidak berpetuah dan tidak juga indah. Tapi cukup-lah untuk sekedar berbagi ide dan informasi yang pastinya tidak sesat. Dan ini-lah percakapan singkat itu : HP ( inisial teman saya ) : “Dim, kamu lebih milih mana, S.IP atau S.STP ?” Saya : “mmm….pengennya sih S.IP” HP : “Kenapa, Dim? Kata orang kan kalo S.STP tuh lebih baik buat karir dan kata orang juga S.IP tuh lebih condong buat jadi dosen.” Saya : “Wah gak tau sih kalo masalah yang kayak gitunya, tapi saya ingin S.IP karena yang saya tau S.IP itu lebih mudah untuk nantinya kita mau nerusin ke S2, nah kalo S.STP itu gak semua unive...

Hercules dan Moral

The Legend of Hercules Minggu, 9 Februari 2014 10.10 WIB Cukup lama saya tidak menonton sebuah film di bisokop. Untuk sebagian orang, hal ini merupakan sebuah pemborosan karena kondisi yang ada di Indonesia memungkinkan kita untuk bisa menonton sebuah film dengan harga yang jauh lebih murah.  Di Indonesia kita masih bisa untuk mendapatkan sebuah DVD dengan harga yang sangat murah, sekitar 6 (enam) ribu rupiah ( bajakan tentunya tapi dengan kualitas gambar yang cukup baik ), bandingkan dengan harga yang harus dikeluarkan apabila kita menonton sebuah film di bioskop, sekitar 25 ribu – 50 ribu rupiah tergantung bioskop yang kita pilih. Saya pun menyadari hal itu tapi saya tentu juga memiliki alasan. Terlepas dari alasan idealis yang sebenarnya juga masih saya miliki, alasan utama yang ingin saya kemukakan disini adalah bahwa menonton sebuah film di bioskop bagi saya adalah sebuah penyegaran, sebuah hobi untuk melepas penat dan mendapatkan lagi beberapa semangat. Ya, hobi. ...