Tanggal Operasi Antonio Cassano Sudah Ditetapkan
NEWS ON ANTONIO CASSANO
ANTONIO'S RECOVERY
Setelah kabar meninggalnya Simoncelli, kini muncul sebuah kabar yang tidak kalah mengejutkannya, masih dari dunia olahraga, tapi kini dunia sepak bola yang menjadi aktor utamanya. Kabar ini saya rasa cukup mengejutkan, terlepas dari fakta bahwa saya seorang milanisti, tapi saya pikir berita ini cukup mengejutkan bagi seluruh penggemar olahraga di seluruh dunia. Ya, di pagi hari, di hari Rabu, tanggal 2, bulan November, tahun 2011, sekitar pukul 4.20 WIB saya sudah meluncur deras ke dunia maya, situs pertama yang saya buka adalah LiveScore, karena tujuan utama saya untuk browsing di pagi hari di waktu itu adalah melihat hasil pertandingan Liga Champion yang berlangsung pada pagi itu dan kebetulan Milan memang tampil di waktu itu melawan Bate. Hasil pertandingan saya dapati berakhir dengan mengecewakan, Bate yang bertindak sebagai tuan rumah mampu menahan imbang Milan dengan skor 1-1, hasil ini membuat Milan harus puas dengan nilai 8 sementara Barcelona memimpin dengan perolehan angka 10, hasil ini juga menjadi modal yang kurang baik untuk bermain pada pertandingan terakhir melawan Barcelona, pertandingan untuk menentukan siapa yang akan menjadi juara grup dan siapa yang harus puas lolos dengan predikat sebagai runner-up grup.
Sesaat setelah melihat hasil tersebut, saya pun menutup laman LiveScore dan menggantinya dengan laman acmilan.com, dan rasa kekecewaan itu langsung berganti cepat menjadi sebuah perasaan cemas sekaligus aneh melihat sebuah judul berita ALL FOR ANTONIO, pikiran saya langsung dipenuhi oleh berbagai tanya, “Ada apa dengan Cassano?”
Jujur saya akui, pikiran pertama yang terlintas adalah bahwa Antonio Cassano telah meninggal, karena bagi saya kematian masih menjadi sesuatu hal yang sensitif bila berkenaan dengan dunia olahraga setelah meninggalnya Simoncelli, setidaknya itu lah yang saya rasakan.
Dan tanya itu tak memerlukan waktu lama untuk akhirnya mampu terjawab, ternyata Cassano terkena sebuah “penyakit misterius”, karena dia mendadak sakit dalam perjalanan pulang dari Roma menuju Milan, sesaat setelah Milan bermain tandang melawan Roma dan mampu untuk memetik kemenangan 2-3. Pada pertandingan tersebut, Cassano sendiri tidak bermain penuh dia hanya duduk di bangku cadangan dan masuk sebagai pemain pengganti menggantikan Robinho di sekitar 15 menit terakhir pertandingan. Cassano menderita gejala kehilangan kesadaran, pandangan kabur, dan sulit berbicara atau bergerak. Sehingga langsung dilarikan ke Rumah Sakit terdekat, spekulasi awal banyak berhembus bahwa Cassano menderita gejala stroke atau bahkan penyakit jantung. Tapi yang paling paling penting disini adalah Cassano tidak meninggal dunia.
Thank God! ;)
Ya, kabar yang membuat saya pribadi cukup miris serta takut, saya langsung teringat dengan banyaknya pemain bola yang harus meninggal dunia karena serangan jantung saat ataupun setelah mereka selesai melakukan pertandingan sepak bola. Dan bayangan saya pun semakin kacau dengan kembali teringatnya saya pada kematian Simoncelli yang masih hangat dalam ingatan kita semua ( baca : Marco Simoncelli 1987-2011 ) walaupun dalam dunia olahraga yang berbeda dan dengan penyebab yang sangat berbeda pula, tapi konteks sama yaitu kematian seorang olahragawan.
Daftar Pesepakbola Meninggal Mendadak
Saya pikir menjadi sebuah hal yang ironi, ketika justru kini olahragawan lah yang paling dekat dengan resiko kematian di saat justru berolahraga adalah cara yang paling sering dianjurkan agar kita tetap mampu menjaga kesehatan tubuh kita agar tetap dalam kondisi yang fit. Secara logika sederhana, profesi seorang olaharagawan seharusnya membuat mereka menjadi seorang pribadi yang sehat dan kuat karena mereka secara teratur melaksanakan olahraga bahkan dengan porsi yang sangat ideal dalam melakukan setiap latihannya. Akan tetapi banyaknya pesepakbola yang meninggal karena penyakit atau serangan jantung, membuat kita sedikit mengerutkan dahi, ada apa dengan dunia olahraga??
Hal yang harus kita pahami disini, olahraga yang dilakukan sebagai sebuah profesi memang berpotensi untuk menjadi sebuah senjata pembunuh yang paling tajam, olahraga yang mereka lakukan tidak lagi dilakukan untuk sebuah kesenangan mencari keringat tapi berubah menjadi sebuah pekerjaan yang penuh dengan tekanan, penuh dengan emosi. Mereka tidak bisa lagi untuk menikmati setiap permainan yang mereka mainkan, karena tuntutan akan kemenangan sudah terlalu besar, mereka dituntut untuk selalu berada dalam kondisi prima setiap mereka tampil, sehingga tidak ada lagi ruang untuk kesalahan. Ya, inilah konsekuensi logis dari industrialisasi olahraga. Kita tidak akan bisa untuk melawannya karena ini lah tuntutan perkembangan zaman.
Di samping itu, dengan semakin kuatnya faktor industri dalam olahraga, maka perputaran uang pun melaju dengan sangan cepat, gaji yang diperoleh oleh para olahragawan semakin bertambah besar setiap waktunya. Hal ini jelas mempengaruhi gaya hidup mereka, kecil kemungkinan bagi mereka yang mempunyai pendapatan selangit melakukan sebuah konsumsi yang minimal, tentu saja mereka pun akan melakukan sebuah pola konsumsi yang besar menyesuaikan dengan pendapatan yang mereka miliki. Sehingga kehidupan jetset menjadi trend masa kini, dan saya pikir hal itu sangat tidak sesuai dengan pola hidup sehat yang seharusnya diterapkan oleh para olahragawan. Sehingga latihan ataupun olahraga yang rutin mereka lakaukan terasa menjadi percuma apabila tidak diikuti dengan sebuah pola gaya hidup yang baik.
Dan persitiwa yang dialami Cassano setidaknya menyadarkan saya akan hal itu, bahwa seorang olahragawan belum tentu mempunyai tubuh dan jiwa yang sehat, terlebih dengan predikat “bandel” yang dimiliki oleh Cassano membuat saya sedikit banyaknya yakin bahwa pola hidup Cassano pasti tidak sebaik dari yang seharusnya seorang olahragawan kerjakan. Apalagi di saat latihan pramusim Cassano sempat dikritik karena mengalami kelebihan berat badan.
Antonio Cassano ( Bari, 12/07/1982 ), saya pikir sedang mengalami atau mendapatkan kembali kejayaannya sebagai seorang penyerang sepak bola, setelah potensi hebatnya harus beberapa kali tertutup oleh sifat nya yang tempramental. Dibeli Milan dari Sampdoria pada pertengahan musim 2010-2011, banyak orang yang mengira bahwa Milan telah melakukan suatu kesalahan besar selain karena performanya yang sedang menurun dia pun saat itu sedang dalam suatu perselisihan dengan Presiden Sampdoria yang membuat dia diasingkan dari tim utama Sampdoria pada waktu itu, sehingga banyak orang yang mengira bahwa Cassano akan merusak keharmonisan tim, karena Milan terkenal dengan kondisi tim yang sangat kondusif jauh dari permasalahan ruang ganti.
Dan ternyata hal itu tidak terbukti, lambat laun Cassano mulai membuktikan kapasitasnya sebagai seorang penyerang mumpuni, kualitas yang dia miliki yang membuat saya kagum adalah kemampuannya untuk membuka ruang dan memberikan assist yang matang dan sangat memanjakan siapa saja yang berada di depan gawang. Itu dibuktikannya dengan lebih banyak memberikan assist dan hal itu pun berlanjut sampai dengan musim ini, dia masih merupakan pemain Milan terbanyak yang memberikan assist.
Sekali lagi, kepindahannya ke Milan telah membuatnya semakin dewasa, entah karena faktor siatuasi dan kondisi tim Milan yang memang sangat hangat, sangat erat dengan perasaan kekeluargaan ataukah memang diri Cassano sendiri yang telah lelah menjadi seorang yang pembangkang. Tapi, kini dia terlihat lebih tenang, lebih dewasa, dia telah mampu untuk menemukan karakternya dalam bermain sebagai seorang penyerang yang lebih banyak berfungsi untuk membuka ruang dan memberikan assist pada penyerang lainnya.
Dengan fakta-fakta itu lah yang semakin membuat saya takut dengan penyakit yang sekarang sedang dialami oleh Cassano, saya teringat dengan Puerta pemain Sevilla yang meninggal karena penyakit jantung beberapa hari setelah dia tergeletak di lapangan karena serangan jantung. Dan saya pun takut dia menjadi olahragawan kedua asal Italia yang meninggal pada tahun ini. Tidak, saya pikir ini bukanlah waktu yang tepat, di saat Cassano sedang menunjukan performa yang sangat baik, kematangan emosinya sudah terlihat, saya pikir penyakit itu datang di saat yang sangat tidak tepat. Tapi, itulah hidup, tidak akan pernah ada yang tau, kecuali Dia yang Maha Kuasa.
So, get well soon, Peter-Pan!
"kematian itu tidak harus kita takuti karena toh pasti akan terjadi. Jauh lebih baik apabila kita mempersipakan diri untuk bekal kita nanti setelah mati. Tapi apabila dengan takut mati itu membuat kita hati-hati dalam menjalani hari maka sungguh itu adalah perbuatan yang sangat berarti yang harus kita jaga dan pupuk setiap hari."
renungan sebelum mati.
renungan sebelum mati.
bener gan, kematian itu tdk perlu kita takutin...yg kita takutin tuh cmn modal utk mati tuh yg kurang/g ada...takut siksa kubur neh gan..wkwkwkwkk, btw support utk blog ini :D
BalasHapusthat's what i'm talkin bout gan!! ;)
BalasHapusmksh banyak gan!!
hatur tengkyu. hhe...
wah jangan ampek mati..
BalasHapushehe..
saya juga milanisti lho :D..
wah??agan socafahreza milanisti juga ya?? :)
BalasHapusalhmdllh!! :D
Milan memang tidak pernah kekurangan dukungan!