MARCO SIMONCELLI
Kecelakaan Hebat, MotoGP "Restart"
Kecelakaan Horor, GP Malaysia Resmi Dibatalkan
Simoncelli Akhirnya Meninggal Dunia
Inilah Kronologis Kecelakaan Simoncelli
Kabar yang sangat mengejutkan, mengusik ketenangan hati di sore hari, di hari minggu yang cukup tenang dan cukup berjalan dengan lambat ini. Ya, sekitar pukul 17.10 WIB, sesaat setelah saya selesai mandi, diri ini telah rapih berpakaian, tiba-tiba teman satu wisma saya mengabarkan suatu kabar duka yang menimpa pebalap Marco Simoncelli. Dia meninggal dunia di atas sirkuit setelah tertabrak oleh Collin Edwards dan Vale. Rossi di lap kedua di Sirkuit Sepang, Malaysia. Tragis, kata yang cukup untuk menggambarkan setiap pebalap yang harus tewas tertabarak ataupun terjatuh, terpental apapun istilahnya, yang akhirnya harus merenggut nyawa mereka. Semakin terasa tragis karena SuperSic, sebutannya, merupakan pebalap muda potensial, yang seharusnya di usianya yang baru 24 tahun, dia bisa menjadi pebalap besar di masa depan nanti. Tapi apa boleh buat, kematian memang tidak ada yang tau, dan saat kematian itu datang, tak akan ada yang bisa unuk mengelak. ( baca : KH. Siddiq Amin Berpulang, Di Saat Terakhir )
Dan saya akui saya cukup sedih, agak terpukul memang. Karena saya cukup meyukai SuperSic, ya..saya merupakan salah satu fans dari SuperSic. Tapi, harus saya akui juga, saya memang bukan merupakan penggemar berat dari olahraga MotoGp, saya hanya menikmati olahraga itu sebagai sebuah hiburan semata, tidak lebih dan juga tidak kurang. Saya menyukai olahraga tersebut karena olahraga tersebut mampu untuk membuat saya sebagai penonton mengeluarkan adrenalin ketika melihat setiap pebalap dengan segala kemampuan yang mereka miliki mengendalikan motornya dan saling salip, saling susul menyusul di lintasan. Hal lain yang membuat saya jatuh cinta kepada MotoGp adalah karena saya sangat menyukai sosok dari seorang Valentino Rossi, dia merupakan pebalap sekaligus entertainer sejati. Dia tau bagaimana caranya membuat balapan itu hidup, entah disengaja atau tidak, tapi setiap kemenangan yang dia raih mampu dia lewati dengan sebuah perjuangan hingga lap terakhir. Dan dalam merayakan sebuah kemenangan yang mampu dia raih, dia pun tidak merayakannya dengan cara sederhana, tapi dia mampu untuk merayakannya dengan sebaik mungkin, menjadi sebuah perayaan yang penuh makna, sesuai dengan tema yang dia kehendaki. Ya, sekali lagi dia merupakan sosok yang melegenda di ajang MotoGp ini. Sehingga harus saya akui, saya menonton MotoGp karena pengaruh atau kehadiran dari Rossi. Tapi, setelah saya menjadi seorang mahasiswa, saya pun semakin jarang untuk menonton secara langsung balapan MotoGp karena memang tidak ada fasilitas Tv itu sendiri, dan juga dengan fakta bahwa semakin menurunnya performa dari Rossi.
SuperSic sendiri mulai saya kagumi ketika dia masih di kelas 250cc, saya masih ingat betul bagaimana dengan motornya dia seringkali melakukan manuver yang sangat berbahaya, dan sejak saat itu pula saya jatuh cinta padanya. Dan ternyata, dia pun mempunyai perawakan yang mirip dengan Rossi, sehingga semakin pas lah saya mengagumi dirinya.
Saya terus berlanjut mengikuti sepak terjangnya hingga akhirnya dia mampu promosi ke kelas utama, yaitu kelas MotoGp, dan di kelas ini gaya membalapnya yang urakan itu semakin terlihat jelas, dan tidak jarang memang membahayakan nyawa pebalap lainnya. Tapi, saya pribadi berpendapat, itu meruapakn ciri khas masing-masing dari setiap pebalap, toh selama dia tidak melanggar aturan balapan, saya pikir hal itu masih sangat wajar, dan di saat dia dianggap melakukan suatu pelanggaran dan terkena hukuman, dia dengan penuh tanggung jawab mengakui itu semua dan tidak malu utnuk meminta maaf. Tapi, sekali lagi, bila manuver yang dia lakuakan sebahaya apapun itu, apabila itu tidak menyalahi aturan balapan, maka saya pikir hal itu harus dihormati setiap pebalap lainnya.
Akan tetapi ternyata karirnya tidak bisa bertahan lama, ternyata takdir dan ajalnya telah datang menjemput. Saya pun tidak tau harus berkata apa lagi, karena saya meyakini bahwa setiap profesi setiap pekerjaan yang kita lakukan memiliki resikonya masing-masing, yang apabila kita telah memilih untuk menekuni dan menjalani suatu pekerjaan atau profesi itu maka tentunya kita harus siap dengan segala resiko yang menyertainya, termasuk kematian itu sendiri. Karena pada hakikatnya juga, setiap yang bernyawa itu pasti akan mati. Jadi, jalani saja. Adapun penyebab kematian sudah cukup jelas bahwa itu adalah murni kecelakaan, tak ada sedikit pun faktor kesengajaan. Hal itu sekali lagi meruapakan suatu resiko nyata dari setiap pebalap. Walaupun dari video, terlihat SuperSic seperti seorang yang pingsan sebelum akhirnya dia tertabrak, akan tetapi hal itu tidak mempunyai dasar yang kuat, karena apabila ada yang berteori bahwa dia sudah meninggal sebelum dia tertabrak tentu pihak kesehatan atau tim medis tidak akan bersusah payah melakukan suatu perawatan intensif selama satu sejam setelah kecelakaan tersebut. Saya sendiri lebih menduga, bahwa SuperSic terjepit, tidak pingsan apalagi meninggal sebelum kecelakaan itu terjadi. Jadi, saya tetap meyakini bahwa SuperSic meninggal karena kecelakaan, resiko dari profesinya sebagai seorang pebalap.
Hmm...setelah Rossi menua dan performanya pun semakin menurun, dilanjutkan dengan fakta telah tiadanya Simoncelli untuk selama-lamanya. Sepertinya sudah tidak ada lagi alasan bagi saya untuk tetap menonton MotoGp atau mengikuti setiap perkembangannya. damn!!
SO LONG SuperSic!
so long #58!
[UPDATE]
Dan semua semakin terasa tragis karena ternyata Marco Simoncelli adalah seorang Milanisti! Mengetahui hal itu maka Ac. Milan pun melakukan penghormatan khusus bagi mendiang dan di saat Gattuso melakukan konferensi pers mengenai cedera mata yang sedang dialaminya, Milan dengan sangat jelas menempatkan baju Milan yang bernama Simoncelli tepat di atas mic yang digunakan di saat konferensi pers itu berlangsung.
Komentar
Posting Komentar