Langsung ke konten utama

Prof. Dr. Syarif Ibrahim Alqadrie, M.Sc.,




BIOGRAFI SINGKAT




1. Nama : Syarif Ibrahim Alqadrie
2. TTL : Pontianak, 1 September 1946
3. Status : Kawin
4. Nama Isteri : Onga Hermina Roosen
5. Anak-anak : 4 ( empat ) orang
a. Roosie Wiedya Nusantara ( pr );
b. Edwien Radietya Roossiandrie ( lk );
c. Roosandra Dian Viejaya ( pr );dan
d. Zul Anugrah Noviandrie ( lk ).
6. Nama orang tua
a. Ayah : Achmad Muhammad Al-Qadrie ( alm. )
b. Ibu : Maimunah Thahir ( alm. )
7. Alamat Rumah : Jalan Sintang P4, Kompleks Kampus Universitas Tanjungpura ( UNTAN ), Imam Bonjol, Pontianak, Kalbar. Telpon : ( 0561 ) 745368 HP. 0811562192 Faks. ( 0561 ) 571753 E-mail : salqadrie@yahoo.com






Alqadrie adalah Professor Sosiologi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ( FISIP ) Universitas Tanjungpura ( UNTAN ), Pontianak. Sarjana Dua (S2) (M.Sc) tahun 1987 dan Sarjana Tiga (S3) (Ph.D) tahun 1990 diperolehnya masing-masing dalam Jurusan Sosiologi Pertanian, Pedesaan dan Kehutanan ( Agricultural, Rural and Forestry Sociology ), dan Jurusan Sosiologi Politik dan Etnisitas ( Political Sociology and Ethnicity ) pada University of Kentucky, Lexington, AS.

IPDN Kampus Daerah Kalbar seperti yang telah saya sebutkan beberapa kali dalam beberapa tulisan saya yang terdahulu ( baca : Takkan Terhenti Disini ), sampai sekarang ini masih menempati kampus atau bangunan sementara. Sekarang kampus IPDN Kalbar ini menggunakan bangunan bekas tempat panti sosial milik dinas sosial Pemprov Kalbar, akan tetapi bangunan ini sungguh cukup representatif untuk dijadikan sebuah kampus, bila ukurannnya adalah sebuah kampus sementara tentunya. Dan apabila tidak ada aral melintang, maka pembangunan kampus IPDN daerah Kalbar ini akan dilakukan pada tahun 2012 dan direncanakan akan selesai satu kali tahun anggaran. Ya, semoga saja semuanya bisa berjalan seperti apa yang telah direncanakan. Amin!

Entah memang berhubungan dengan hal itu atau bahkan tidak ada korelasinya sama sekali, tapi kondisi bangunan yang sementara itu ternyata juga berdampak pada pejabat-pejabat yang ada di IPDN Kampus Daerah Kalbar, walaupun sebenarnya pejabat-pejabat itu telah resmi dilantik, akan tetapi sampai sekarang ternyata posisi atau status mereka masih juga belum jelas dan bahkan karena ketidakjelasan itu 4 orang pejabat telah resmi mengundurkan diri dari jabatannya di IPDN Kampus Daerah Kalbar. Sehingga kini pejabat yang berwenang, yang ada dengan setia membina kami disini hanyalah Direktur, Pudir 1, Pudir 3, Kabag Akademik dan Kerjasama, Kabag Administrasi Keprajaan, Kabag TU, dan Kasubbag Pengasuhan dan Ekstrakulikuler. Dan begitu pula kondisi perkuliahan serta pelatihan kami disini, IPDN Kampus Kalbar masih banyak menggunakan tenaga dosen serta pelatih dari luar, karena sampai saat ini belum ada satu orang dosen atau pelatih tetap yang diberikan oleh Kampus Pusat. Ya, mungkin ini lah sebuah masa transisi dan semoga ini bukanlah sebuah transisi yang tiada akhir atau bahkan berakhir dengan tragis tapi merupakan suatu transisi menuju suatu kebaikan.

Dalam tulisan ini saya akan berfokus untuk membahas tentang perkuliahan yang saya serta teman-teman saya lainnya dapatkan di IPDN Kampus Daerah Kalbar ini. Untuk menyiasati kekurangan tenaga dosen yang ada, memang sejak awal IPDN telah berkejasama dan membuat suatu nota kesepahaman dengan Universitas Tanjungpura ( UNTAN ) agar bisa memberbantukan dosen-dosennya untuk mengajar di IPDN Kampus Daerah Kalbar. Dan hal itu sampai saat ini memang berjalan sangat baik dan bahkan UNTAN dengan sangat dermawan memberikan semua dosen-dosen terbaik yang mereka miliki, itu dibuktikan dengan hampir memberbantukan Guru Besar ( Professor ) di setiap mata kuliah yang diajarkan di IPDN ini. Dan karena IPDN Kampus Daerah Kalbar ini mendapatkaan amanah untuk menyelenggarakan pendidikan tinggi kedinasan Fakultas Manajemen Pemerintahan dengan Program Studi Manajemen Sumber Daya Aparatur, sehingga dosen yang diberbantukan adalah dosen-dosen yang ada di lingkungan FISIP serta FE.

Gebrakan lain yang dilakukan oleh IPDN Kalbar adalah dalam sistem pengajaran dan pelatihan ini menggunakan metode tim dosen, sehingga di setiap mata kuliah akan ada Dosen Koordinator dan dosen anggota, konsekuensi logis dari hal ini adalah apabila ada satu dosen berhalangan hadir, maka kelas yang dia ajar tidak bisa serta merta menjadi kosong, tapi digabungkan ke dalam kelas lain, karena setiap harinya setiap kelas mempunyai jadwal kuliah yang sama. Itu membuat kami semua tidak pernah lagi mengenal waktu kosong saat kuliah, berbeda dengan saat kami kuliah di IPDN Kampus Pusat sana.

Seperti yang telah saya singgung di atas, UNTAN memang telah dengan sangat baik memberikan dosen-dosen terbaiknya untuk mengajar di kampus kami, dan salah satu dosen terbaik itu adalah Prof. Dr. Syarif Ibrahim Alqadrie, M.Sc., yang di semester tiga ini beliau mendapatkan tugas untuk mengajar mata kuliah Sistem Politik Indonesia. Sebenarnya beliau bukanlah dosen kelas saya, yaitu kelas A3, akan tetapi karena kebijakan kelas gabungan itu, maka saya pun sempat diajar oleh beliau.

Pada semester dua yang lalu, Prof. Syarif ini memang cukup ramai dibicarakan oleh para praja terlebih oleh kelas A1, karena beliau memang mengajar di kelas itu, beliau ramai dibicarakan karena memang trackrecord beliau yang tanpa cacat sebagai seorang dosen dan juga seorang Guru Besar, pengalaman mengajar beliau yang telah melanglang buana hingga ke mancanegara memang membuat kami silau. Dan hal itu mampu dibuktikan beliau dengan bukti nyata beliau yang walaupun memang sudah berumur, tapi tetap mampu untuk mengajar dengan penuh semanagat, ilmu yang dalam serta argumentasi yang tajam. Beliau juga mampu untuk menjadi seorang dosen yang baik dalam artian, mengajar tidak monoton dan tidak memonopoli pengajaran, beliau dengan sangat baik hati selalu memberikan kami para praja untuk bertanya dan menjawab pertanyaan, beliau pun tidak pernah menyalahkan segala jawaban yang praja berikan. Beliau hanya mengenal sistem penilaian good, very good dan excellent, tidak ada bad apalagi wrong answer!
Hal lain yang menyebabkan beliau menjadi cukup sering praja bicarakan adalah tentunya karena beliau selalu memberikan tugas yang bisa dibilang memang berjumlah cukup banyak, dan ya...peserta didik manapun akan selalu mengeluh akan hal itu, sesuatu hal yang sangat manusiawi.

Hal-hal itu setidaknya membuat saya cukup penasaran dengan sosok professor yang satu ini, dan karena pada semester dua yang lalu kelas saya belum sempat sekalipun mendapatkan kelas gabungan dengan beliau, rasa penasaran itu terus tumbuh di hati ini. Hingga akhirnya pada hari Kamis tanggal 29, bulan Sepember, tahun 2011 dan juga pada hari ini Kamis, tanggal 20, bulan Oktober, tahun 2011, saya bisa juga bersua dengan beliau dan merasakan bagaimana rasanya diajar oleh beliau.

Dan ya, saya angkat topi untuknya, beliau memang mengajar dengan sangat baik, segala materi yang dia sampaikan mampu dengan jelas beliau kemukakan, argumentasinya dalam. Hmm...dia benar-benar seorang professor, sehingga hampir tak ada celah bagi saya untuk berkomentar buruk tentang penguasaan beliau terhadap materi dan cara beliau menyampaikan materi itu.
Tapi, satu hal yang saya rasa perlu saya kritisi disini adalah saya tidak terlalu suka dengan gaya beliau mengoreksi atau bahkan memotivasi kami. Kelas gabungan bagaimanapun juga tidak akan pernah kondusif karena memang terlalu banyak praja yang ada, terlebih bila kelas gabungan itu diselenggarakan di Aula. ( Baca : GMM ) Hal itu semakin diperparah dengan sikap diantara kami yang memang sangat tidak terpuji sama sekali tidak menunjukan sebagai seorang peserta didik di sebuah perguruan tinggi kedinasan yang katanya unggul dalam sikap disiplin, respect serta loyalitas. Tapi apa yang kami tunjukan memang sangat jauh dari semua hal itu, kami malah asyik dan disibukan oleh obrolan kami masing-masing, bermain laptop dan bahkan tertidur. Dan tentu saja hal itu sangat tidak diterima oleh beliau, sikap yang kami tunjukan itu jelas merupakan suatu sikap yang sangat tidak menghormati dosen yang sedang mengajar.

Sehingga sangat saya maklumi dan sangat saya setujui juga apabila kemudian beliau memarahi sebagian dari kami yang melakukan tindakan tidak terpuji itu, dan terus mengoreksi kami. Akan tetapi koreksi yang beliau kemukakan secara tersirat dapat saya artikan sebagai sebuah koreksi yang terlalu menyudutkan, beliau mengoreksi kami dengan membandingkan kami dengan perbandingan yang dilakukan secara umum, dan menilai bangsa Indonesia secara keseluruhan dan kemudian membandingkan itu semua secara bulat dengan kondisi masyarakat yang ada di luar negeri, tapi hanya membandingkan dengan sisi yang positif yang ada di masyarakat di luar negeri tersebut. Beliau sepertinya terlalu bangga dengan apa yang ada di luar negeri dan memandang hampir semua yang dilakukan oleh warga Indonesia ini dengan sudut pandang yang negatif. Harus saya tekankan disini, beliau mengemukakan semua koreksi itu dengan sangat jelas, dan bahkan memang benar adanya, sekali lagi benar adanya.

Karena yang beliau kemukakan merupakan sebuah kondisi real yang ada di lapangan. Akan tetapi untuk ukuran saya, untuk karakter saya yang tidak terlalu suka apabila suatu hal jelek itu dikemukakan secara berlebihan, secara terlalu apa adanya dan kemudaian men-judge, memukul rata kesemuanya, saya menjadi tidak terlalu suka dengan cara beliau mengoreksi kami.

Karena pada hakikatnya kita selalu tidak mau dan tidak bisa menerima apabila seseorang itu mengungkapkan semua kejelekan, semua kesalahan yang sebenarnya memang secara nyata terjadi dan kita lakukan, secara gamblang, secara terlalu apa adanya.
Terkadang kita sulit untuk menerima kenyataan bahwa kita ini salah dan mereka itu benar, walaupun sebenarnya kita dengan sadar menyadari hal itu.
Damn!!

Komentar

  1. tapi sayang prof.syarif selalu membandingkan kita dengan pelajar di luar negeri, yang pastinya pernyataan itu banyak mengundang persepsi negatif, , yang kalo bahasa kasarnya tidak mencintai negeri sendiri.....walapun konteks di untuk memberi motifasi.....siapa sichhh orang yang mau di banding-bandingkan !!!! setiap orang skiillllnyaaaa jelas beda kannnnn.....wkwkwkwk....tapi g' mungkiri prof syarif emang best soal pengajaran....

    BalasHapus
  2. betul de, jadi intinya tidak ada orang yang sempurna. tapi kita juga harus bisa menerima kritikan dengan sangat bijak, menerima bila memang kita salah. :)

    BalasHapus
  3. iya dehh akang....
    tapi....
    pokoknya g' mau kalo gabungan kelas m prof.alqadrie....wkwkwkw

    BalasHapus
  4. hahaha...jangan segitunya dong de. :)

    BalasHapus
  5. Salam;
    Terimakasih atas tulisan anda mengenai diri saya. Saya sangat apresiasi dengan kebiasaan baik anda untuk menulis. Saya juga sangat bangga atas kritik dan saran anda atas diri saya. Semoga saya bisa sedikit memberikan anda inspirasi untuk mengejar pendidikan yang setinggi-tingginya di belahan dunia yang lain.

    Salam;

    Syarif Ibrahim Alqadrie

    BalasHapus
  6. Salam;
    Terimakasih atas tulisan anda mengenai diri saya. Saya sangat apresiasi dengan kebiasaan baik anda untuk menulis. Saya juga sangat bangga atas kritik dan saran anda atas diri saya. Semoga saya bisa sedikit memberikan anda inspirasi untuk mengejar pendidikan yang setinggi-tingginya di belahan dunia yang lain.

    Salam;

    Syarif Ibrahim Alqadrie

    BalasHapus
  7. Salam;
    Terimakasih atas tulisan anda mengenai diri saya. Saya sangat apresiasi dengan kebiasaan baik anda untuk menulis. Saya juga sangat bangga atas kritik dan saran anda atas diri saya. Semoga saya bisa sedikit memberikan anda inspirasi untuk mengejar pendidikan yang setinggi-tingginya di belahan dunia yang lain.

    Salam;

    Syarif Ibrahim Alqadrie

    BalasHapus
  8. izin prof, terima kasih atas apresiasi positif yang prof berikan dan terima kasih banyak sudah mau meluangkan waktunya utk datang dan membaca tulisan di blog saya yang sangat sederhana dan banyak kekurangan ini. Dengan kenyataan bahwa tulisan saya telah dibaca oleh seorang Guru Besar, seorang Profesor, ini merupakan motivasi lebih bagi saya utk tetap meneruskan hobi menulis yang saya miliki sembari tetap menjalani tugas utama saya sebagai seorang mahasiswa, sekali lagi terima kasih banyak prof!

    BalasHapus
  9. @depi : terima kasih bnyk atas apresiasinya, terima ksh! dan sy harap juga depi mau utk membaca tulisan saya yang lainnya dan mau untuk berbaik hati memberikan suatu masukan sehingga sy akan mampu utk terus berkembang menjadi jauh lebih baik lagi.

    BalasHapus
  10. puzjtvo [url=http://magasinnairjordans.info]air jordan soldes[/url] dujpydrrair jordan pas cher yorizjov http://magasinnairjordans.info

    BalasHapus
  11. [url=http://www.naranjasecologicas.com/fancybox/yo/Gold-Michael-Kors-Watch.html]Site Michael Kors[/url]
    everyi1YOnw4Et4Es0G
    numbere8OIfg6Ae4Uj4G[url=http://www.totana.net/foto/yex/Michael-Kors-Purses-On-Sale.html]Fashion Shop Online[/url]
    Barchik9Masx7Uo2Up1Q[url=http://www.portaldepliego.es/empresa/jumilla/Micheal-Kors-Purse.html]Online Handbags[/url]
    [url=http://www.webtotana.com/imagenes/img/Michael-Kors-Watch-For-Women.html]Michael Kors Carla Sandal[/url]

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadalana uliy ba’sin syadid

Selasa, 22 Juli 2014 22.00 WIB Saya akan menampilkan atau mem- posting tulisan dari Bapak Usep Romli , Pengasuh Pesantren Budaya "Raksa Sarakan" Garut. Tulisan ini merupakan tulisan di kolom Opini , harian Republika yang diterbitkan pada hari Selasa, 22 Juli 2014. Beliau menulis tentang (satu-satunya) cara untuk bisa mengalahkan zionis Israel. sehingga tulisannya pun diberi judul, Mengalahkan Zionis Israel . Berikut ini tulisannya saya tampilkan penuh tanpa ada sedikit pun saya kurangi atau tambahkan. "Mengalahkan Zionis Israel" Hari-hari ini, bangsa Palestina di Jalur Gaza sedang dibombardir pasukan Zionis-Israel. Nyaris tak ada perlawanan sama sekali, karena Palestina tak punya tentara. Hanya ada beberapa kelompok sipil bersenjata yang berusaha bertahan seadanya. Negara-negara Arab yang tergabung dalam Liga Arab tak berdaya. Begitu pula negara-negara berpenduduk mayoritas Islam yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI), tak da...

D-IV atau S1 ?

Suatu malam pada hari Sabtu , tanggal 14, bulan Januari , tahun 2012, berlatar tempatkan teras masjid Al-Ilmi IPDN Kampus Kalimantan Barat, terjadi satu percakapan ringan sangat sederhana tapi kemudian mampu untuk membuat otak ini menjadi rumit karena terus memikirkan substansi dari apa yang diperbincangkan itu, terlalu rumit sehingga saya pikir perlu untuk dituangkan dalam sebuah narasi penuh kata, tidak berpetuah dan tidak juga indah. Tapi cukup-lah untuk sekedar berbagi ide dan informasi yang pastinya tidak sesat. Dan ini-lah percakapan singkat itu : HP ( inisial teman saya ) : “Dim, kamu lebih milih mana, S.IP atau S.STP ?” Saya : “mmm….pengennya sih S.IP” HP : “Kenapa, Dim? Kata orang kan kalo S.STP tuh lebih baik buat karir dan kata orang juga S.IP tuh lebih condong buat jadi dosen.” Saya : “Wah gak tau sih kalo masalah yang kayak gitunya, tapi saya ingin S.IP karena yang saya tau S.IP itu lebih mudah untuk nantinya kita mau nerusin ke S2, nah kalo S.STP itu gak semua unive...

Hercules dan Moral

The Legend of Hercules Minggu, 9 Februari 2014 10.10 WIB Cukup lama saya tidak menonton sebuah film di bisokop. Untuk sebagian orang, hal ini merupakan sebuah pemborosan karena kondisi yang ada di Indonesia memungkinkan kita untuk bisa menonton sebuah film dengan harga yang jauh lebih murah.  Di Indonesia kita masih bisa untuk mendapatkan sebuah DVD dengan harga yang sangat murah, sekitar 6 (enam) ribu rupiah ( bajakan tentunya tapi dengan kualitas gambar yang cukup baik ), bandingkan dengan harga yang harus dikeluarkan apabila kita menonton sebuah film di bioskop, sekitar 25 ribu – 50 ribu rupiah tergantung bioskop yang kita pilih. Saya pun menyadari hal itu tapi saya tentu juga memiliki alasan. Terlepas dari alasan idealis yang sebenarnya juga masih saya miliki, alasan utama yang ingin saya kemukakan disini adalah bahwa menonton sebuah film di bioskop bagi saya adalah sebuah penyegaran, sebuah hobi untuk melepas penat dan mendapatkan lagi beberapa semangat. Ya, hobi. ...