Langsung ke konten utama

Penghormatan Rossi untuk Simoncelli



*Berita ini saya ambil dari koran Tribun Pontianak edisi hari Kamis, tanggal 27, bulan Oktober, tahun 2011. Berita ini terdapat di halaman 23 pada kolom sport hot news. ( baca : Marco Simoncelli 1987-2011 )

Pakai Nomor 58
Penghormatan Rossi untuk Simoncelli


Valentino Rossi identik dengan nomor 46, yang merupakan warisan dari ayahnya, Graziano Rossi. Namun, untuk mengenang dan menghormati rekan senegaranya, mendiang Marco Simoncelli yang tewas di Sepang, juara dunia MotoGp tujuh kali ini siap mengganti nomor 46 jadi nomor 58, yang identik dengan nomor milik Simoncelli.

Keinginannya memakai nomor 58 pada motornya masih jangka panjang, dan paling mungkin direalisasikan musim 2012 mendatang. Untuk jangka pendek, The Doctor akan memakai nomor 58 pada helm terbarunya pada balapan sesi terakhir di Valencia 6 November mendatang.

Tak sekedar memasang nomor 58 di helmnya, sejumlah gambar maupun warna yang biasa identik dengan helm Simoncelli pun akan dilebur dengan helm Rossi nanti.

Helm baru itu didesain oleh Aldo Drudi, desainer Italia yang juga membuat helm khusus untuk Simoncelli. Di antara desain yang disiapkan adalah warna merah putih, serta gambar cakar kaki harimau – keduanya identik dengan helm Simoncelli -, dipadukan dengan simbol matahari yang biasa dipakai Rossi dibagian belakang helmnya.

Kubu Ducati juga menyatakan tak menolak jika Rossi memang akan menggunakan nomor 58 di motor Ducati Desmosedici GP 11 untuk balapan musim depan.

Dengan sentimentil, Rossi lantas memajang di twitter miliknya @ValeYellow46 foto dirinya yang sedang saling menyalip di tikungan dengan Simoncelli di Sirkuit Misano lalu. (Tribunnews/mba)




Rossi dan Simoncelli di Misano














Rossi: Simoncelli Sudah Seperti Adik Saya




Kecelakaan Tragis Marco Simoncelli di Sepang
Rossi: Simoncelli Sudah Seperti Adik Saya

24/10/2011 03:08:00
Wisnu Nova Wistowo

Hilangnya nyawa Marco Simoncelli jelas menjadi pukulan telak bagi dunia balap Motogp. Hal serupa juga turut dirasakan Valentino Rossi.

Insiden yang menyebabkan meninggalnya Simoncelli menggemparkan dunia balap motor dunia. Tak disangka kecelakaan yang dialami pebalap Honda Gresini tersebut berujung duka. Cedera parah di kepala, leher, dan dada akhirnya merenggut nyawa Supersic, Minggu (23/10) petang WIB.

Rossi yang terlibat langsung dalam tragedi tersebut merasa begitu kehilangan sosok pebalap dengan talenta besar. Selain itu, Simoncelli bukan saja sosok pebalap yang sama-sama berasal dari Italia di mata Rossi, tapi juara dunia tujuh kali itu sudah menganggap pebalap berambut kribo ini sebagai adik yang mungkin mampu menjadi penerusnya untuk mengharumkan Italia di dunia balap Motogp.

Melalui akun twitter resminya, senin (24/10) waktu Malaysia, Rossi melontarkan kata-kata pertamanya yang ditujukan kepada mendiang Simoncelli. Dari perkataannya, tersirat duka yang turut dirasakan The Doctor atas kepergiannya.

"Sic sudah seperti adik bagi saya. Dia sangat tangguh di lintasan dan sangat manis dalam kehidupan normal. Saya akan sangat merindukannya," ungkap Rossi.

SUMBER





Komentar

  1. wah benar2 rossi sahabat yang baik..

    BalasHapus
  2. wah...2 org itu seh memang pembalap kaliber dunia gan, kl ane mah pembalap kelas kampung yooohoohohooo...btw support trs utg blog ini :)

    BalasHapus
  3. mantap gan! keduanya favorit ane!
    btw, agan guest pebalap juga nih??

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadalana uliy ba’sin syadid

Selasa, 22 Juli 2014 22.00 WIB Saya akan menampilkan atau mem- posting tulisan dari Bapak Usep Romli , Pengasuh Pesantren Budaya "Raksa Sarakan" Garut. Tulisan ini merupakan tulisan di kolom Opini , harian Republika yang diterbitkan pada hari Selasa, 22 Juli 2014. Beliau menulis tentang (satu-satunya) cara untuk bisa mengalahkan zionis Israel. sehingga tulisannya pun diberi judul, Mengalahkan Zionis Israel . Berikut ini tulisannya saya tampilkan penuh tanpa ada sedikit pun saya kurangi atau tambahkan. "Mengalahkan Zionis Israel" Hari-hari ini, bangsa Palestina di Jalur Gaza sedang dibombardir pasukan Zionis-Israel. Nyaris tak ada perlawanan sama sekali, karena Palestina tak punya tentara. Hanya ada beberapa kelompok sipil bersenjata yang berusaha bertahan seadanya. Negara-negara Arab yang tergabung dalam Liga Arab tak berdaya. Begitu pula negara-negara berpenduduk mayoritas Islam yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI), tak da...

D-IV atau S1 ?

Suatu malam pada hari Sabtu , tanggal 14, bulan Januari , tahun 2012, berlatar tempatkan teras masjid Al-Ilmi IPDN Kampus Kalimantan Barat, terjadi satu percakapan ringan sangat sederhana tapi kemudian mampu untuk membuat otak ini menjadi rumit karena terus memikirkan substansi dari apa yang diperbincangkan itu, terlalu rumit sehingga saya pikir perlu untuk dituangkan dalam sebuah narasi penuh kata, tidak berpetuah dan tidak juga indah. Tapi cukup-lah untuk sekedar berbagi ide dan informasi yang pastinya tidak sesat. Dan ini-lah percakapan singkat itu : HP ( inisial teman saya ) : “Dim, kamu lebih milih mana, S.IP atau S.STP ?” Saya : “mmm….pengennya sih S.IP” HP : “Kenapa, Dim? Kata orang kan kalo S.STP tuh lebih baik buat karir dan kata orang juga S.IP tuh lebih condong buat jadi dosen.” Saya : “Wah gak tau sih kalo masalah yang kayak gitunya, tapi saya ingin S.IP karena yang saya tau S.IP itu lebih mudah untuk nantinya kita mau nerusin ke S2, nah kalo S.STP itu gak semua unive...

Hercules dan Moral

The Legend of Hercules Minggu, 9 Februari 2014 10.10 WIB Cukup lama saya tidak menonton sebuah film di bisokop. Untuk sebagian orang, hal ini merupakan sebuah pemborosan karena kondisi yang ada di Indonesia memungkinkan kita untuk bisa menonton sebuah film dengan harga yang jauh lebih murah.  Di Indonesia kita masih bisa untuk mendapatkan sebuah DVD dengan harga yang sangat murah, sekitar 6 (enam) ribu rupiah ( bajakan tentunya tapi dengan kualitas gambar yang cukup baik ), bandingkan dengan harga yang harus dikeluarkan apabila kita menonton sebuah film di bioskop, sekitar 25 ribu – 50 ribu rupiah tergantung bioskop yang kita pilih. Saya pun menyadari hal itu tapi saya tentu juga memiliki alasan. Terlepas dari alasan idealis yang sebenarnya juga masih saya miliki, alasan utama yang ingin saya kemukakan disini adalah bahwa menonton sebuah film di bioskop bagi saya adalah sebuah penyegaran, sebuah hobi untuk melepas penat dan mendapatkan lagi beberapa semangat. Ya, hobi. ...