Langsung ke konten utama

I'm leaving

satu dari sekian banyak kenangan di IPDN Kalbar

Mempawah, 20 Juli 2013
05.14 WIB

Ahh, saya sulit mendiskripsikan apa yang akan saya tulis. Oh bukan! Bahkan belum menyentuh tahapan tulisan. Masih sebatas ada dalam angan, bergerak liar tak memiliki tempat aman atau nyaman.

Perasaan apa? Sepertinya tak mampu saya definisi hingga tak bisa saya olah secara pasti.

Saya pikir semua bisa berjalan, berlalu begitu saja selayaknya angin yang membuat daun berjatuhan tanpa ada sedikit kata permulaan. 
 
Tapi ternyata semua membekas menimbulkan ruang hampa di dada. Tiba-tiba kenangan dengan setiap kebaikan personal membuat nafas tertahan, tak dapat bersiklus secara normal.

Saya sesak, tapi tak tertumpah air mata, Alhamdulillah!

Ternyata saya mencintai kampus dan tanah ini, dengan sejuta kenangan dan hiruk pikuk orang di dalamnya. Bahkan untuk hal yang saya tidak sukai, begitu sangat saya rindukan.

Kenapa? Kenapa lantas harus begitu melankolis membekas di hati? Entah, bila sudah masalah rasa, saya bertekuk lutut, menyerah untuk mencari hubungan logika. Saya biarkan mengalir selama itu tak bertentangan dengan akal sehat yang ada.

Seharusnya saya langsung berlalu, tanpa harus membuat dan melewati serangkaian perpisahan dengan setiap orang yang ada di kampus dan tanah ini. 
 
Itu justru membuat semuanya bertambah berat, hati gelisah antara kebahagian dan kesedihan. Tak pernah rasanya saya mendapati perasaan seperti ini. 
 
Bila dulu, ketika akan tiba hari rehat itu datang, kesempatan untuk melarikan diri dari segala rutinitas dan bersua dengan sanak keluarga di tanah kelahiran, hati bukan kepalang berbahagia. Urusan kampus dan tanah perantauan tak sedikit pun datang mengusik pikirang apalagi hati.

Tapi kini, dua hal itu justru saling bertautan di dalam pikiran apalagi hati. 
 
Saya menyadari bahwa saya tak akan kembali ke kampus dan tanah ini setidaknya untuk beberapa tahun ke depan dan mungkin beberapa tahun lamanya. 
 
Saya tak bisa memberikan kepastian kapan saya bisa lagi meraut cerita di tanah ini, tanah perantaun. Saya pun kembali tersadar bahwa itu berarti saya harus meninggalkan kehidupan beserta semua orang yang selama 2,5 tahun ini menemani dan membentuk kepribadian saya.

Semua itu semakin terasa tragis karena tak ada jaminan untuk saya mampu bertemu mereka dan membalas segala kebaikannya dan menebus segala kesalahan saya pada mereka. 
 
Mereka telah berjasa, mereka telah menjadi bagian dalam perjalanan hidup ini. Tanpa ada kampus ini, tanah ini dan semua yang ada di dalamnya, siapa yang mampu menjamin bahwa saya akan seperti sekarang ini?

Dan itu-lah yang membuat sesak di hati, kontradiksi antara bahagia atau sedih.

Saya tak takut untuk meninggalkan zona aman nan nyaman untuk melangkah bahkan berlari menuju tahapan hidup selanjutnya di tempat yang baru. 
 
Saya hanya benci perpisahan dan ketidakpastian bahwa saya tak bisa lagi berjumpa dengan orang-orang yang telah banyak menghiasi kehidupan ini.

Saya tidak anti dengan perubahan. Saya hanya benci ketika harus memulai semua dari nol dan kembali harus beradaptasi.

Sudah-lah, saya harus hentikan tulisan ini, sebelum bertambah berat hati ini melangkah pergi dari tanah ini.

Terima kasih banyak saya haturkan kepada seluruh sivitas akademika IPDN Kampus Kalimantan Barat atau mereka yang pernah menjadi bagian dari IPDN Kampus Kalimantan Barat : Pak Hasbullah, Pak Mering, Pak Guruh, Pak Imen, Pak Agus Thoyib, Pak Suyanto, Bang Zhamhir, Pak Wawan, Pak Eli Hambali, Bang Niko, Bang Indra, Pak Hatta, Pak A.Yanto, Bang Alfian, Bang Deddi, Bang Dodi, Pak Syatibie, Pak Syarif Edi, Pak Maskana, Pak Akbar Ali, Pak Andi Gusti, Pak Maris, Pak Hendayana, Pak Asep, Bang Aldo, Bang Suparianto, Bang Doan, Bang Mulyadi, Bang Anto, Bang Lutfi, Bang Aan, Bang Arif, Bang Rizky, Bang Harkun, Bang Irwan, Bang Taufik, Kak Eka, Kak Patrisia, beserta seluruh karyawan yang ada di dalamnya yang tak mungkin saya sebutkan satu persatu. Juga satuan Madya Praja angkatan XXII IPDN Kampus Kalimantan Barat : Hei diks, saya tak akan pernah melupakan kalian, saya jusru khawatir kalian yang akan melupakan saya!

Tak lupa juga ucapan terima kasih itu saya berikan kepada seluruh orang tua asuh : Bapak dan Ibu yosef, bang rudi beserta keluarga dan seluruh Budak Nusa Indah Mempawah yang tak akan pernah saya lupakan!

Semua orang yang telah sudi menjadi teman dan kawan serta keluarga baru bagi saya yang hina dina ini : Kelurahan Sungai Beliung, Kecamantan Pontianak Tenggara, Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pontianak.
 
Bila mampu saya akan penuhi tulisan ini dengan semua nama yang telah terpatri dalam ingatan, hati dan kenangan hidup saya. 
 
Tapi maafkan ketidakmampuan raga untuk melakukan itu dan kesalahan motorik jari terhadap kesalahan penulisan nama. 
 
Semua itu tidak mengurangi apa yang saya rasakan, saya sungguh berhutang banyak pada semua orang di sini, ini hanya mewakili.

Pada akhirnya saya tidak akan menjadi sombong untuk berharap lebih semua orang itu akan terus menyukai dan mencintai saya, tapi saya hanya berharap semua orang itu tidak lantas menjadi musuh bagi saya. 
 
Bila dengan membenci, mereka bisa terus mengingat saya, maka saya sangat siap untuk dibenci, karena dilupakan oleh orang yang terpatri dalam hati sanubari sungguh sangat memilukan…

This isn’t a goodbye, I hope…

See you later, West Borneo
Goddamned you’re so fucking hot!
 
#PMA all day!

Komentar

  1. alhamdulillah, selamat atas keberhasilannya menyelesaikan study di IPDN ya sobat....salam :-)

    BalasHapus
  2. terima kasih pakk, tapi saya masih ada sisa setahun lagi studi di ipdn :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadalana uliy ba’sin syadid

Selasa, 22 Juli 2014 22.00 WIB Saya akan menampilkan atau mem- posting tulisan dari Bapak Usep Romli , Pengasuh Pesantren Budaya "Raksa Sarakan" Garut. Tulisan ini merupakan tulisan di kolom Opini , harian Republika yang diterbitkan pada hari Selasa, 22 Juli 2014. Beliau menulis tentang (satu-satunya) cara untuk bisa mengalahkan zionis Israel. sehingga tulisannya pun diberi judul, Mengalahkan Zionis Israel . Berikut ini tulisannya saya tampilkan penuh tanpa ada sedikit pun saya kurangi atau tambahkan. "Mengalahkan Zionis Israel" Hari-hari ini, bangsa Palestina di Jalur Gaza sedang dibombardir pasukan Zionis-Israel. Nyaris tak ada perlawanan sama sekali, karena Palestina tak punya tentara. Hanya ada beberapa kelompok sipil bersenjata yang berusaha bertahan seadanya. Negara-negara Arab yang tergabung dalam Liga Arab tak berdaya. Begitu pula negara-negara berpenduduk mayoritas Islam yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI), tak da

Hercules dan Moral

The Legend of Hercules Minggu, 9 Februari 2014 10.10 WIB Cukup lama saya tidak menonton sebuah film di bisokop. Untuk sebagian orang, hal ini merupakan sebuah pemborosan karena kondisi yang ada di Indonesia memungkinkan kita untuk bisa menonton sebuah film dengan harga yang jauh lebih murah.  Di Indonesia kita masih bisa untuk mendapatkan sebuah DVD dengan harga yang sangat murah, sekitar 6 (enam) ribu rupiah ( bajakan tentunya tapi dengan kualitas gambar yang cukup baik ), bandingkan dengan harga yang harus dikeluarkan apabila kita menonton sebuah film di bioskop, sekitar 25 ribu – 50 ribu rupiah tergantung bioskop yang kita pilih. Saya pun menyadari hal itu tapi saya tentu juga memiliki alasan. Terlepas dari alasan idealis yang sebenarnya juga masih saya miliki, alasan utama yang ingin saya kemukakan disini adalah bahwa menonton sebuah film di bioskop bagi saya adalah sebuah penyegaran, sebuah hobi untuk melepas penat dan mendapatkan lagi beberapa semangat. Ya, hobi. Mung

Wahana Wyata Praja IPDN

Sejarah Singkat Wahana Wyata Praja Wahana Wyata Praja adalah organisasi internal Praja IPDN yang pada dasarnya mempunyai tugas dan fungsi sama dari tahun ke tahun, namun namanya berubah sesuai situasi dan kondisi pada masa angkatan tersebut. Nama organisasi praja yang terbentuk sejak awal berdirinya STPDN hingga IPDN adalah sebagai berikut: Manggala Corps Praja Angkatan I STPDN sampai dengan angkatan IV STPDN Organisasi ini bernama MANGGALA CORPS PRAJA, yang pimpinannya adalah Manggala Pati dengan tanda jabatan talikur berwarna merah, nama Manggala Corps ini hanya sampai pada angkatan IV saja, karena pada angkatan V organisasi internal Praja ini berubah nama menjadi WAHANA BINA PRAJA. Wahana Bina Praja Angkatan IV STPDN sampai dengan angkatan XVI STPDN Wahana Bina Praja ini pimpinannya bernama Gubernur Praja dengan tanda jabatan talikur berwarna biru lis kuning nestel dua, dari Wahana Bina Praja inilah mulai di bentuk berbagai instansi dan UKP yang di ang