Rabu, 19 Oktober 2022
08.26
WIB
Ada
banyak hal menarik yang terjadi dalam menyongsong tahun politik di Indonesia.
Selain manuver dari para aktor politik dan juga derasnya pemberitaan dari
berbagai media masa. Satu hal yang seharusnya juga menyita perhatian adalah
tulisan/artikel dari para ahli yang mencoba melakukan analisis terhadap segala
kegiatan politik yang terjadi saat ini.
Salah
satunya adalah tulisan Yanuar Nugroho tentang Kriteria Pemimpin Kita (Kompas,
19/10/2022). Melalui tulisan itu, Yanuar Nugroho berupaya untuk kembali
mengingatkan seluruh aktor politik agar memberikan edukasi bagi masyarakat
dengan memberikan tontonan dan aksi diskusi ilmiah tentang pemikiran, konsep,
dan agenda kerja yang mereka tawarkan.
Melalui
tulisannya, Yanuar Nugroho memberikan sebuah konsep kepemimpinan konsekuensial.
Kepemimpinan konsekuensial bermakna tampil efektif sebagai pemimpin dan pekerja
dalam tim, brilian sekaligus wajar-manusiawi, tajam secara analitik sekaligus
utuh secara holistik.
Berdasarkan
kerangka pemikiran itu, maka gagasan selanjutnya yang perlu untuk digaungkan
adalah mendorong setiap calon Presiden dan Wakil Presiden yang nanti akan maju
dalam PEMILU 2024 untuk mulai berbicara konkret tentang pemikiran, konsep, dan
agenda kerja yang akan mereka lakukan apabila terpilih menjadi Presiden dan
Wakil Presiden Republik Indonesia 2024-2029.
Berbicara
konkret tentang pemikiran, konsep, dan agenda kerja bermakna bahwa setiap calon
pemimpin jangan lagi sibuk untuk membuat kalimat indah sebentuk visi-misi atau
sekadar membentuk akronim menjelaskan program kerjanya.
Lebih
dari itu, setiap calon pemimpin harus bisa langsung menjabarkan secara detail
tentang step by step dari pemikiran, konsep, dan agenda kerjanya.
Masyarakat
Indonesia dan juga setiap aktor politik yang ada, khususnya mereka yang
nantinya dicalonkan menjadi Presiden dan Wakil Presiden, harus berani melihat
struktur APBN sebagai sebuah modal untuk mereka gunakan secara optimal
mewujudkan amanat konstitusi. Tanpa menghilangkan paradigma utama sebuah
organisasi publik, semua aktor politik harus mulai berani menjadikan APBN
sebagai sebuah industri.
Berdasarkan
KBBI, industri berarti kegiatan memproses atau mengolah barang dengan
menggunakan sarana dan peralatan. Berlandaskan semangat itu, APBN sebagai
sebuah industri, harus digunakan untuk mencapai tujuan utama dalam berbangsa
dan bernegara, yaitu mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Sebagaimana
telah dijelaskan di atas, sebagai sebuah negara, sebagai sebuah organisai
sektor publik, paradigma yang dibangun tetap berorientasi pada kepentingan
publik, bukan berorientasi pada profit. Sehingga asas inklusifitas,
berkeadilan, dan berusaha memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, harus tetap
diutamakan. Dan hal itu sama sekali tidak bertentangan dengan ide untuk
menjadikan APBN sebagai sebuah industri.
Ide
yang akan diterapkan dalam kasus ini adalah ide untuk menciptakan sebuah gagasan
yang inovatif namun realistis. Sebagaimana dunia hiburan, sebuah industri dunia
hiburan, berusaha untuk menciptakan nilai lebih dari modal yang dimiliki.
Oleh
karena itu, masing-masing calon Presiden dan Wakil Presiden harus langsung to
the point menjelaskan bahwa misalnya dengan jumlah uang sebanyak 2.443,6 T
(asumsi pendapatan negara dalam APBN 2023) akan mereka gunakan seperti apa. Apa
idenya dan bagaimana mengimplementasikan ide itu dalam bentuk agenda kerja,
berapa banyak Kementerian/Lembaga yang akan dibentuk sebagai mesin pelaksana
agenda kerjanya, dan berbagai macam ide turunan lainnya.
Dengan
cara dan pola kerja seperti itu, maka rakyat juga akan diajak untuk berpikir
kritis dan realistis. Mereka bisa langsung menilai apakah si calon Presiden dan
Wakil Presiden ini memang mempunya janji yang masuk akal untuk dicapai atau
hanya sekadar memberi angin surga agar terpilih berkuasa.
Hal
itu akan menahan setiap pihak untuk melakukan polarisasi kampanye melalui
sarana politik identitas atau acara tebar pesona yang tidak bermakna. Semoga.
Komentar
Posting Komentar