Langsung ke konten utama

Menutup Aurat



sumber gambar : tausyah.wordpress.com

Sejauh yang saya tau, hingga detik ini, saat saya menulis tulisan ini, muslim itu wajib untuk menutup auratnya ( baca : AURAT ) dan sejauh yang saya tau juga, aurat lelaki dan wanita muslim itu berbeda. Lelaki memiliki aurat yang harus ditutup yaitu dari pusar hingga lutut sementara wanita auratnya adalah seluruh tubuhnya, kecuali muka dan telapak tangan. Jadi, dengan pemahaman seperti itu, meyakinkan saya bahwa memakai jilbab/kerudung bagi wanita muslim itu bukan-lah sebuah pilihan tapi merupakan sebuah kewajiban tapi dewasa ini, entah mengapa dan entah ada apa, apa mungkin karena propaganda barat atau mungkin memang kurangnya pemahaman muslim itu sendiri, memakai kerudung/jilbab bagi seorang wanita muslim yang telah balig/dewasa seakan-akan atau bahkan memang berubah menjadi sebuah pilihan hidup, diidentikan dengan sebuah budaya suatu kaum belaka, atau hanya mereka gunakan pada saat tertentu saja dan mereka menggunakannya saat mereka merasa telah siap, aneh ‘kan?

Dan atas keanehan itu-lah saya mencoba untuk mengeluarkan segala argumen yang saya miliki, walaupun lagi-lagi dengan keterbatasan ilmu yang saya punyai tapi hal itu tidak akan pernah menyurutkan saya untuk selalu melaksanakan kewajiban saya sebagai seorang manusia, terlebih sebagai seorang muslim untuk selalu menyampaikan yang hak itu benar dan yang bathil itu salah, walaupun hanya sedikit yang saya ketahui, tapi sungguh tak ada batasan ilmu bagi kita untuk saling menasihati dalam hal kebenaran, sepanjang kita “tau” tentang hal yang akan kita bicarakan itu karena siapa tau dengan kita menegur, menasihati dan saling mengingatkan satu sama lainnya, maka akan terjadi sebuah diskusi diatara kita, antara si penegur dan yang ditegur dan dengan diskusi tersebut-lah akan terjadi tukar menukar pendapat serta argumen sehingga jelas bertambah-lah ilmu dan khazanah pemikiran otak kita, ya…intinya adalah selalu berkhusnudzan dengan segala apa yang terjadi, yang telah terjadi dan akan terjadi dalam hidup ini. Karena hanya dengan khusnudzan/berpikiran positif maka segala sesuatunya mampu untuk kita renungi dan ambil hikmahnya. Intinya orang yang menegur itu tidak selalu berarti dia “lebih” dari orang yang ditegur, dan begitu pun saya dalam hal ini, saya tidak sekali-kali merasa lebih dalam urusan agama, saya belum hapal Al-Quran, bahkan Juz 30 yang berisi surat-surat pendek pun belum mampu saya hapal semuanya dan apalagi hapal hadits, saya belum menjadi orang yang seperti itu. Tapi jangan juga anda salah mengartikan, bahwa saya ini bangga dengan ketidakhapalan saya, tidak sama sekali. Saya menuliskan fakta itu hanya untuk menunjukan bahwa saya juga masih merupakan seseorang yang belajar dan perlu untuk mendapatkan masukan, bukan seorang pemuka agama dan juga agar anda tidak salah paham terhadap siapa saya sebenaranya, agar anda tidak berekspektasi lebih terhadap saya.
I’M JUST AN ORDINARY MAN WHO TRY TO BE A GOOD MOESLIM AND HUMAN.
Woow, I’m sorry, dudes, looks I’m too far away from the main topic that I would like to share to u guys, my bad! Hehehe….


Okay, fasten your sitbelt, and here we go …

Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memeliara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakan perhiasannya, kecuali yang (biasa) tampak darinya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum negerti tentang aurat wanita.”
( QS. An-Nur ayat 31 )


“Ada dua golongan di antara para penghuni neraka yang tidak pernah kulihat keduanya. Yaitu suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, yang dengan cambuk itu mereka memukul orang-orang dan wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, yang menarik perhatian orang dan berjalan dengan berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta. Mereka tidak akan masuk surge dan tidak akan mencium aromanya. Padahal aroma surge itu bisa tercium sejauh perjalanan segini dan segini.”
( HR. Imam Muslim )


Saya tidak mengerti dan belum bisa untuk memahami, kenapa menutup aurat, khususnya bagi kaum wanita muslim/muslimah masih mereka anggap sebagai sebuah pilihan hidup atau sebuah pilihan yang bisa mereka tentukan kapanpun mereka siap. Padahal sudah secara jelas dan nyata bahwa memakai/menutup aurat itu wajib bagi setiap muslim yang telah dewasa atau balig. Saya memilih untuk menggunakan istilah "menutup aurat” karena istilah tersebut saya pikir lebih mampu untuk menunjukan makna yang saya ingin sampaikan daripada menggunakan istilah Jilbab atau Kerudung, yang terkadang masih banyak orang yang mendefinisikan kedua istilah itu dengan definisi yang berbeda atau bahkan ada logika berpikir yang setelah saya pikir-pikir masuk akal juga, bahwa memakai kerudung atau jilbab itu tidak selamanya menutup aurat itu sendiri. So, apapun caranya dan apapun namanya, yang terpenting bagi setiap muslim, muslimah khususnya adalah untuk menutup aurat mereka masing-masing.

Saya pikir dengan dasar hukum yang telah sangat jelas tersebut, yaitu Al-Qur’an, yang tak perlu kita pertentangkan lagi kebenarannya, maka tidak ada satu pun argumen penolakan untuk kita melawan kenyataan bahwa menutup aurat itu adalah wajib hukumnya, tidak untuk dipilih apalagi ditinggalkan. Berbeda halnya apabila dengan Hadits, yang masih bisa untuk kita perdebatkan berkaitan dengan kualitas hadits tersebut, apakah Shahih atau Dhaif. ( baca : Berawal dari Nisfu Syaban )
Sehingga menjadi sangat tidak masuk akal bagi saya ketika banyak wanita yang tidak mau untuk menutup auratnya dengan berbagai alasan yang dia kemukakan dan bahkan menjadi sangat aneh bagi saya adalah ketika ada wanita yang menutup aurat di satu waktu tapi kemudian di satu waktu yang lain membuka dan mempertontankan auratnya itu.
Pada zaman ini, zaman globalisasi, zaman komunikasi atau terserah anda mau menyebut apa pun terhadap zaman yang sedang kita lalui ini, banyak kaum hawa yang lebih takut terhadap sanksi manusia atau hukum yang dibuat oleh sesama manusia atau dengan kata lainnya banyak diantara kita, wanita khususnya, yang lebih taat terhadap perintah dari sesama manusia daripada perintah dari Allah Swt., Tuhan Yang Mahakuasa, yang menciptakan kita semua dan bahhkan meremehkan sanksi serta hukuman yang Dia ancamkan kepada kita. Hal itu bisa saya liat secara langsung dan nyata dengan mata kepala serta jiwa raga saya sendiri, ketika saya duduk di bangku SMA, di SMA saya, setiap ada pelajaran Agama dan hari Jumat, maka setiap muslimah diwajibkan untuk menutup auratnya, dan hal itu memang benar dilakukan oleh setiap muslimah yang ada di SMA saya tapi sungguh ironis di luar dua waktu tersebut, mayoritas wanita di SMA saya menanggalkan dan memperlihatkan auratnya itu. Contoh lainnya adalah di perusahaan atau di setiap instansi baik itu pemerintah maupun swasta, banyak kini yang mewajibkan setiap karyawatinya untuk menutup auratnya dan hal itu memang mereka lakukan dengan sangat baik, tapi lagi-lagi menutup aurat bagi mereka hanya dilakukan saat mereka pergi bekerja. Sudah sangat jelas bahwa hal itu membuktikan wanita sekarang ini lebih takut terhadap hukuman yanag di buat oleh manusia daripada Hukum yang diciptakan oleh Penciptanya sendiri, mereka menganggap bahwa hukuman di dunia itu lebih nyata daripada hukuman Allah yang mereka pikir semu karena belum langsung mereka rasakan, padahal sungguh kehidupan dunia itu hanya sementara dan akhirat itu selama-lamanya. Sungguh sebuah fenomena yang mengiris hati dan sangat miris, sangat ironi.

Fenomena lain yang hampir serupa adalah ketika wanita sudah dengan anggun menutup auratnya, tapi di waktu lain wanita itu tetap dengan bangga menunjukan dirinya dengan tidak menutup auratnya kepada setiap orang yang bukan mahramnya dalam bentuk foto, video ataupun hal lainnya, atau pada moment-moment tertentu yang sebenarnya tidak dibenarkan secara agama.
Ya, secara garis besarnya adalah fenomena saat ini yang terjadi di kehiupan kita sehari-hari, yang tak bisa untuk kita pungkiri, masih banyak kaum wanita yang belum mampu untuk mematuhi perintah menutup aurat, adapun bila mereka menutup aurat hal itu hanya mereka lakukan karena terpaksa, karena aturan dunia, karena untuk alasan gaya, karena sedang trend ( pada saat Bulan Ramdhan, dsb ), karena takut kulit mnejadi hitam dan segala alasan dunia yang ada, sedangkan di waktu yang lain, di suatu moment yang lain, mereka dengan bangga dan tanpa malu menampakan aurat yang mereka miliki, di luar waktu yang telah ditetapkan oleh agama.

Hal lain, yang juga menjadi perhatian saya adalah ada suatu pemikiran yang terbentuk di kalangan masyarakat luas, bahwa setiap wanita yang menutup auratnya maka wanita tersebut merupakan wanita baik dan sholehah. Menutup aurat di kalanagan wanita diidentikan dengan suatu image wanita Islami dan wanita yang sudah bertaubat, sehingga ketika ada wanita yang mmengikuti persidangan mendadak menutup auratnya, ketika memasuki Bulan Ramadhan mereka berlomba-leomba untuk sebagus mungkin menutup auratnya, dan begitu seterusnya. Hal itu merupakan sebuah pemikiran yang keliru, walaupun tidak sepenuhnya salah, karena tidak setiap wanita yang menutup auratnya itu adalah sholehah dan tidak semua wanita yang tidak menutup auratnya itu seorang pendosa, kita tidak bisa untuk men-generalisasi seperti itu atau langsung berpikiran seperti itu, karena berkaitan dengan sikap maka hal itu kembali kepeda kepribadiannya masing—masing dan hanya bisa kita nilai dari tingkah laku setiap masnuisa setiap waktunya, tidak dengan tampilan fisik yang kita lihat.
Karena menutup aurat itu adalah perintah Allah Swt., jadi wajib untuk kita lakukan, tidak hanya diwajibkan untuk orang baik saja atau tidak juga hanya menjadi wajib hanya ketika kita telah baik saja. ( baca : Perlukah Tuhan Dibela ? )
Tapi kita boleh saja menggunakan logika berpikir seperti ini dalam menilai seorang wanita, tentu wanita yang telah taat patuh terhadap perintah Allah Swt. Untuk menutup auratnya jauh lebih baik dan sholehah dibandingkan dengan wanita yang belum menutup auratnya atau hanya menutup auratnya pada suatu waktu saja karena terpaksa, ya..apabila kita menilainya hanya dari ukuran ketaatannya kepada perintah Allah Swt. Maka jelas wanita yang menutup auratnya jauh lebih baik daripada yang tidak, tapi itu tidak bisa kita terapkan untuk keselurahan sikap dari wanita tersebut.

Jadi, setelah cukup panjang lebar saya berkata-kata, saya akan mencoba menyimpulkan beberapa hal atau intisari dari tulisan saya ini :
1. Saya tidak ingin berdebat dengan adanya sebagian orang yang membedakan istilah Jilbab dan Kerudung, bagi saya kedua istilah itu sama saja, tapi untuk menghindari perdebatan itu, maka dalam tulisan ini saya memutuskan untuk menggunakan istilah yang umum yaitu Menutup Aurat, terserah dengan apapun namanya, yang terpenting adalah menutup aurat.
2. Menutup aurat itu wajib bagi setipa muslim, lelaki dan wanita dewasa.
3. Fenomena di zaman sekarang, kaum hawa hanya menutup auratnya dalam satu waktu tapi di waktu yang lain yang sebenarnya tidak dibenarkan oleh agama, banyak wanita yang tidak menutup auratnya.
4. Menutup aurat, dalam hal ini secara sangat spesifiknya memakai jilbab/kerudung, bukan merupakan suatu tanda bahwa sikap dan tingkah laku seorang wanita itu baik sepenuhnya.

Dan pada akhir tulisan ini, saya sangat memohon kepada setiap muslimah untuk lebih mengerti lagi tentang permasalahan aurat ini, sungguh menutup aurat bagi wanita itu tidak sedikit pun mengurangi kecantikan yang mereka miliki tapi justru menambah kecantikan itu dan lebih mampu untuk menjaga kehormatan mereka sebagai seorang wanita.

NB :
Tulisan ini teruntuk makhluk terindah di bumi ini, WANITA…
Ditulis oleh pengagum keindahanmu, ADIMA…
didasari oleh sebentuk rasa, KECEWA...
karena sikap dan tingkah laku kalian di alam, DUNIA...
padahal sungguh kita ini tinggal tidak lama, SEMENTARA...
dan akhirat itu kekal sungguh, SELAMANYA...
jadi kenapa kita harus melawan perintah-Nya, AGAMA...

Komentar

  1. Perlu juga dijelaskan aurat di depan sesama muslimah. Soalnya banyak teman2 yang ke-pede-an pake hotpants di kos dan setahu saya itu nggak boleh.

    BalasHapus
  2. sip2, mksh buat masukannya.
    salam kenal ya?
    ini Millati Indah yang mana ya

    BalasHapus
  3. sip2, mksh buat masukannya.
    salam kenal ya?
    ini Millati Indah yang mana ya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadalana uliy ba’sin syadid

Selasa, 22 Juli 2014 22.00 WIB Saya akan menampilkan atau mem- posting tulisan dari Bapak Usep Romli , Pengasuh Pesantren Budaya "Raksa Sarakan" Garut. Tulisan ini merupakan tulisan di kolom Opini , harian Republika yang diterbitkan pada hari Selasa, 22 Juli 2014. Beliau menulis tentang (satu-satunya) cara untuk bisa mengalahkan zionis Israel. sehingga tulisannya pun diberi judul, Mengalahkan Zionis Israel . Berikut ini tulisannya saya tampilkan penuh tanpa ada sedikit pun saya kurangi atau tambahkan. "Mengalahkan Zionis Israel" Hari-hari ini, bangsa Palestina di Jalur Gaza sedang dibombardir pasukan Zionis-Israel. Nyaris tak ada perlawanan sama sekali, karena Palestina tak punya tentara. Hanya ada beberapa kelompok sipil bersenjata yang berusaha bertahan seadanya. Negara-negara Arab yang tergabung dalam Liga Arab tak berdaya. Begitu pula negara-negara berpenduduk mayoritas Islam yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI), tak da

Hercules dan Moral

The Legend of Hercules Minggu, 9 Februari 2014 10.10 WIB Cukup lama saya tidak menonton sebuah film di bisokop. Untuk sebagian orang, hal ini merupakan sebuah pemborosan karena kondisi yang ada di Indonesia memungkinkan kita untuk bisa menonton sebuah film dengan harga yang jauh lebih murah.  Di Indonesia kita masih bisa untuk mendapatkan sebuah DVD dengan harga yang sangat murah, sekitar 6 (enam) ribu rupiah ( bajakan tentunya tapi dengan kualitas gambar yang cukup baik ), bandingkan dengan harga yang harus dikeluarkan apabila kita menonton sebuah film di bioskop, sekitar 25 ribu – 50 ribu rupiah tergantung bioskop yang kita pilih. Saya pun menyadari hal itu tapi saya tentu juga memiliki alasan. Terlepas dari alasan idealis yang sebenarnya juga masih saya miliki, alasan utama yang ingin saya kemukakan disini adalah bahwa menonton sebuah film di bioskop bagi saya adalah sebuah penyegaran, sebuah hobi untuk melepas penat dan mendapatkan lagi beberapa semangat. Ya, hobi. Mung

Wahana Wyata Praja IPDN

Sejarah Singkat Wahana Wyata Praja Wahana Wyata Praja adalah organisasi internal Praja IPDN yang pada dasarnya mempunyai tugas dan fungsi sama dari tahun ke tahun, namun namanya berubah sesuai situasi dan kondisi pada masa angkatan tersebut. Nama organisasi praja yang terbentuk sejak awal berdirinya STPDN hingga IPDN adalah sebagai berikut: Manggala Corps Praja Angkatan I STPDN sampai dengan angkatan IV STPDN Organisasi ini bernama MANGGALA CORPS PRAJA, yang pimpinannya adalah Manggala Pati dengan tanda jabatan talikur berwarna merah, nama Manggala Corps ini hanya sampai pada angkatan IV saja, karena pada angkatan V organisasi internal Praja ini berubah nama menjadi WAHANA BINA PRAJA. Wahana Bina Praja Angkatan IV STPDN sampai dengan angkatan XVI STPDN Wahana Bina Praja ini pimpinannya bernama Gubernur Praja dengan tanda jabatan talikur berwarna biru lis kuning nestel dua, dari Wahana Bina Praja inilah mulai di bentuk berbagai instansi dan UKP yang di ang