*catatan : sebaiknya dan sudah semestinya anda terlebih dahulu membaca Valentine's Day, sebelum akhirnya membaca Valentine's Day pt. II ini.
Enjoy!
Okay, hari ini ( kemarin tepatnya ), Selasa, tanggal 14, bulan Februari, tahun 2012, dan kalian tau ada apa pada hari ini? Maaf, bukan pada hari ini, maksud saya adalah pada tanggal 14 di bulan Februari, anda tau ada apa dengan tanggal itu? hmm….saya yakin dan percaya, kecil kemungkinan bagi anda semua, terutama anak muda atau remaja, yang tidak tau ada apa dengan tanggal tersebut karena pada tanggal 14 di bulan Februari adalah hari kasih sayang, hari valentine kita biasa menyebutnya.
Tapi akan berbeda kemudian jawabannya apabila saya kembali bertanya kepada anda semua mengenai apa sebenarnya sejarah yang menyertai di balik adanya hari valentine yang jatuh pada tanggal 14 di bulan Februari. Ya, saya yakin dan percaya, sedikit saja diantara anda semua, terutama anak muda atau remaja, yang tau dan mengerti sejarah di balik hari kasih sayang ini.
Sebenarnya semenjak saya duduk di bangku SMP, saya sudah sering diberitahu mengenai sejarah dari hari kasih sayang itu tapi kemudian semua hal itu justru membuat saya agak sedikit bingung, karena ternyata setelah saya teliti dan pelajari, dari saya SMP hingga SMA, semua sejarah itu ternyata berbeda dan banyak versi yang menyertainya. Hal itu sedikit banyaknya membuat saya susah untuk memahami secara benar dari sejarah hari kasih sayang itu. Berikut beberapa sejarah mengenai Hari Valentine :
tanbihul_ghafilin.tripod.com
dianribut.blogspot.com
ugiq.blogspot.com
Tidak menutup kemungkinan masih banyak lagi berbagai sejarah mengenai Hari Valentine, tapi saya pun lebih condong untuk mempercayai sejarah Hari Valentine yang langsung saya dengar dari teman saya, Teresa Irmina Nangameka. Kenapa saya lebih mempercayai keterangan dari teman saya itu? Alasannya sederhana saja, karena saudari Teresa adalah pemeluk agama Katolik sehingga untuk saat ini, saya berpendapat keterangan yang Teresa berikan itu lebih mampu untuk dipertaanggungjawabkan karena langsung dari sumber yang secara langsung merayakan acara itu. Dan ini-lah sejarah Hari Valentine menurut Teresa sebagai seorang yang beragama Katolik :
Teresa Irmina Nangameka
Lalu apa sebenarnya tujuan saya menulis hal ini? susah payah mengumpulkan beberapa data? Tujuan saya tidak lebih dan tidak kurang agar kita semua, terutama saya pribadi, belajar menjadi seseorang yang tidak mudah untuk terprovokasi, seseorang yang bertindak atau bereaksi setelah benar-benar memahami suatu permasalahan secara utuh, logis dan komprehensif. Tidak bertindak bodoh, reaktif, menggebu-gebu tapi kosong, tidak sedikit pun memahami masalahnya atau sekedar menyentuh permukaannya saja, atau Generasi Ompong seperti halnya yang dituliskan oleh Bambang Pamungkas dalam situs pribadinya. Ya, hal-hal tersebut hanya justru akan memecah belah, berpotensi mencipatakan konflik diantara kita semua.
“Dan janglah kamu megikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya”.
(Surah Al-Isra : 36)
(Surah Al-Isra : 36)
Dan atas dasar itu-lah saya ingin benar-benar memahami terlebih dahulu apa itu sejarah dari Hari Valentine, sebelum akhirnya saya menentukan sikap untuk nantinya bersikap sehari-harinya.
Satu hal yang pasti walaupun banyak versi mengenai sejarah Hari Valentine, satu hal yang mendasar dan paling utama adalah semua sejarah yang ada bukan berasal dari sejarah atau budaya Islam, semuanya murni atau kebanyakan berasal dari sejarah para pemeluk agama non-Islam sehingga sudah menjadi jelas, teramat terang, untuk menjunjung tinggi toleransi antar setiap umat beragama maka semua umat Islam tidak diperkenankan untuk ikut merayakan hari kasih sayang itu, karena baik secara syar’i ataupun kultural historis, perayaan hari Valentine bukan-lah warisan Islam. Tak ada alasan bagi kita untuk merayakan acara tersebut.
“Barang siapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum ( agama ) maka dia termasuk kaum (agama) itu”.
Hadis Rasulullah SAW.
Hadis Rasulullah SAW.
Karena sekali-kali konsep toleransi yang baik adalah bukan kita harus ikut bersama-sama merayakan setiap perayaan dari masing-masing agama yang ada, tapi toleransi yang baik itu adalah mampu untuk tidak mencampuri urusan ritual atau ibadah dari masing-masing agamanya, tapi tetap untuk bekerjasama secara baik dan optimal dalam urusan dunia. ( baca : Perlukah Membela Tuhan ? )
Dan sikap kedua yang muncul ketika saya telah memahami hal ini adalah saya pun ingin menghimbau kepada rekan-rekan saya, teman-teman saya yang merayakan acara ini, Hari Valentine ini, tentunya yang beragama non-Islam, untuk tetap merayakannya sesuai dengan porsi yang ada. Tidak! Saya tidak bermaksud mencampuri urusan agama teman-teman sekalian, saya hanya miris melihat perayaaan Hari Valentine yang selalu diidentikan dengan Free Sex dan hura-hura lainnya. Saya pikir dan percaya bukan itu hakikat dari perayaan Hari Valentine, iya kan? Itu hanya propaganda kaum barat yang berusaha untuk meruntuhkan moral setiap bangsa yang beradat Timur, yang mengedepankan sopan santun.
Kaum barat yang tidak bertanggung jawab berusaha untuk mengidentikan Hari Valentine itu dengan Free Sex dan sejuta hal negatif nan konsumtif lainnya, hanya untuk kepentingan komersil sekaligus merusak moral setiap manusia. Ya, oleh karena itu sekali lagi saya memohon dengan sangat kepada semua teman-teman saya yang merayakan Hari Valentine ( sekali lagi untuk non-Islam tentunya ) agar tetap bisa membatasi diri pada hal-hal yang sewajarnya dan tetap pada porsi yang ada.
Jangan sampai Hari Valentine itu justru menjadi sebuah hari pembenaran untuk kita melakukan maksiat dan hal-hal negatif lainnya.
Karena kasih sayang itu tidak bisa sehari untuk selamanya, tapi harus tetap terus dijaga agar tumbuh setiap saat.
Rasulullah SAW. bersabda :
“Tidak beriman salah seorang di antara kamu sehingga ia cinta kepada saudaranya seperti cintanya kepada diri sendiri”.
“Tidak beriman salah seorang di antara kamu sehingga ia cinta kepada saudaranya seperti cintanya kepada diri sendiri”.
nice share, sepertinya anak MAP nih. :)
BalasHapus@Accilong : izin kak, izin bertanya kakak purna praja angkatan berapa. terima kasih banyak sudah mau mengeunjungi blog saya tapi izin kak saya tidak masuk unit MAP.
BalasHapus