Langsung ke konten utama

Menganalisis Pemerintahan yang Sedang Berjalan

Tugas yang diberikan oleh dosen terasa semakin banyak, setidaknya setiap satu mata kuliah setiap dosennya telah memberikan minimal satu buah tugas yang harus kami kerjakan, dengan batas waktu kerja yang sangat beragam. Bisa dipahami memang, karena tugas-tugas itu menjadi sesuatu hal yang bisa disebut hal yang wajib. Karena merupakan salah satu faktor penilaian. Faktor-faktor penilaian yang berlaku di lembaga pendidikan ini adalah kehadiran, nilai UTS, nilai UAS dan yang terakhir tugas terstruktur. Dan memang bukan sesuatu hal yang bisa kita anggap remeh juga, karena nilai yang kita dapatkan dari hasil kerja sebuah tugas sangat mungkin untuk bisa mengatrol nilai kita nantinya apabila seandainya nilai kita kurang, khususnya hasil dari sebuah ujian.

Seperti yang telah saya singgung sebelumnya, saya pribadi lebih menyukai tugas-tugas yang bersifat analisis, yang lebih mengedepankan daya pikir dan kemampuan nalar kita untuk melihat dan kemudian membaca segala kejadian yang sedang terjadi. Dan itu lah gambaran umum dari tugas mata kuliah Sistem Pemerintahan Indonesia (SPI), yang diajarkan oleh dosen, bapak Dwi Haryono. Kita harus menganalisis sistem pemerintahan yang sedang berlangsung saat ini. Menentukan tema utamanya, kemudian mencari segala berita yang terkait dengan tema yang kita pilih itu, lalu kita analisis, dan kemudian kita tutup dengan sebuah kesimpulan serta saran.
Untuk tugas ini, tema yang saya pilih adalah tentang stabilitas pemerintahan kita yang sangat berpengaruh terhadapa wajah dari pemerintahan Indonesia kali ini. Saya tertarik untuk membahas itu, karena semakin hari kinerja pemerintahan SBY untuk masa periode yang kedua ini semakin banyak mendapatkan suatu sorotan, terutamanya sikap Presiden SBY yang semakin terlihat ragu-ragu dan serba lamban dalam mengambil setiap kebijakan atau untuk menyelesaikan setiap permasalahan yang ada. Ini menjadi semakin menarik, karena seharusnya secara teori, sistem pemerintahan presidensil yang kita anut, bisa memberikan suatu kestabilan dan ketentraman dalam kehidupan berpolitik dan kehidupan pemerintahan, tapi sekali lagi, tak semua yang terjadi bisa seindah dan sebaik teori yang telah dibuat oleh para ahli.

Jadi, selayaknya seorang pengamat pemerintahan, saya mencoba menuangkan segala teori yang telah saya pelajari, dibalut segala opini pribadi yang saya miliki untuk menganalisis permasalahan itu, sehingga pada akhirnya bisa memberikan suatu gambaran umum dan suatu rekomendasi untuk penyelesaian permasalahan tersebut. Dan satu hal lagi, yang sangat saya sukai dengan segala tugas yang berhubungan erat dengan pendapat pribadi adalah tidak akan ada pendapat yang mutlak benar dan pendapat yang mutlak salah.

Menganalisis Pemerintahan yang Sedang Berjalan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadalana uliy ba’sin syadid

Selasa, 22 Juli 2014 22.00 WIB Saya akan menampilkan atau mem- posting tulisan dari Bapak Usep Romli , Pengasuh Pesantren Budaya "Raksa Sarakan" Garut. Tulisan ini merupakan tulisan di kolom Opini , harian Republika yang diterbitkan pada hari Selasa, 22 Juli 2014. Beliau menulis tentang (satu-satunya) cara untuk bisa mengalahkan zionis Israel. sehingga tulisannya pun diberi judul, Mengalahkan Zionis Israel . Berikut ini tulisannya saya tampilkan penuh tanpa ada sedikit pun saya kurangi atau tambahkan. "Mengalahkan Zionis Israel" Hari-hari ini, bangsa Palestina di Jalur Gaza sedang dibombardir pasukan Zionis-Israel. Nyaris tak ada perlawanan sama sekali, karena Palestina tak punya tentara. Hanya ada beberapa kelompok sipil bersenjata yang berusaha bertahan seadanya. Negara-negara Arab yang tergabung dalam Liga Arab tak berdaya. Begitu pula negara-negara berpenduduk mayoritas Islam yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI), tak da...

D-IV atau S1 ?

Suatu malam pada hari Sabtu , tanggal 14, bulan Januari , tahun 2012, berlatar tempatkan teras masjid Al-Ilmi IPDN Kampus Kalimantan Barat, terjadi satu percakapan ringan sangat sederhana tapi kemudian mampu untuk membuat otak ini menjadi rumit karena terus memikirkan substansi dari apa yang diperbincangkan itu, terlalu rumit sehingga saya pikir perlu untuk dituangkan dalam sebuah narasi penuh kata, tidak berpetuah dan tidak juga indah. Tapi cukup-lah untuk sekedar berbagi ide dan informasi yang pastinya tidak sesat. Dan ini-lah percakapan singkat itu : HP ( inisial teman saya ) : “Dim, kamu lebih milih mana, S.IP atau S.STP ?” Saya : “mmm….pengennya sih S.IP” HP : “Kenapa, Dim? Kata orang kan kalo S.STP tuh lebih baik buat karir dan kata orang juga S.IP tuh lebih condong buat jadi dosen.” Saya : “Wah gak tau sih kalo masalah yang kayak gitunya, tapi saya ingin S.IP karena yang saya tau S.IP itu lebih mudah untuk nantinya kita mau nerusin ke S2, nah kalo S.STP itu gak semua unive...

Hercules dan Moral

The Legend of Hercules Minggu, 9 Februari 2014 10.10 WIB Cukup lama saya tidak menonton sebuah film di bisokop. Untuk sebagian orang, hal ini merupakan sebuah pemborosan karena kondisi yang ada di Indonesia memungkinkan kita untuk bisa menonton sebuah film dengan harga yang jauh lebih murah.  Di Indonesia kita masih bisa untuk mendapatkan sebuah DVD dengan harga yang sangat murah, sekitar 6 (enam) ribu rupiah ( bajakan tentunya tapi dengan kualitas gambar yang cukup baik ), bandingkan dengan harga yang harus dikeluarkan apabila kita menonton sebuah film di bioskop, sekitar 25 ribu – 50 ribu rupiah tergantung bioskop yang kita pilih. Saya pun menyadari hal itu tapi saya tentu juga memiliki alasan. Terlepas dari alasan idealis yang sebenarnya juga masih saya miliki, alasan utama yang ingin saya kemukakan disini adalah bahwa menonton sebuah film di bioskop bagi saya adalah sebuah penyegaran, sebuah hobi untuk melepas penat dan mendapatkan lagi beberapa semangat. Ya, hobi. ...