Langsung ke konten utama

MILESTONE



Milestone : batu tanda tiap-tiap mil ; kiasan ; penanda mencapai tahap diidentifikasi dalam tugas apapun ; peristiwa penting dalam hidup Anda (atau proyek).

From nothing to something,
from one to one hundred,
from a big pile of shit to a sack of advise.
I told u a story,
i told u my problems,
i told u how i live this damn life,
i told u how u should live ur f***** life.
Yeah, that’s my blog,
my damn world,
my life,
and someone else’s life that i writte down with my point of view!

Akhirnya setelah kurang lebih dua tahun menjadi seorang blogger, walaupun hanya seorang blogger yang sederhana dan minimalis cenderung gaptek, karena secara tampilan hampir tak ada perubahan positif yang signifikan, masih sangat sederhana, tapi itu tidak menyurutkan penulis (saya sendiri) untuk terus berkarya, terus berkicau mengenai apapun yang ada dalam pikiran dan kemudian penulis ungkapkan dalam sebentuk uraian kata-kata yang membentuk suatu paragraf cerita, resensi, diari, berita, ataupun puisi. Dan walaupun tak banyak follower yang penulis punya, bahkan follower yang ada pun hampir semuanya mem-follow blog ini karena penulis paksa, bukan karena inisiaif mereka sendiri. Dan walaupun hanya sedikit yang mau membaca hasil tulisan penulis, cenderung tidak ada. Dan walaupun blog ini hampir tidak terindeks oleh search engine manapun, dan kalaupun ada anda harus membuka hingga ke halaman terkahir hingga akhirnya anda akan sampai ke alamat blog ini. Walaupun dengan segala kekurangan dan kelemahan itu, penulis mampu untuk mencapai milestone artikel yang ke-100. Dimulai dengan 2 Sisi Kehidupan yang penulis posting pertama kali di Blog tercinta ini pada tanggal 27, bulan September, tahun 2009 hingga akhirnya sampai pada Balada Shaf Depan yang diposting pada tanggal 8, bulan Juli, tahun 2011, menjadi tulisan yang ke-100 yang secara resmi penulis posting di Blog ini. Yeah!!

So, this is the article that i dedicated special for myself, for celebrating my milestone!! Hip hip hooray!! Hahahahaha.... mungkin ini terkesan norak, atau lebay atau apalah. Tapi, saya pikir ini merupakan suatu hal yang lumrah dan wajar untuk saya rayakan, karena walaupun untuk sebagaian orang, orang-orang ahli di luar sana, ini bukan merupakan suatu pencapaian yang fantastis, tapi bagi saya pribadi ini adalah sesuatu hal yang fantastis. Karena ini, blog ini, adalah murni berisi tulisan saya pribadi, hasil pemikiran dan pengembangan otak sendiri ( catatan : ada beberapa artikel hasil karya orang lain yang penulis posting di blog ini, tapi jumlahnya hanya beberapa dan tidak signifikan). Jadi, jumlah 100 merupakan suatu pencapaian yang harus saya tandai, saya rayakan dalam sebentuk tulisan, dan bahkan sebuah logo. Ya, jauh-jauh hari saya sudah merencanakan untuk membentuk/membuat sebuah logo, untuk memperingati mengenai hal ini, beruntung bagi saya karena berteman dengan seorang Hajid Arif Hidayat yang mahir dalam menggunakan Adobe Photoshop, sehingga realisasi dari rencana ini tidak begitu sulit untuk dilakukan. Thanks for ur help, thanks for this beautiful emblem, mas!! Good f****** job, dude!! Hahahahaha......



Sebenarnya rencana awal yang sudah saya persiapkan adalah artikel Milestone ini akan menjadi artikel atau tulisan yang ke-100. Tapi ternyata situasi dan kondisi yang ada di luar perkiraan awal saya. Artikel atau tulisan ke-99, baru berhasil saya buat pada akhir bulan Juni. Dan ketika itu konsentrasi dan fokus saya sudah terpusat pada ujian akhir semester yang akan diselenggarakan pada awal bulan Juli. Sehingga saya tidak memiliki waktu luang untuk duduk manis di depan laptop dan menulis sebuah artikel atau tulisan bertemakan tentang Milestone. Apalagi ujian di bangku kuliah khususnya di IPDN dengan fokus disiplin ilmunya adalah ilmu sosial, yang secara sederhanaya tidak akan ada jawaban yang mutlak benar dan mutlak salah. Sehingga kata-kata yang saya punya di otak seperti habis terkuras untuk saya tumpahkan di atas kertas jawaban untuk menjawab dari setiap pertanyaan essay yang telah dosen buat. Karena selain kualitas, jawaban kita pun dituntuk untuk berkuantitas. Alhasil untuk mengisi kekosongan blog saya, saya pun mem-posting tulisan-tulisan saya yang lain, berbentuk sebuah puisi, karena tulisan jenis puisi yang saya buat, merupakan tulisan yang situasional dan kondisional, tulisan yang tak bisa dipaksakan, tulisan yang mengalir apa adannya, apapun jenis situasinya bila hati dan pikiran saya mulai merasa ingin untuk berpuisi maka berpuisi lah saya dan oleh karena itu, saya selalu menulis dan menyimpan setiap ide, setiap kata-kata yang mengalir apa adanya di laptop, atau di program notes pada hape nokia yang saya miliki, mengantisipasi hilangnya setiap ide itu dan untuk kemudian saya posting setelah melalui serangakian proses editing.

Pertama kalinya saya mulai memahami atau lebih tepatnya, mencoba untuk memahami apa itu blog ketika saya mendapatkan sebuah kaos dari paman saya, yang bertuliskan/bermotifkan pengertian dari Blog. Disitu saya mulai bertanya-tanya apa itu Blog, dan jawaban yang sederhana tapi cukup berkenan dalam hati saya, keluar dari mulut kakak saya, dia berujar bahwa blog itu adalah buku catatan kita yang ada di dunia maya, di dalam blog kita bisa menulis apapun dan bahkan menyimpan foto serta video. Secara sederhana jawaban itu langsung mempengaruhi saya, saya mulai tertarik untuk membuat sebuah blog. Karena secara kebetulan pada waktu itu, saya sedang gemar untuk menulis, lebih seringnya menuliskan segala ungkapan emosi berbentuk puisi. Masa-masa yang pada saat itu saya rasakan sebagai masa-masa yang mencoba untuk menampilkan segala eksistensi diri untuk sekedar sebagai bahan gaya atau gengsi. Sehingga saya pikir, blog adalah tempat yang paling tepat untuk menjadi bahan aktualisasi itu. Bak gayung bersambut, untuk bisa mendaftar di alamat Blogspot, kita memerlukan akun gmail terlebih dahulu, dan itu bukan merupakan sebuah ganjalan besar, karena saya telah mempunyai akun gmail sebagai suatu syarat untuk mengikuti pelajaran TIK pada waktu itu. Jadi, sungguh suatu rentetan yang bersahabat. :)
Blogspot tidak serta merta saya pilih begitu saja, tapi itu pun dengan sebuah pemikiran yang memang tidak terlalu matang, tapi cukuplah untuk sekedar memilih alamat blog apa yang akan saya pakai. Pilihan itu hanya ada antara Blogspot dan Wordpress. Blogspot saya pilih karena ada sebuah situs yang saya baca secara tidak sengaja, yang mengungkapkan kelemahan dan kelebihan dari kedua alamat blog itu. Dan secara jujur, saya pun telah lupa apa yang menjadi kelebihan Blogspot sehingga saya memilih Blogspot daripada Wordpress. Hehehe...
Dan pada tanggal 27, bulan September, tahun 2009, sore hari kalau saya tidak salah, saya mulai membuat akun Blogspot, tidak memakan waktu lama, dan seketika saja saya sudah mempunyai sebuah alamat Blog. Hal yang pertama saya lakukan adalah mem-posting tulisan-tulisan yang telah saya buat, dan tulisan pertama yang saya pilih untuk posting pertama kali adalah sebuah puisi berjudul 2 Sisi Kehidupan, tak ada alasan khusus untuk itu, hanya merupakan sebuah pilihan secara acak. Untuk beberapa hari saya hanya sibuk untuk memilih tulisan-tulisan mana yang sekiranya pas untuk saya posting di dalam blog saya ini. The Resistance dan Plagiat adalah artikel atau tulisan non-puisi yang pertama kali saya buat. Itu pun tonggak awal artikel/tulisan yang memposisikan saya sebgai seorang yang sok, yang serba benar, berlagak jadi seorang komentator, seorang kritikus. Di situlah ide sebenarnya saya membuat blog mulai secara lambat laun keluar, tidak melulu mengkisahkan kehidupan saya pribadi. Hingga pada perkembangannya saya membagi tulisan saya ke dalam empat kategori utama, yaitu Poetic Tragedy (berisikan puisi), Musik (tulisan berkenaan dengan musik), Sports (mengenai segala olahraga awalnya hanya terfokus pada Sepak Bola saja), dan Life (segala hal diluar tiga kategori tadi)

Saya mulai tertarik untuk menulis ketika saya masuk dan duduk di bangku SMA, tapi tulisan yang saya buat pada waktu itu masih bersifat acak, tak ada bukti dokumentasinya. Baru ketika saya kelas XI atau kelas dua SMA, saya mulai mempunyai buku khusus tempat saya menulis, buku harian adalah ide awalnya. Itu lah seperti yang telah saya kemukakan, merupakan dorongan lebih bagi saya untuk membuat sebuah blog. Karena dari ide awal hanya ingin membuat sebuah buku harian, yang menuliskan segala kejadian dalam hidup saya, saya pun mulai ingin untuk “mempengaruhi” orang lain di sekitar agar bertindak sesuai dengan kehendak atau harapan saya, karena saya merasa segala hal harapan dan kehenak saya itu benar ( ego remaja ).
Ide-ide awal yang sempit itu kini telah berubah menjadi agak luas dan mungkin sedikit bijak. Menulis kini telah menjadi salah satu hobi saya, di samping karena tuntutan sebagai seorang akademisi, yang memang secara nyata tugas utamanya adalah membaca dan menulis. Tapi, terlepas dari itu, menulis pun mampu untuk melepaskan segala emosi dalam diri, pelepas segala penat dalam hati. Menulis adalah salah cara yang paling efektif bagi saya untuk mengekspresikan diri ini. Kini tujuan dari kenapa saya menulis adalah untuk mencurahkan segala emosi yang saya punya dalam hati dan menumpahkan segala unek-unek yang mengganjal dalam otak. Sehingga tema dalam tulisan yang saya buat tidak melulu mengenai kehidupan yang saya alami, tapi secara luas saya mencoba untuk menuliskan segala apapun itu yang sekiranya mau saya tuliskan dalam bentuk sebuah narasi, argumentasi, ataupun puisi.

Hasrat untuk menulis pun semakin meninggi ketika saya membaca buku hasil karya Bambang Pamungkas, seorang pesepak bola yang memiliki hobi untuk menulis, berjudul BEPE20 : Ketika Jemariku Menari. Itu merupakan sebuah buku kumpulan artikel-artikel yang telah dia buat dan dia posting di situs pribadinya, bampangpamungkas20.com. Buku itu sangat menggugah saya, semakin memacu saya untuk terus menulis, dan juga menjadi inspirasi saya dalam setiap tulisan saya kedepannya. ( Insya Allah saya akan menulis secara khusus mengenai buku itu dan bagaimana buku itu bisa sangat memacu semnagat menulis saya ) Dalam salah satu artikelnya, bepe berujar bahwa dia menulis agar setiap apa yang ada dalam isi otaknya bisa keluar secara lebih sistematis, lebih rapih dan lebih mudah dipahami serta meminimalisir segala kesalahpahaman persepsi. Dia juga menulis segala kejadian yang terjadi masa lampau untuk membangkitkan lagi semangatnya di masa kini. Hal-hal itu tidak berbeda jauh dengan semangat menulis yang saya junjung, walaupun dengan pengecualian pada menceritakan kejadian di masa lampau, karena saya agak susah dan cenderung pelupa dengan segala hal yang telah terjadi. Hehehe....

Harapan yang saya harap mampu untuk saya wujudkan adalah selain dari kuantitas tulisan yang saya buat yang pasti akan terus selalu bertambah, secara kualitas pun saya harap tulisan saya mampu utnuk menjadi lebih baik lagi, mampu utnuk memberikan dampak positif dan bermakna lebih dalam lagi. Sehingga setiap orang yang membacanya mendapatkan suatu feedback yang positif, tidak hanya sekedar membuang-buang waktu dan membuat lelah mata. Lebih dari itu, setiap mereka yang membaca setiap tulisan yang ada di blog ini bisa mendapatkan suatu hal yang positif walaupun hanya sedikit, tapi itu tetap jauh lebih baik daripada tidak sama sekali.

Untuk itu, saya pun harus tetap belajar, harus lebih rajin lagi untuk membaca buku, memperluas lagi ilmu yang saya miliki, banyak belajar dan mendengar dari-dari orang cerdas di luar sana. Karena hanya dengan cara itu lah, tulisan saya mampu untuk menjadi lebih baik lagi dan bahkan untuk saya pribadi pun akan menjadi seseorang yang lebih dan lebih baik lagi.

Saya juga tak akan pernah putus berharap dan berdoa serta berusaha agar blog ini semakin ramai dikunjungi orang, bukan untuk mendapatkan sebuah popularitas semata, tapi agar pesan di setiap tulisan yang saya buat bisa semakin jauh dan semakin luas orang terima. Oleh karena itu, saya ucapkan terima kasih yang tidak terhingga bagi setiap orang yang telah menyempatkan waktunya untuk datang dan membaca setiap tulisan di blog ini, maafkan bila ada hal-hal yang tidak berkenan di dalam setiap tu;isan yang telah saya buat dan terdapat kata-kata yang tak pantas. Untuk itu saya sangat mengharapkan segala masukan, kritikan, cacian atau mungkin pujian dari anda-anda semua. Karena tanpa masukan dan kritikan saya tak akan mungkin bisa memperbaiki diri, tanpa adanya cacian saya tak akan mungkin bisa bertambah kuat dan tanpa adanya suatu pujian mana mungkin saya akan mempunyai sebuah semangat. Sekali lagi terima kasih dan selamat menikmati perjalanan anda di blog ini, jangan sungkan-sungkan untuk membuka setiap tulisan yang ada di blog ini. :)

PEACE AND CHEERS, MY FRIENDS!!

Komentar

  1. mangstab gan, lanjutkan!
    ane cendol nih, + + +...

    BalasHapus
  2. hahahaha...dasar korban kaskus!!
    tapi maksih cendolnya gan, ane lagi haus nih jadi mangstab lah!
    hahahaha...

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. ckckckc....tara da gan,
    itu berita HOAX!!

    BalasHapus
  5. izin kang belum ada dari setiap tulisan yang akang buat yang tidak memberi manfaat terkhusus kepada diri saya sendiri, saya selalu menanti buah pikiran apa yang akan akang tuliskan pada media sosial yang akang miliki, beruntung ketika pada waktu itu akang mengirimkan mention ketika saya sedang berbalas tweet bersama teh ulfa sehingga saya dapat mengetahui hadirnya akang di socmed twitter

    BalasHapus
  6. @nur islami : sebelumnya terima kasih banyak neng. neng mnkn gak akan pernah tau bahwa komentar2 sprti yg neng tulis itu sangat berarti utk akg, dlm artian yg seluas2nya. tp lebih dri itu, akg akn jauh lbh sng, neng bisa juga memberikan kritikan. dan akg harap neng serius dgn neng yg tuliskan tdk hanya sekedar "terpaks" krn senioritas. Trima ksh bnyk ya neng. :)

    BalasHapus
  7. siap kang terima kasih kembali kang izin kang saya pastikan atas segala yang saya katakan termasuk pada komentar ini dan sebelumnya adalah suatu bentuk keseriusan kang tanpa paksaan atas apapun termasuk dalam hal senioritas kang izin kang

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadalana uliy ba’sin syadid

Selasa, 22 Juli 2014 22.00 WIB Saya akan menampilkan atau mem- posting tulisan dari Bapak Usep Romli , Pengasuh Pesantren Budaya "Raksa Sarakan" Garut. Tulisan ini merupakan tulisan di kolom Opini , harian Republika yang diterbitkan pada hari Selasa, 22 Juli 2014. Beliau menulis tentang (satu-satunya) cara untuk bisa mengalahkan zionis Israel. sehingga tulisannya pun diberi judul, Mengalahkan Zionis Israel . Berikut ini tulisannya saya tampilkan penuh tanpa ada sedikit pun saya kurangi atau tambahkan. "Mengalahkan Zionis Israel" Hari-hari ini, bangsa Palestina di Jalur Gaza sedang dibombardir pasukan Zionis-Israel. Nyaris tak ada perlawanan sama sekali, karena Palestina tak punya tentara. Hanya ada beberapa kelompok sipil bersenjata yang berusaha bertahan seadanya. Negara-negara Arab yang tergabung dalam Liga Arab tak berdaya. Begitu pula negara-negara berpenduduk mayoritas Islam yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI), tak da...

D-IV atau S1 ?

Suatu malam pada hari Sabtu , tanggal 14, bulan Januari , tahun 2012, berlatar tempatkan teras masjid Al-Ilmi IPDN Kampus Kalimantan Barat, terjadi satu percakapan ringan sangat sederhana tapi kemudian mampu untuk membuat otak ini menjadi rumit karena terus memikirkan substansi dari apa yang diperbincangkan itu, terlalu rumit sehingga saya pikir perlu untuk dituangkan dalam sebuah narasi penuh kata, tidak berpetuah dan tidak juga indah. Tapi cukup-lah untuk sekedar berbagi ide dan informasi yang pastinya tidak sesat. Dan ini-lah percakapan singkat itu : HP ( inisial teman saya ) : “Dim, kamu lebih milih mana, S.IP atau S.STP ?” Saya : “mmm….pengennya sih S.IP” HP : “Kenapa, Dim? Kata orang kan kalo S.STP tuh lebih baik buat karir dan kata orang juga S.IP tuh lebih condong buat jadi dosen.” Saya : “Wah gak tau sih kalo masalah yang kayak gitunya, tapi saya ingin S.IP karena yang saya tau S.IP itu lebih mudah untuk nantinya kita mau nerusin ke S2, nah kalo S.STP itu gak semua unive...

Hercules dan Moral

The Legend of Hercules Minggu, 9 Februari 2014 10.10 WIB Cukup lama saya tidak menonton sebuah film di bisokop. Untuk sebagian orang, hal ini merupakan sebuah pemborosan karena kondisi yang ada di Indonesia memungkinkan kita untuk bisa menonton sebuah film dengan harga yang jauh lebih murah.  Di Indonesia kita masih bisa untuk mendapatkan sebuah DVD dengan harga yang sangat murah, sekitar 6 (enam) ribu rupiah ( bajakan tentunya tapi dengan kualitas gambar yang cukup baik ), bandingkan dengan harga yang harus dikeluarkan apabila kita menonton sebuah film di bioskop, sekitar 25 ribu – 50 ribu rupiah tergantung bioskop yang kita pilih. Saya pun menyadari hal itu tapi saya tentu juga memiliki alasan. Terlepas dari alasan idealis yang sebenarnya juga masih saya miliki, alasan utama yang ingin saya kemukakan disini adalah bahwa menonton sebuah film di bioskop bagi saya adalah sebuah penyegaran, sebuah hobi untuk melepas penat dan mendapatkan lagi beberapa semangat. Ya, hobi. ...