Langsung ke konten utama

The 2nd Law : Perubahan dan Kedewasaan


*catatan : Saya merupakan fans dari band Muse dan Linkin Park dan bahkan pada kenyataanya Muse tak berbeda jauh dengan Linkin Park. Selain karena kedua band ini sama-sama ber-genre rock tapi terlepas dari itu, kedua band ini mampu untuk terus bertahan, berdapatasi, menunjukan dedikasi, integrasi dan yang paling penting, mereka juga "berani" untuk melakukan sebuah evolusi. 

Kedua band ini menunjukan bahwa mereka bermain musik tidak hanya untuk mencari makan atau mereka jadikan sebagai sebuah mata pencaharian sehingga akhirnya mereka harus menggadaikan idealisme yang mereka punya atau bermain musik ala kadarnya tanpa memperhatikan kualitas serta stagnan dengan apa yang telah mereka dapatkan. 

Muse dan Linkin Park adalah contoh nyata dan bukti yang alam semesta ini miliki bahwa perubahan dan kedewasaan merupakan sebuah pilihan dan tanpa kedua hal itu maka hidup yang kita jalani tak akan pernah mampu untuk menjadi lebih baik lagi, tanpa perubahan dan kedewasaan kita tak akan pernah mampu untuk berkembang. Dan bila kita tidak berkembang menjadi lebih baik, kita tidak mampu untuk meng-eksplorasi segala hal yang sebenarnya masih belum mampu untuk kita gali dan sebenarnya apa yang kita miliki sekarang baru-lah menyentuh sedikit saja di permukaan, masih pantas kah kita di sebut sebagai sekelompok orang yang hidup? 

Tapi memang, perubahan dan kedewasaan menimbulkan sebuah konsekuensi yang keras bahkan juga pedih, bahkan tak jarang suatu proses menuju kedewasaan dan perubahan itu tak selalu menemui jalan yang lurus, sial bagi kita, kita harus melewati jalan terjal sehingga belum selesai kita untuk berubah dan dewasa menjadi orang atau sesuatu yang lebih baik lagi, kita harus terjatuh, di caci, timbul konflik dan sejuta masalah lainnya. Tanpa mental serta semangat yang kuat, kita akan menyerah dan memilih mundur atau bahkan justru tertahan tak berdaya. 

Hakikatnya, hidup ini adalah sebuah pilihan, karena semua yang ada di dunia telah Allah atur berpasang-pasanga dan kita diberikan sebuah keterbatasan sehingga sedikit saja diantara kita yang akan mampu untuk memiliki semuanya. Baik atau buruk, bahagia atau sedih. Maka ketika kita akan memilih menjadi orang yang lebih baik dan terus berkembang maka perubahan dan kedewasaan adalah pilihan yang harus kita pilih dan kuatkan-lah mental kita untuk menjalani pilihan itu, sekali ragu maka semua akan tak berbekas, tak berguna! 

Korelasi dengan apa yang telah Muse dan Linkin Park lakukan adalah mereka tetap yakin untuk berubah dan menjadi dewasa walau banyak yang mencibir, Muse dan Linkin Park yakin apabila mereka memberikan suatu kualitas maka mereka pun akan mendapatkan sebuah apresiasi. 
Setelah Linkin Park kembali menggebrak dengan "Living Things"-nya, kini giliran Muse yang datang dengan "The 2nd Law". Musik yang sangat berat, tanpa kita memahami arti perubahan dan kedewasaan kita tidak akan pernah mampu untuk bisa menyukai musik yang mereka tawarkan, percaya-lah! 


Jakarta - Jika Anda punya band dan sudah lebih dari sepuluh tahun berjalan, mendapatkan segalanya, ke mana lagi Anda akan melangkah? 
Jawabnya: evolusi. 
Dari trio kecil penggemar Nirvana asal Teignmouth hingga punya lebih dari selegiun fans di seluruh dunia, Matthew Bellamy (vokal, gitar, piano, penulis lagu), Chris Wolstenholme (bass, vokal), dan Dominic Howard (drum) akhirnya mendapatkan klaim sebagai salah satu band rock terbesar di dunia. Tapi, Muse yang sekarang bukanlah Muse yang dulu menyanyikan 'Muscle Museum' dan 'Plug in Baby'. Bellamy yang sekarang bukan lagi penyair punk-gothic yang terbiasa menulis lirik-lirik abstrak nan puitis. Bellamy yang sekarang adalah penyuka teori konspirasi dengan kesadaran kondisi dunia tingkat tinggi. Lirik-liriknya dipenuhi paranoia massa dan protes pada pemerintah dunia. 

Terdengar berat memang. Jika album 'The Resistance' kencang dengan tema seperti itu, maka 'The 2nd Law' adalah lanjutannya dalam kadar yang lebih ringan. Album keenam Muse ini dibuka dengan lagu 'Supremacy' yang megah, namun masih diwarnai riff gitar khas Muse. Temanya pun tak jauh-jauh tentang menghancurkan supremasi kemapanan dunia yang ada sekarang. Setelah diselingi 'Madness' yang bercerita tentang cinta dan penuh beat pop, tema itu kembali muncul pada trek ketiga 'Panic Station'. Sepintas, lagu tersebut akan mengingatkan Anda pada 'Another One Bites The Dust' milik Queen. Berlanjut dengan 'Survival' yang mungkin sudah tak asing lagi. Lagu berbumbu orkestra ini terpilih menjadi lagu untuk Olimpiade yang baru lalu. Lirik seperti "I'll keep up the pace And I will reveal my strength to the whole human race..." membuat 'Survival' tak hanya punya kesan berkelas, tapi juga unjuk ketangguhan dengan sedikit aroma perlawanan. Sementara, beberapa trek seperti 'Animals' dan 'Big Freeze' menyangkut-pautkan lirik dengan kerakusan ekonomi global, 'Animals' menggunakan sampling suara orang berdagang saham di akhir lagu, dan ketakutan akan zaman es kembali mendatangi dunia. Yang tak kalah absurd, Bellamy juga menceritakan bagaimana sebaiknya manusia meninggalkan bumi dan mencari kehidupan di luar tata surya pada 'Explorers', yang sepintas mirip sebuah lagu cinta. 

Dua lagu buatan Wolstenholme bercerita mengenai perjuangannya melawan kecanduan alkohol, 'Save Me' dan 'Liquid State'. Kemudian, dua lagu penutup dengan dua komposisi orkestra khas Bellamy, plus dubstep, masing-masing 'The 2nd Law: Unsustainable' dan 'The 2nd Law: Isolated System'. 

Secara keseluruhan, 'The 2nd Law' adalah album di mana Muse ber-evolusi dengan menyentuh sound yang belum pernah mereka jelajahi. Bellamy seperti membuat mesin waktu, kembali ke masa lalu, dan berjabat dengan sound khas Queen, Bee Gees, Michael Jackson, hingga U2. Lalu, kembali ke masa sekarang untuk mengeksplorasi sound dubstep dan dance. Evolusi musik itu sendiri menimbulkan pro dan kontra. Banyak yang masih menginginkan Muse kembali memainkan sound lama yang lebih keras. 'The 2nd Law' sendiri adalah album yang sulit untuk dibilang jelek. 
Namun, Anda yang tak akrab dengan Muse mungkin harus mendengarkannya dua (atau berulang) kali untuk bisa menyukainya. 
(roz/mmu)

Komentar

  1. dulu aku juga suka muse, berhubung bang haji nyalon saya langsung menyukai semua lagu dari bang haji rhoma... :V

    BalasHapus
  2. @bang harri : hhe nyalon kekmana bang rhoma?

    BalasHapus
  3. Album The 2nd law mnurut gue adalah yg terbaik dr album2 MUSE sbelumnya karna ampir smua lagunya gue sukaaa

    BalasHapus
  4. Saya juga sependapat @ika ratna :)

    BalasHapus
  5. Konten yang bagus... Saya juga suka muse... Karena makna lagunya yang mendalam.. Dan sekarang album terbaru mereka Simulation Theory yang dari kedengarannya saja sudah keren.. Teori simulasi seperti apa yg mereka maksud? Begitu pikirku. Pertama kali mendengarkan lagunya seperti agak berbeda, mungkin akan sempat mengira bahwa enakan lagu2 yg jaman dulu. Tapi setelah didengarkan dua atau tiga kali, ternyata bagus juga ya.. Ga kalah lah ya sama lagu2 yg dulu.. Thought Contagion, Algorithm, Propaganda (ada yg menyebut Pwopaganda..wkwk...karena kedengarannya spt itu), The Darkside, Break it to me, Something Human, The Void, Pressure, Blockades, Get up and fight, semuanya bagus dan keren...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadalana uliy ba’sin syadid

Selasa, 22 Juli 2014 22.00 WIB Saya akan menampilkan atau mem- posting tulisan dari Bapak Usep Romli , Pengasuh Pesantren Budaya "Raksa Sarakan" Garut. Tulisan ini merupakan tulisan di kolom Opini , harian Republika yang diterbitkan pada hari Selasa, 22 Juli 2014. Beliau menulis tentang (satu-satunya) cara untuk bisa mengalahkan zionis Israel. sehingga tulisannya pun diberi judul, Mengalahkan Zionis Israel . Berikut ini tulisannya saya tampilkan penuh tanpa ada sedikit pun saya kurangi atau tambahkan. "Mengalahkan Zionis Israel" Hari-hari ini, bangsa Palestina di Jalur Gaza sedang dibombardir pasukan Zionis-Israel. Nyaris tak ada perlawanan sama sekali, karena Palestina tak punya tentara. Hanya ada beberapa kelompok sipil bersenjata yang berusaha bertahan seadanya. Negara-negara Arab yang tergabung dalam Liga Arab tak berdaya. Begitu pula negara-negara berpenduduk mayoritas Islam yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI), tak da

Hercules dan Moral

The Legend of Hercules Minggu, 9 Februari 2014 10.10 WIB Cukup lama saya tidak menonton sebuah film di bisokop. Untuk sebagian orang, hal ini merupakan sebuah pemborosan karena kondisi yang ada di Indonesia memungkinkan kita untuk bisa menonton sebuah film dengan harga yang jauh lebih murah.  Di Indonesia kita masih bisa untuk mendapatkan sebuah DVD dengan harga yang sangat murah, sekitar 6 (enam) ribu rupiah ( bajakan tentunya tapi dengan kualitas gambar yang cukup baik ), bandingkan dengan harga yang harus dikeluarkan apabila kita menonton sebuah film di bioskop, sekitar 25 ribu – 50 ribu rupiah tergantung bioskop yang kita pilih. Saya pun menyadari hal itu tapi saya tentu juga memiliki alasan. Terlepas dari alasan idealis yang sebenarnya juga masih saya miliki, alasan utama yang ingin saya kemukakan disini adalah bahwa menonton sebuah film di bioskop bagi saya adalah sebuah penyegaran, sebuah hobi untuk melepas penat dan mendapatkan lagi beberapa semangat. Ya, hobi. Mung

Wahana Wyata Praja IPDN

Sejarah Singkat Wahana Wyata Praja Wahana Wyata Praja adalah organisasi internal Praja IPDN yang pada dasarnya mempunyai tugas dan fungsi sama dari tahun ke tahun, namun namanya berubah sesuai situasi dan kondisi pada masa angkatan tersebut. Nama organisasi praja yang terbentuk sejak awal berdirinya STPDN hingga IPDN adalah sebagai berikut: Manggala Corps Praja Angkatan I STPDN sampai dengan angkatan IV STPDN Organisasi ini bernama MANGGALA CORPS PRAJA, yang pimpinannya adalah Manggala Pati dengan tanda jabatan talikur berwarna merah, nama Manggala Corps ini hanya sampai pada angkatan IV saja, karena pada angkatan V organisasi internal Praja ini berubah nama menjadi WAHANA BINA PRAJA. Wahana Bina Praja Angkatan IV STPDN sampai dengan angkatan XVI STPDN Wahana Bina Praja ini pimpinannya bernama Gubernur Praja dengan tanda jabatan talikur berwarna biru lis kuning nestel dua, dari Wahana Bina Praja inilah mulai di bentuk berbagai instansi dan UKP yang di ang