Langsung ke konten utama

A.C. Milan : Championi d'Italia 2010-2011



07-05-2011
22.01 (waktu setempat)
MILAN - MILAN WON THE 18TH SCUDETTO IN THE CLUB'S HISTORY. The Rossoneri, who have spent 25 weeks at the top of the standings, secured the title with two rounds left in the championship.


Terbangun oleh suara musik yang terdengar cukup keras dan menganggu telinga, musik yang kemudian saya ketahui adalah lagu dari Kerispatih berjudul Akhir Penantian yang diputar oleh teman saya, Ridho Winar Lagan, teman satu wisma saya yang baru selesai melakukan dinas jaga serambi (piket dinas, berjaga di luar wisma di depan serambi, yang dilakukan oleh setiap anggota wisma mulai pukul 22.00-04.00 dan bergantian setiap dua jam sekali) pada pukul 02.00-04.00. Kenapa dia memutar keras lagu pada pagi hari?atau lebih tepatnya di waktu yang terlalu pagi? sebenarnya itu merupakan sesuatu yang tidak disengaja karena dia lupa tidak men-setting volume pengeras suaranya terlebih dahulu dan ternyata setting-an pengeras suara itu berada di volume yang cukup tinggi.

Seketika saya bangun dan melihat jam di layar hape Nokia 2323 yang biasa saya letakan di sebelah tempat tidur saya,
"setengah lima?!!", seakan tak percaya saya arahkan cahaya lampu hape itu ke arah jam tangan guess yang terpasang di lengan kiri dan yupz, it was 4.30 o'clock in the fuckin' morning.
Damn, I missed Milan's game, I missed that important match. Pertandingan yang mungkin menjadi penentu apakah Milan akan mengunci juara Liga Italia lebih cepat atau justru harus menuggu hingga akhir musim. Saya menjadi sangat kesal, karena yang saya tau malam sebelumnya saya telah memasang alarm tepat pukul 01.45, tapi entah kenapa saya tidak terbangun, tidak seperti biasanya. Mungkin ini adalah pertandingan pertama Milan, yang sangat menentukan, yang setaraf dengan pertandingan final, yang disiarkan secara LIVE oleh televisi lokal yang saya lewatkan. Damn!!

Tapi, sudahlah, semua telah terjadi, mau apa lagi?? Dengan hati yang sejujurnya masih dongkol, saya pun membuka laptop, memasang modem dan mulai browsing mencari berita tentang hasil pertandingan As Roma Vs. Ac Milan, berharap lebih dan berharap Milan setidaknya bisa mendapat hasil imbang untuk bisa mengunci rapat Scudetto. Situs yang pertama kali saya buka adalah Situs resmi Ac Milan, alasannya sederhana, agar berita yang saya dengar benar-benar relevan dan bisa dipercaya sepenuhnya.
Koneksi intenet pada pagi hari memang cukup cepat sehingga tidak memerlukan waktu lama bagi saya untuk akhirnya bisa membuka situs Ac Milan tersebut and yes! latar depan situs Ac milan dengan gagah menampilkan lambang perisai bendera Italia sebagai tanda Milan telah mendapatkan Scudetto, dengan angka 18 di tengahnya, menandakan bahwa telah 18 kali Milan meraih Scudetto serta dikelilingi oleh tulisan Juara Italia dalam berbagai bahasa.



What a relieve, it is a very good news to all Milanisti all over the world! Menanti panjang selama tujuh tahun dan akhirnya gelar itu kembali juga, kembali ke tempat seharusnya dia berada. Hasil imbang memang sudah cukup bagi Milan dan ternyata hasil itu lah yang mereka dapat, skor kacamata, 0-0 hingga akhir peluit panjang ditiupkan.

Rasa kesal itu hilang walau masih terbesit sedkit rasa penyesalan, saya pun membuka situs Youtube, untuk mencari dan melihat video perayaan Milan. Dan tak perlu memakan waktu lama, video itu pun saya dapatkan. Perayaan yang terlihat begitu emosional, Stadion Olimpico Roma yang sedianya merupakan kandang dari As Roma mendadak menjadi selayaknya San Siro, merah-hitam khas Ac milan menghiasi sebagian besar isi stadion.


Milan memang terlampau pantas untuk mendapatkan gelar pada musim ini, seperti yang telah saya sebutkan di tulisan saya sebelumnya, A.C. MILAN 2011-2012, Milan musim ini memang menunjukan bahwa revolusi di tubuh Milan telah berjalan dengan baik. Dalam masa transisi itu, Milan telah menemukan dasar permainan mereka, permainan menyerang dari kaki ke kaki dan akhirnya Perisai itu kembali ke dada Milan, kembali menghiasi baju Milan.

Milan Champione!!!










Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadalana uliy ba’sin syadid

Selasa, 22 Juli 2014 22.00 WIB Saya akan menampilkan atau mem- posting tulisan dari Bapak Usep Romli , Pengasuh Pesantren Budaya "Raksa Sarakan" Garut. Tulisan ini merupakan tulisan di kolom Opini , harian Republika yang diterbitkan pada hari Selasa, 22 Juli 2014. Beliau menulis tentang (satu-satunya) cara untuk bisa mengalahkan zionis Israel. sehingga tulisannya pun diberi judul, Mengalahkan Zionis Israel . Berikut ini tulisannya saya tampilkan penuh tanpa ada sedikit pun saya kurangi atau tambahkan. "Mengalahkan Zionis Israel" Hari-hari ini, bangsa Palestina di Jalur Gaza sedang dibombardir pasukan Zionis-Israel. Nyaris tak ada perlawanan sama sekali, karena Palestina tak punya tentara. Hanya ada beberapa kelompok sipil bersenjata yang berusaha bertahan seadanya. Negara-negara Arab yang tergabung dalam Liga Arab tak berdaya. Begitu pula negara-negara berpenduduk mayoritas Islam yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI), tak da...

D-IV atau S1 ?

Suatu malam pada hari Sabtu , tanggal 14, bulan Januari , tahun 2012, berlatar tempatkan teras masjid Al-Ilmi IPDN Kampus Kalimantan Barat, terjadi satu percakapan ringan sangat sederhana tapi kemudian mampu untuk membuat otak ini menjadi rumit karena terus memikirkan substansi dari apa yang diperbincangkan itu, terlalu rumit sehingga saya pikir perlu untuk dituangkan dalam sebuah narasi penuh kata, tidak berpetuah dan tidak juga indah. Tapi cukup-lah untuk sekedar berbagi ide dan informasi yang pastinya tidak sesat. Dan ini-lah percakapan singkat itu : HP ( inisial teman saya ) : “Dim, kamu lebih milih mana, S.IP atau S.STP ?” Saya : “mmm….pengennya sih S.IP” HP : “Kenapa, Dim? Kata orang kan kalo S.STP tuh lebih baik buat karir dan kata orang juga S.IP tuh lebih condong buat jadi dosen.” Saya : “Wah gak tau sih kalo masalah yang kayak gitunya, tapi saya ingin S.IP karena yang saya tau S.IP itu lebih mudah untuk nantinya kita mau nerusin ke S2, nah kalo S.STP itu gak semua unive...

Hercules dan Moral

The Legend of Hercules Minggu, 9 Februari 2014 10.10 WIB Cukup lama saya tidak menonton sebuah film di bisokop. Untuk sebagian orang, hal ini merupakan sebuah pemborosan karena kondisi yang ada di Indonesia memungkinkan kita untuk bisa menonton sebuah film dengan harga yang jauh lebih murah.  Di Indonesia kita masih bisa untuk mendapatkan sebuah DVD dengan harga yang sangat murah, sekitar 6 (enam) ribu rupiah ( bajakan tentunya tapi dengan kualitas gambar yang cukup baik ), bandingkan dengan harga yang harus dikeluarkan apabila kita menonton sebuah film di bioskop, sekitar 25 ribu – 50 ribu rupiah tergantung bioskop yang kita pilih. Saya pun menyadari hal itu tapi saya tentu juga memiliki alasan. Terlepas dari alasan idealis yang sebenarnya juga masih saya miliki, alasan utama yang ingin saya kemukakan disini adalah bahwa menonton sebuah film di bioskop bagi saya adalah sebuah penyegaran, sebuah hobi untuk melepas penat dan mendapatkan lagi beberapa semangat. Ya, hobi. ...