Langsung ke konten utama

Kader itu emas dan harus tetap menjadi emas!

JAMES ROBERT PUALILLIN
Purna Praja STPDN Angkatan 01.
Kepala Bidang Kemahasiswaan di Pasca Sarjana IPDN Kampus Cilandak.

Beliau berkata suatu kalimat indah, di akhir penyampaian materi pada kuliah umum di IPDN Kampus Regional Kalimantan Barat pada hari Senin, tanggal 23, bulan Mei, tahun 2011. Kata-kata yang terangkai sederhana tapi penuh makna, sangat dalam sehingga mampu membuatnya terenyuh, matanya berkaca-kaca, memerah menahan air mata. Membuat kita yang mendengarnya ikut merasa takjub menelan ludah selayaknya orang yang terhipnotis tak mampu untuk sekedar menggerakan lidah.

Kalimat yang terlontar tulus dari seorang Kakak yang sama-sama telah pernah merasakan kerasnya dunia pendidikan tinggi kepamongprajaan dan telah merasakan dunia nyata kehidupan birokrasi. Kalimat penyemangat, kalimat penuh motivasi.

"Kalian ini Kader aparatur pemerintahan. Sebagai Kader kalian jangan lah seperti kayu. Kayu yang apabila terkena hujan, terkena panas maka akan lapuk. Sebagai Kader kalian juga jangan seperti besi. Besi apabila terkena hujan, terkena panas maka akan berkarat. Tapi sebagai Kader kalian harus seperti emas. Emas apabila terkena panas ataupun hujan dan bahkan dilemparkan serta ditempatkan di tempat paling hina sekalipun, akan tetap berharga dan bernilai tinggi serta orang-orang akan tetap mencarinya, membutuhkannya. Jadi, jangan pernah kalian merasa terbuang!"



Komentar

  1. Saya Listiyono muda praja kelas D8 angkatan 22 pak, tadi kali pertamanya bapak masuk kelas di semester II ini, bapak juga bercerita hal yang sama di kelas
    saya sangat setuju dengan paparan bapak tersebut. saya harap para praja dapat memahami, menyadari, serta melaksanakan apa yang menjdi kewajiban seorang kader birokrat.
    Terima kasih pak.

    BalasHapus
  2. @cak listiyono kusumo atmodjo : maaf, saya bukan pak james robert, tapi saya hanya mengutip apa yang beliau tuliskan.

    BalasHapus
  3. Kata2 harus sama dengan kelakuam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jgn manis dibibir kelakuan diluar aneh2

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadalana uliy ba’sin syadid

Selasa, 22 Juli 2014 22.00 WIB Saya akan menampilkan atau mem- posting tulisan dari Bapak Usep Romli , Pengasuh Pesantren Budaya "Raksa Sarakan" Garut. Tulisan ini merupakan tulisan di kolom Opini , harian Republika yang diterbitkan pada hari Selasa, 22 Juli 2014. Beliau menulis tentang (satu-satunya) cara untuk bisa mengalahkan zionis Israel. sehingga tulisannya pun diberi judul, Mengalahkan Zionis Israel . Berikut ini tulisannya saya tampilkan penuh tanpa ada sedikit pun saya kurangi atau tambahkan. "Mengalahkan Zionis Israel" Hari-hari ini, bangsa Palestina di Jalur Gaza sedang dibombardir pasukan Zionis-Israel. Nyaris tak ada perlawanan sama sekali, karena Palestina tak punya tentara. Hanya ada beberapa kelompok sipil bersenjata yang berusaha bertahan seadanya. Negara-negara Arab yang tergabung dalam Liga Arab tak berdaya. Begitu pula negara-negara berpenduduk mayoritas Islam yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI), tak da...

D-IV atau S1 ?

Suatu malam pada hari Sabtu , tanggal 14, bulan Januari , tahun 2012, berlatar tempatkan teras masjid Al-Ilmi IPDN Kampus Kalimantan Barat, terjadi satu percakapan ringan sangat sederhana tapi kemudian mampu untuk membuat otak ini menjadi rumit karena terus memikirkan substansi dari apa yang diperbincangkan itu, terlalu rumit sehingga saya pikir perlu untuk dituangkan dalam sebuah narasi penuh kata, tidak berpetuah dan tidak juga indah. Tapi cukup-lah untuk sekedar berbagi ide dan informasi yang pastinya tidak sesat. Dan ini-lah percakapan singkat itu : HP ( inisial teman saya ) : “Dim, kamu lebih milih mana, S.IP atau S.STP ?” Saya : “mmm….pengennya sih S.IP” HP : “Kenapa, Dim? Kata orang kan kalo S.STP tuh lebih baik buat karir dan kata orang juga S.IP tuh lebih condong buat jadi dosen.” Saya : “Wah gak tau sih kalo masalah yang kayak gitunya, tapi saya ingin S.IP karena yang saya tau S.IP itu lebih mudah untuk nantinya kita mau nerusin ke S2, nah kalo S.STP itu gak semua unive...

Hercules dan Moral

The Legend of Hercules Minggu, 9 Februari 2014 10.10 WIB Cukup lama saya tidak menonton sebuah film di bisokop. Untuk sebagian orang, hal ini merupakan sebuah pemborosan karena kondisi yang ada di Indonesia memungkinkan kita untuk bisa menonton sebuah film dengan harga yang jauh lebih murah.  Di Indonesia kita masih bisa untuk mendapatkan sebuah DVD dengan harga yang sangat murah, sekitar 6 (enam) ribu rupiah ( bajakan tentunya tapi dengan kualitas gambar yang cukup baik ), bandingkan dengan harga yang harus dikeluarkan apabila kita menonton sebuah film di bioskop, sekitar 25 ribu – 50 ribu rupiah tergantung bioskop yang kita pilih. Saya pun menyadari hal itu tapi saya tentu juga memiliki alasan. Terlepas dari alasan idealis yang sebenarnya juga masih saya miliki, alasan utama yang ingin saya kemukakan disini adalah bahwa menonton sebuah film di bioskop bagi saya adalah sebuah penyegaran, sebuah hobi untuk melepas penat dan mendapatkan lagi beberapa semangat. Ya, hobi. ...