Langsung ke konten utama

A.C. MILAN 2011-2012



Musim kompetisi 2010-2011 belum lah usai, masih ada beberapa partai untuk dilewati hingga akhirnya bisa kita temukan siapa penguasa di setiap liga di setiap negaranya. Yes, I'm talkin' 'bout football, the most favourite sport in this world. Sepak bola telah menjelma lebih dari sekedar olahraga dan hiburan, It is Our Life, our life in the small version.

Sejauh yang saya liat dan tahu, sampai dengan hari ini, belum ada satu tim pun dari kompetisi liga yang sudah bisa memastikan gelar juaranya (setidaknya untuk liga-liga besar nan populer yang ada di negara eropa). Itu juga yang terjadi pada liga Italia Serie-A, A.c. Milan, tim favorit saya, yang kini sudah unggul 8 poin dengan Inter Milan di posisi kedua, masih belum bisa berpesta merayakan gelar juara Scudetto. Karena secara matematis mereka masih bisa dikejar oleh Inter, karena liga masih menyisakan empat pertandingan lagi. Akan tetapi karena Serie -A menganut aturan head-to-head dalam menentukan gelar juara atau posisi akhir dalam klasemen nantinya bila ada dua tim atau lebih yang sama nilainya, maka dalam partai minggu nanti melawan A.s. Roma, Milan hanya membutuhkan satu poin saja atau hasil imbang untuk mengunci rapat Scudetto dan berkata bangga bahwa "KAMI LAH SANG JUARA!!".

Milan musim ini memang cukup bermain baik, walau lagi-lagi harus tersingkir cepat dari kompetisi eropa, Liga Champion. Tapi, setidaknya untuk masa transisi dengan banyaknya pemain baru dan pelatih baru. Milan sudah menunjukan sebuah karakter yang baru dan menemukan jati dirinya untuk bermain sepak bola dengan indah, menyerang dan menang secara kompetitif. Milan mempunyai daya gedor yang sangat tajam dan juga pertahanan yang sangat baik. Jadi, sangat pantas bila Milan musim ini bisa memenangkan sebuah gelar juara.

Tapi, dibalik itu semua, secara cukup mengejutkan Milan telah merilis baju baru mereka untuk musim kompetisi 2011-2012, pada hari Senin, tanggal 2, bulan Mei, tahun 2011. Mereka seolah ingin memanfaatkan euforia yang ada. Baju Milan yang baru tersebut, sangat kental bernuansa klasik, seolah ingin mengulang masa kejayaan mereka di masa lalu. Milan yang kini dibawah asuhan Max Allegri, memang memainkan sepak bola gaya Milan di era keemasaannya dulu. Dan dengan desain baju yang klasik seperti itu, Milan seakan-akan mempertegas itu semua. Lambat laun, revolusi itu memang mulai berjalan, Milan mulai mengais kepingan-kepingan kekuatan mereka yang dulu pernah ada tapi untuk beberapa waktu sempat hancur berserakan. Strip vertikal warna hitam yang menjadi ciri khas Milan, untuk musim kompetisi tahun depan menjadi lebih kecil dan lebih banyak, persis di masa era kejayaannya di masa lalu.




Akhirnya, sebagai seorang Milanisti, sebagai seorang yang berdarah merah dan berhati Milan, semoga tahun ini, akhir kompetisi 2010-2011 ini bisa berakhir indah untuk Milan. Berakhir indah dengan mendapatkan Scudetto dan mungkin bisa disandingkan dengan Piala Coppa Italia. Sehingga Milan bisa memperindah lagi baju mereka untuk musim depan dengan perisai bendera Italia di dada baju setiap pemainnya.
Semoga Milan tetap melanjutkan revolusinya, secara bertahap mengurangi ketergantungan terhadap pemain tua dan mempercayakan dan menginvestasikan lebih kepada para pemain muda berkualitas serta aktif dalam bursa transfer musim depan sehingga tim ini lebih kompetitif dan bisa berjaya kembali seperti seharusnya.
Semoga Milan tidak hanya hidup di bayang-bayang indah masa lalu dan terbuai terlupa bernostalgia. Tapi, justru menerapkan kejayaan di masa lalu itu sebagai suatu semangat untuk menjadi yang lebih baik dan lebih besar lagi.
Semoga...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadalana uliy ba’sin syadid

Selasa, 22 Juli 2014 22.00 WIB Saya akan menampilkan atau mem- posting tulisan dari Bapak Usep Romli , Pengasuh Pesantren Budaya "Raksa Sarakan" Garut. Tulisan ini merupakan tulisan di kolom Opini , harian Republika yang diterbitkan pada hari Selasa, 22 Juli 2014. Beliau menulis tentang (satu-satunya) cara untuk bisa mengalahkan zionis Israel. sehingga tulisannya pun diberi judul, Mengalahkan Zionis Israel . Berikut ini tulisannya saya tampilkan penuh tanpa ada sedikit pun saya kurangi atau tambahkan. "Mengalahkan Zionis Israel" Hari-hari ini, bangsa Palestina di Jalur Gaza sedang dibombardir pasukan Zionis-Israel. Nyaris tak ada perlawanan sama sekali, karena Palestina tak punya tentara. Hanya ada beberapa kelompok sipil bersenjata yang berusaha bertahan seadanya. Negara-negara Arab yang tergabung dalam Liga Arab tak berdaya. Begitu pula negara-negara berpenduduk mayoritas Islam yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI), tak da...

D-IV atau S1 ?

Suatu malam pada hari Sabtu , tanggal 14, bulan Januari , tahun 2012, berlatar tempatkan teras masjid Al-Ilmi IPDN Kampus Kalimantan Barat, terjadi satu percakapan ringan sangat sederhana tapi kemudian mampu untuk membuat otak ini menjadi rumit karena terus memikirkan substansi dari apa yang diperbincangkan itu, terlalu rumit sehingga saya pikir perlu untuk dituangkan dalam sebuah narasi penuh kata, tidak berpetuah dan tidak juga indah. Tapi cukup-lah untuk sekedar berbagi ide dan informasi yang pastinya tidak sesat. Dan ini-lah percakapan singkat itu : HP ( inisial teman saya ) : “Dim, kamu lebih milih mana, S.IP atau S.STP ?” Saya : “mmm….pengennya sih S.IP” HP : “Kenapa, Dim? Kata orang kan kalo S.STP tuh lebih baik buat karir dan kata orang juga S.IP tuh lebih condong buat jadi dosen.” Saya : “Wah gak tau sih kalo masalah yang kayak gitunya, tapi saya ingin S.IP karena yang saya tau S.IP itu lebih mudah untuk nantinya kita mau nerusin ke S2, nah kalo S.STP itu gak semua unive...

Hercules dan Moral

The Legend of Hercules Minggu, 9 Februari 2014 10.10 WIB Cukup lama saya tidak menonton sebuah film di bisokop. Untuk sebagian orang, hal ini merupakan sebuah pemborosan karena kondisi yang ada di Indonesia memungkinkan kita untuk bisa menonton sebuah film dengan harga yang jauh lebih murah.  Di Indonesia kita masih bisa untuk mendapatkan sebuah DVD dengan harga yang sangat murah, sekitar 6 (enam) ribu rupiah ( bajakan tentunya tapi dengan kualitas gambar yang cukup baik ), bandingkan dengan harga yang harus dikeluarkan apabila kita menonton sebuah film di bioskop, sekitar 25 ribu – 50 ribu rupiah tergantung bioskop yang kita pilih. Saya pun menyadari hal itu tapi saya tentu juga memiliki alasan. Terlepas dari alasan idealis yang sebenarnya juga masih saya miliki, alasan utama yang ingin saya kemukakan disini adalah bahwa menonton sebuah film di bioskop bagi saya adalah sebuah penyegaran, sebuah hobi untuk melepas penat dan mendapatkan lagi beberapa semangat. Ya, hobi. ...