Langsung ke konten utama

Tanda Tanya




Aku ini, dengan segala otak dan nurani yang ku milki,
masih terlalu normal untuk menyadari bahwa diri ini tidak berbakat untuk bernyanyi.
tapi, tak ada hak satu orang pun untuk melarang ku mengikuti seleksi.
untuk sekedar mencoba dan menguji nyali.
mencoba keberuntungan dengan tidak berharap lebih.
dan memang, aku tak bisa berlari dari realiti.
diri ini tak terpilih dan hanya bisa meratapi takdir dengan lirih.

Dan hati pun tak bisa untuk mengingkari,
ada secercak rasa iri hinggap dalam hati.
Iri karena mereka yang terpilih akan bernyanyi dan tampil dalam suatu acara yang dihadiri oleh orang nomor satu di negeri ini.
Kesempatan langka dan kecil kemungkinan untuk bisa datang dua kali.

Suatu pengalaman hidup yang benar-benar akan berbekas, tak akan pernah lepas.
Terus akan terkenang hingga nyawa kita meregang.

Huft...sudahlah, hidup sudah memilih diri ini untuk tidak terpilih.
Toh, itu adalah realita nyata tanpa ada hal yang mengada-ngada.

Dan ketika hati sedang mencoba menghibur diri dengan terus meyakinkan diri bahwa ini bukan lah potensi yang aku miliki.
Sesaat kemudian, muncul sebuah tanya, pertanyaan yang menyebabkan suatu ketakutan besar.
mengganggu sistem kerja nalar.
suatu pertanyaan yang tak pernah aku harapkan untuk ku dengar

"Kalau ini pun bukan potensi ku, lalu sebenarnya potensi apa yang aku miliki ?!"
DAMN!!


Komentar

  1. sadarkah kau sedang memperlihatkan potensimu kepada semua orang...

    BalasHapus
  2. nhun pisan loer. That simple words mean a lo for me!:)
    miss you , loer!!
    i miss all the crazy things and all the stupid jokes that we have made!
    hehehe....

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadalana uliy ba’sin syadid

Selasa, 22 Juli 2014 22.00 WIB Saya akan menampilkan atau mem- posting tulisan dari Bapak Usep Romli , Pengasuh Pesantren Budaya "Raksa Sarakan" Garut. Tulisan ini merupakan tulisan di kolom Opini , harian Republika yang diterbitkan pada hari Selasa, 22 Juli 2014. Beliau menulis tentang (satu-satunya) cara untuk bisa mengalahkan zionis Israel. sehingga tulisannya pun diberi judul, Mengalahkan Zionis Israel . Berikut ini tulisannya saya tampilkan penuh tanpa ada sedikit pun saya kurangi atau tambahkan. "Mengalahkan Zionis Israel" Hari-hari ini, bangsa Palestina di Jalur Gaza sedang dibombardir pasukan Zionis-Israel. Nyaris tak ada perlawanan sama sekali, karena Palestina tak punya tentara. Hanya ada beberapa kelompok sipil bersenjata yang berusaha bertahan seadanya. Negara-negara Arab yang tergabung dalam Liga Arab tak berdaya. Begitu pula negara-negara berpenduduk mayoritas Islam yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI), tak da...

D-IV atau S1 ?

Suatu malam pada hari Sabtu , tanggal 14, bulan Januari , tahun 2012, berlatar tempatkan teras masjid Al-Ilmi IPDN Kampus Kalimantan Barat, terjadi satu percakapan ringan sangat sederhana tapi kemudian mampu untuk membuat otak ini menjadi rumit karena terus memikirkan substansi dari apa yang diperbincangkan itu, terlalu rumit sehingga saya pikir perlu untuk dituangkan dalam sebuah narasi penuh kata, tidak berpetuah dan tidak juga indah. Tapi cukup-lah untuk sekedar berbagi ide dan informasi yang pastinya tidak sesat. Dan ini-lah percakapan singkat itu : HP ( inisial teman saya ) : “Dim, kamu lebih milih mana, S.IP atau S.STP ?” Saya : “mmm….pengennya sih S.IP” HP : “Kenapa, Dim? Kata orang kan kalo S.STP tuh lebih baik buat karir dan kata orang juga S.IP tuh lebih condong buat jadi dosen.” Saya : “Wah gak tau sih kalo masalah yang kayak gitunya, tapi saya ingin S.IP karena yang saya tau S.IP itu lebih mudah untuk nantinya kita mau nerusin ke S2, nah kalo S.STP itu gak semua unive...

Hercules dan Moral

The Legend of Hercules Minggu, 9 Februari 2014 10.10 WIB Cukup lama saya tidak menonton sebuah film di bisokop. Untuk sebagian orang, hal ini merupakan sebuah pemborosan karena kondisi yang ada di Indonesia memungkinkan kita untuk bisa menonton sebuah film dengan harga yang jauh lebih murah.  Di Indonesia kita masih bisa untuk mendapatkan sebuah DVD dengan harga yang sangat murah, sekitar 6 (enam) ribu rupiah ( bajakan tentunya tapi dengan kualitas gambar yang cukup baik ), bandingkan dengan harga yang harus dikeluarkan apabila kita menonton sebuah film di bioskop, sekitar 25 ribu – 50 ribu rupiah tergantung bioskop yang kita pilih. Saya pun menyadari hal itu tapi saya tentu juga memiliki alasan. Terlepas dari alasan idealis yang sebenarnya juga masih saya miliki, alasan utama yang ingin saya kemukakan disini adalah bahwa menonton sebuah film di bioskop bagi saya adalah sebuah penyegaran, sebuah hobi untuk melepas penat dan mendapatkan lagi beberapa semangat. Ya, hobi. ...